Darya Dugina, Anak dari ‘Sahabat’ Putin Terbunuh

waktu baca 2 menit
Darya Dugina-BBC

MOSKOW-KEMPALAN: Anak perempuan dari salah satu politikus penting Rusia—sekaligus menjadi sahabat terdekat Putin yang bernama Darya Dugina telah terbunuh dalam ledakan mobil di dekat Moskow.

Darya Dugina (29) meninggal dari adanya ledakan bom di mobilnya dengan tipe Toyota Land Cruiser ketika ia sedang berkendara.

Darya Dugina merupakan anak dari salah satu tokoh penting ‘Ultranasionalis’ Rusia yaitu Alexandir Dugin—yang dipercaya merupakan sahabat terdekat Putin—dan dikatakan memiliki pengaruh besar terhadap tindakan Rusia di Ukraina.

Alexander Dugin merupakan seorang ideolog—dengan pemikiran kerasnya yang selalu menyerukan penyatuan Rusia-Ukraina dibawah Empirium Rusia.

Ia dikatakan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap gerak-gerik Putin di dunia internasional—serta cara berpikir Putin dalam memandang dunia internasional.

Melansir dari media Rusia yaitu Tass, jurnalis bernama Andrei Krasnov yang merupakan teman dekat dari Darya mengatakan bahwa kendaraannya sudah ditarget.

Kemudian melansir dari media Rossiiskaya Gazeta, disebutkan bahwa Darya dan ayahnya yaitu Alex sempat bertukaran mobil—sebelum akhirnya mobil yang ditumpangi oleh Darya meledak karena ledakan bom.

Analis bernama Sergei Markov—yang merupakan mantan penasihat Putin mengatakan di media RIA-Novosti bahwa sebenarnya adalah Alex Durgin yang menjadi target pembunuhan.

“Sebuah alat ledak diletakkan di bawah mobil di sisi pengemudi” ucap Tim Investigasi.

“Darya Dugina, yang berkendara sendiri—meninggal di tempat kejadian. Dari investigasi, dipercaya bahwa ledakan tersebut merupakan pembunuhan terencana” ucap tambah Tim Investigasi.

Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) kemudian menuduh bahwa pasukan rahasia dari Ukraina yang menjadi dalang dari pembunuhan terencana tersebut.

FSB mengatakan bahwa pasukan rahasia Ukraina tersebut sengaja tinggal di apartemen di lingkup yang sama dengan Dugina—dan bahkan sudah mengamati dari jauh.

FSB bahkan menuturkan bahwa pelaku menempatkan bom kendali di mobil—dan kemudian kabur dari Rusia ke Estonia.

Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa investigasi menunjukkan adanya kaitan dengan Ukraina—maka mereka akan langsung menetapkan bahwa Ukraina melakukan kebijakan “Terorisme”.

 

(Muhamad Nurilham)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *