Negara Barat Ingin Stop Impor Minyak Rusia, Peringatkan “Bencana Besar” jika Dilakukan
MOSKOW-KEMPALAN: Petinggi Rusia mengumumkan bahwa jika negara-negara Barat berupaya untuk menyetop impor minyak Rusia, maka akan terjadi bencara besar.
Harga minyak bisa mencapai 300 USD/per Barel, berdasarkan klaim dari pihak Rusia.
Dalam pernyataannya di TV pada Senin (6/3), Deputi Perdana Menteri Rusia yaitu Alexander Novak mengatakan bahwa sudah sangat jelas bahwa larangan impor minyak Rusia akan memiliki konsekuensi yang sangat besar bagi pasar global.
“Sudah sangat jelas bahwa jika minyak Rusia ditolak, maka akan menuju ke bencana besar pada pasar global” ucap Novak.
“Kenaikan harga minyak menjadi sangat sulit untuk diprediksi—bisa mencapai 300 USD/Barel” ucap tambahnya.
Pernyataan tersebut muncul dari pihak Rusia setelah semakin besarnya tekanan Rusia terhadap tindakannya di Rusia.
Pada saat ini juga telah dilakukan diskusi oleh negara-negara Barat untuk menentukan larangan impor minyak Rusia.
Pihak AS mengatakan bahwa Presiden AS yaitu Biden pada saat ini mendapatkan banyak panggilan dari pembuat kebijakan AS untuk segera memutus pasokan minyak dari Rusia.
Namun hingga saat ini, Biden belum memutuskan keputusan tersebut.
Jerman juga sebelumnya sudah mengumumkan pembekuan sertifikasi Nord Stream 2 yang merupakan pipa penyalur minyak dari Rusia ke Eropa.
Kanselir Jerman yaitu Olaf mengatakan bahwa pelarangan impor minyak Rusia akan sangat berbahaya karena sangat penting terhadap kehidupan sehari-hari warga Eropa.
Rusia merupakan penyalur 40% minyak dan gas ke Eropa.
Diperkirakan 7 Juta Barel diproduksi perharinya atau sekitar 7% suplai minyak global.
Deputi Perdana Menteri juga sudah mengatakan bahwa pihaknya sudah siap jika memang pelarangan tersebut terjadi.
“Politikus Eropa harus segera memperingatkan kepada warga Eropa terhadap kehidupan sehari-harinya dalam waktu kedepan jika ingin memutus suplai minyak Rusia” ucapnya.
“Jika kalian sudah melarang suplai dari kami, silakan. Kami sudah siap. Kami juga sudah mengetahui akan dialihkan ke mana volume minyak besar yang kami miliki” ucap tambahnya.
(Muhamad Nurilham, Aljazeera)