Gubernur Khofifah Resmikan Pelabuhan Penyeberangan Jangkar
SITUBONDO-KEMPALAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Pengoperasian Dermaga Movable Bridge (MB) II Pelabuhan Penyeberangan Jangkar, Situbondo, Minggu (19/12).
Keberadaan dermaga ini sangat strategis dalam mempecepat aksesibilitas dan konektivitas pulau-pulau yang ada di Madura dan Indonesia Timur. Juga untuk memperlancar mobilisasi dan distribusi kebutuhan bahan pokok sekaligus mendukung pembangunan daerah dan penurunan biaya logistik barang dan jasa.
“Secara prinsip, Pelabuhan Jangkar ini dapat memperlancar mobilisasi dan distribusi kebutuhan bahan pokok, kendaraan, maupun orang serta memperlancar akses pulau-pulau di Madura seperti Raas, Sapudi, Kalianget, dan Kangean,” kata Khofifah.
Peresmian ditandai dengan penekanan sirine, penandatanganan prasasti, dan pengguntingan untaian melati oleh Gubernur Khofifah didampingi Bupati Situbondo Karna Suswandi, dan Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono.
Sebagai informasi, Pelabuhan Penyeberangan Jangkar sendiri merupakan pelabuhan yang strategis dan memiliki berbagai potensi untuk dikembangkan sebagai pelabuhan regional bahkan nasional yang mampu menjangkau daerah- daerah kepulauan Madura, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, bahkan Nusa Tenggara Timur. Perairan di pelabuhan ini cukup dalam serta memiliki lokasi strategis dan aman terhadap gelombang.
Gubernur Khofifah mengatakan, dengan beroperasinya Dermaga MB II Pelabuhan Jangkar Situbondo ini mampu mendukung peningkatan kinerja dan pelayanan angkutan penyeberangan baik manusia maupun barang dan jasa, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim, utamanya di wilayah kepulauan Madura.
Khofifah berharap dengan beroperasinya pelabuhan ini akan mendukung produktivitas masyarakat, baik sektor perekonomian, aktivitas sosial, pendidikan hingga keamanan, ketertiban masyarakat (kambtibmas).
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu memaparkan, Pelabuhan Penyeberangan Jangkar Situbondo ini mulai dikembangkan sejak tahun 2017 dan mulai dilakukan minimal operasional pada tahun 2020 yang digunakan oleh tiga kapal, yakni Munggiyango Hulalo melayani Rute dari Pelabuhan Jangkar ke Pulau Kangean – Kalianget, Pulau Sapudi – Kalianget dan Pulau Raas – Kalianget. Pelabuhan ini di desain dengan kapasitas MB 80 Ton dan dapat melayani sandar kapal hingga kapasitas 5.000 Gross Ton (GT).
“Pengembangan kelancaran pelabuhan ini dilakukan untuk menunjang operasional penyeberangan ke Indonesia Timur melalui program pelayaran jaram jauh/Long Distance Ferry (LDF) dari Jangkar – Nusa Tenggara Timur PP yang direncanakan bekerja sama dengan PT. ASDP Indonesia Ferry,” jelasnya.
Gubernur Khofifah menerangkan, sejak dua tahun lalu koordinasi dengan Kementerian Perhubungan yang direspon langsung oleh Menteri Perhubungan terus dilakukan yang kemudian ditindaklanjuti oleh Dirjen Hubungan Laut, di mana salah satu pengajuan yang diusulkankan adalah Pelabuhan Jangkar, agar diberi izin untuk Long Distance Ferry (LDF).
Akan tetapi, pada saat itu Kemenhub juga telah mengeluarkan izin untuk Pelabuhan Tanjung Perak sehingga membutuhkan waktu. Pelabuhan ini juga memiliki banyak potensi dan keistimewaan.
Oleh karenanya…