Mimpi
KEMPALAN: Orang Jawa mengatakan mimpi adalah kembang tidur. Artinya, mimpi adalah penghias tidur seperti kembang menjadi penghias pohon. Kembang berarti sesuatu yang indah dan menyenangkan, meskipun mimpi tidak selalu indah seperti kembang, ada kala orang bermimpi buruk, dan ada kalanya mimpi seram.
Bermimpilah sebelum mimpi dilarang. Tertawalah sebelum humor dilarang. Dua hal itu semestinya bebas dilakukan oleh siapa saja. Tetapi, praktiknya sekarang orang tidak bebas lagi bermimpi, dan orang tidak boleh sembarangan tertawa.
Ada seseorang yang menceritakan humor lucu mengenai polisi jujur. Orang itu langsung dipanggil polisi dan diperiksa. Seseorang membuat video lucu menirukan gaya Salt Bae menaburkan garam. Polisi langsung memanggil dan menginterograsinya.
Dua hal itu lucu dan mengundang senyum segar. Tapi, polisi tidak menganggapnya lucu, dan malah menganggapnya sebagai tindakan pidana, entah di mana unsur pidananya. Dua hal itu terjadi di dua negara berbeda, satu terjadi di Indonesia, satunya di Vietnam.
Bermimpipun bisa menjadi masalah di Indonesia. Paling tidak, hal itu dialami pendakwah Haikal Hasan atau yang lebih dikenal sebagai Babe Haikal. Dia mengaku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw, lalu seseorang melaporkannya kepada polisi, dan Haikal pun harus menghadap ke kepolisian untuk diperiksa.
Itu kejadian di Indonesia. Di Vietnam belum pernah muncul kejadian seperti itu. Setidaknya belum ada berita yang beredar mengenai hal itu. Di negara-negara lain pun, rasanya, tidak pernah ada kejadian seperti itu. Mungkin baru ada di Indonesia, orang dipanggil polisi gegara mimpi.
Polisi selalu mengacu kepada KUHP untuk menentukan seseorang melakukan pelanggaran pidana atau tidak. Mungkin, kali ini, selain mengacu kepada aturan hukum pidana, polisi juga perlu merujuk pada kitab-kitab primbon mengenai mimpi.
Salah satu yang paling populer dan banyak beredar di kalangan masyarakat adalah ‘’Tafsir 1001 Mimpi’’. Lihatlah di toko buku atau lihatlah di aplikasi jual beli online, Anda akan temukan puluhan buku tafsir mimpi.
Buku-buku primbon mimpi ini sangat populer di kalangan masyarakat. Orang Jawa suka ‘’ngeramesi’’ atau melakukan interpretasi terhadap mimpi. Mimpi apa saja akan selalu di-ramesi. Mimpi digigit ular mestinya menakutkan. Tapi, orang menanggapnya sebagai isyarat keberuntungan. Ada yang menganggapnya sebagai isyarat akan mendapat rezeki atau mendapat jodoh bagi yang jomblo.
Namanya juga mimpi, orang bebas saja menginterpretasikannya sesuai dengan suasana hatinya. Orang lain tidak bakal peduli apakah mimpi itu benar-benar terjadi atau tidak. Orang lain tidak bakal tahu seseorang berbohong dengan mimpinya atau tidak.
Menurut Primbon Jawa mimpi dibagi menjadi tiga macam, Titoyoni, Gondoyoni, dan Puspatajem. Menurut kepercayaan kejawen, klenik Jawa, Titoyoni adalah mimpi yang terjadi sebelum tengah malam. Mimpi semacam ini dianggap tidak punya makna atau tidak bisa diramesi, karena biasanya terjadi akibat reaksi memori otak kecil yang masih terbawa oleh kegiatan-kegiatan fisik sebelum tidur. Seseorang yang kelelahan–karena di waktu siang atau sore melakukan kegiatan jalan-jalan dan melihat banyak sesuatu hal di jalan–maka hal itu akan terbawa ke dalam mimpi.
Gondoyoni adalah mimpi yang terjadi lewat tengah malam sampai sebelum sepertiga malam yang terakhir kira-kira pukul 00.00 sampai 02.00. Mimpi jenis ini mempunyai ramesan yang bermacam-macam, bisa mengarah kepada Titoyoni atau juga bisa diramesi sebagai isyarat atau petunjuk yang nyata.
Ramesan Gondoyoni tergantung situasi orang yang bermimpi, apakah dia kekenyangan habis makan, atau habis bersenang-senang di malam hari seperti dugem, atau dia tidur dalam kondisi bersih dan tirakat. Kondisi itu akan memengaruhi tafsir mimpinya.
Pustapajem adalah mimpi yang…