Bantu UMKM di Pasuruan, Mahasiswa UK Petra Pamerkan Perabotan Baru

waktu baca 3 menit
Mahasiswa UK Petra mempraktikkan membuat kerajinan enceng gondok disaksikan oleh Rektor UK Petra Prof. Djwantoro Hardjito M.Eng. dan Ketua Dekranasda Kabupaten Pasuruan (Lulis Irsyad Yusuf-batik hijau)

Surabaya-KEMPALAN: Para mahasiswa program studi (prodi) Desain Interior UK Petra bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Pasuruan dan Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Jawa Timur menggelar pameran bertajuk “JATIM BISA! Go Local, Go Global”. Selama empat hari mulai 30 November – 3 Desember 2021 pukul 13.00 WIB akan dipamerkan di galeri Q3 kampus UK Petra, Surabaya.

Kegiatan pembelajaran bermetode service learning ini merupakan bagian dari mata kuliah Interior Product Design for Commercial Space (IPD CRS) prodi Desain Interior (DI) UK Petra. Ke-18 mahasiswa itu menggandeng tiga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai proyek percontohannya yaitu UMKM Enceng Gondok, UMKM Ecoprint, dan UMKM Kerang.

Peresmian oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Pasuruan sekaligus Ibu Bupati Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf.

Grace Mulyono, S.Sn., M.T., selaku kepala studio IPD CRS mengungkapkan alasannya menggelar pameran ini. “Saat pandemi banyak sekali UMKM yang kesulitan karena banyak pameran-pameran tutup begitu pula dengan mal atau retail yang sepi. Maka dari itu para mahasiswa ini mencoba mencari peluang untuk membangkitkan UMKM binaan Disperindag Kab. Pasuruan dan Dekranasda Kab. Pasuruan dengan membuat karya yang baru.”, urai Grace disela-sela persiapan pameran (29/11).

Terbagi menjadi enam kelompok yang berisikan tiga mahasiswa di dalamnya, mereka mempunyai tugas untuk mempelajari tiap UMKM yang ada. Para mahasiswa ini menghasilkan kurang lebih 15 karya perabotan dengan material hasil kolaborasi dengan para UMKM seperti lampu, rak, meja, kursi, dan devider.

Sejak awal semester kelompok ini secara intens berkomunikasi dengan tiga UMKM tersebut. Para mahasiswa mempelajari bagaimana sejarah dan profil UMKM termasuk tantangan yang di hadapi masa pandemi. “Tahap ini kami namakan empathize. Jadi mahasiswa akan mengenal dulu masalahnya apa baru kemudian bisa memunculkan solusi desainnya.”, rinci Grace.

Awalnya, para UMKM ini kebanyakan memproduksi craft seperti tas, sepatu dan lain-lain. Akan tetapi sejak masa pandemi, permintaan menurun drastis. Anehnya, permintaan aksesoris dan perabot rumah malah meningkat. Ternyata hal ini dikarenakan lebih banyak orang beraktifitas di dalam rumah saja sehingga orang lebih aware akan kondisi desain rumah.

Para mahasiswa prodi DI UK Petra semester 5 itu belajar dari awal mulai dari membuat kain ecoprint sendiri, belajar menganyam enceng gondok hingga bagaimana mengolah kerang dalam perabotannya.

Grace Mulyono, S.Sn., M.T., selaku kepala studio IPD CRS (baju hitam) menunjukkan hasil karya pada Ketua Dekranasda Kabubaten Pasuruan sekaligus Ibu Bupati Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf.

Sementara itu salah satu anggota kelompok bernama Tania Zipora Suhardjo yang berkolaborasi dengan UMKM Kerang, menceritakan hasil proses belajarnya. Tania dan kelompoknya membuat produk lampu dan kursi dengan teknik resin (daya rekat). “Cukup sulit sebab selama ini UMKM Kerang ini biasanya menggunakan resin untuk gantungan kunci saja atau produk yang kecil. Sedangkan produk yang kami usulkan lebih besar.”, kata Tania.

Meski demikian Tania dan kawan-kawan merasa sangat senang bisa mempraktekkan ilmunya dan membantu UMKM di Jawa Timur untuk lebih maju. Hasil lampu mereka di bandrol dengan harga sekitar Rp 600.000,00 sedangkan untuk kursi mencapai harga Rp 950.000,00.

Ketua Dekranasda Kabubaten Pasuruan sekaligus Ibu Bupati Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Saya sangat berterima kasih. Kesempatan UMKM kami untuk bisa mengembangkan potensi. Semoga tambah semakin baik kualitasnya. Saya harap aka nada pendampingan berkelanjutan.” (*)

Editor: Freddy Mutiara

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *