KSR PMI UNUJA Gelar Pelatihan BTCLS Secara Hybird

waktu baca 2 menit
Pemaparan materi secara daring.

PROBOLINGGO-KEMPALAN: Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) merupakan pelatihan tentang penanganan kasus trauma. Korps Suka Relawan (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI), Universitas Nurul jadid (UNUJA) bekerja sama dengan Badan Diklat Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesi (PW PPNI) Jawa Timur, menggelar BTCLS secara hybrid, pada 15 hingga 18 September.

Putri Inni Khozaima, salah satu pantia BTCLS, menjelaskan, adanya pelatihan ini untuk  meningkatkan skill para medis dan meningkatkan mutu kualitas kinerja di rumah sakit. “Para peserta wajib tes swab antigen atau genos dan vaksin untuk mengikuti kegiatan pelatihan ini,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Zainal Munir, Pembina KSR PMI UNUJA, menurutnya, terdapat dua manfaat diadakannya BTCLS, pertama,  memberikan teori dasar atau pemantapan penatalaksanaan kegawatdaruratan, kedua, sebagai persyaratan masuk di Rumah Sakit yang akan ditempatkan di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensive Care Unit (ICU) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

Munir, sapaan akrabnya, melanjutkan, kegiatan ini dilaksanakan 4 hari, di hari pertama dan kedua penyampaian materi secara daring sedangkan di hari ketiga dan keempat dilakukan tatap muka di Gedung B UNUJA. Sedangkan para narasumber dari rumah sakit tipe A di Jawa Timur seperti Rumah Sakit dr. Soetomo dan  Kusnadi yang sudah memilki sertifikat Training of Trainer (TOT) BTCLS.

Pemaparan materi secara luring.

“Kurang lebih terdapat 130 peserta yang mengikut BTCLS. Mulai dari alumni Fakultas Kesehatan (F.Kes) UNUJA, Mahasiswa Universitas Negri Jember, Universitas Muhamadiyah Malang, dan perawat Rumah Sakit Waluyo Jati Kraksaan, Elizabeth Situbondo, Abdurrahem Situbondo dan Dosen pengajar F.Kes UNUJA,” paparnya.

Kepala Program Studi Profesi Ners itu menambahkan, dengan banyaknya peserta yang ikut hingga 130 maka dibagi dalam 10 kelas. Para peserta nantinya saling roling kelas untuk mendapatkan materi yang berbeda.

“Semoga BTCLS ini bisa berjalan setiap tahun dan kita mempermudah para tenaga medis untuk bekerja,”harapnya.

Salah satu peserta, Nur Ubaidah perawat Waluyo Jati, mendedahkan, ia senang mengikuti BTCLS kerena pengalaman pertama mengikuti kegiatan tersebut. ”Sebagai tenaga medis harus selalu update ilmu kesehatan sehingga tidak ketinggalan ilmu-ilmu baru,” ungkapnya.

Indra Nur Hidayat salah satu peserta, menceritakan, sebelum mengikuti pelatihan ia belajar materi-materi tentang kegawatdaruratan guna mempersiapkan untuk BTCLS. “Semoga setiap tahun ada BTCLS, karena untuk meningkatkan keahlian-keahlian para tenaga medis di rumah sakit,” tutupnya. (*)

Editor: Reza Maulana Hikam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *