PTPN XI Salurkan 12 Ton Oksigen untuk Rumah Sakit di Jawa Timur
SURABAYA-KEMPALAN: PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI melalui Satgas Bencana Nasional BUMN Jawa Timur (Jatim) menyalurkan bantuan sebanyak 12 ton oksigen untuk rumah sakit di Jatim. Bantuan tersebut diterima langsug Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (9/8) sore.
“Saat ini keberadaan oksigen untuk kebutuhan rumah sakit masih dibutuhkan. Untuk itu PTPN XI bagian dari satgas bencana Nasional BUMN Jatim menyalurkan CSR bantuan oksigen,” kata Senior Executive Vice President Operation PTPN XI, Agus Setiono yang hadir dalam acara tersebut.
Menurutnya, hingga saat ini Satgas Bencana Nasional BUMN Jatim telah menyalurkan sejumlah 34 ton oksigen cair untuk rumah sakit di Jatim serta 8 unit portabel oksigen generator. “Untuk penanganan Covid-19, PTPN XI juga telah menyalurkan bantuan masker medis, handsanitizer serta vitamin ke masyarakat,” ujarnya.
Khusus untuk mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UMK), lanjut dia, PTPN XI mengeluarkan kebijakan stimulus pendanaan mitra binaan berupa penjadwalan angsuran, penurunan suku bunga, hingga penundaan kewajiban angsuran pinjaman pendanaan sampai bulan Desember 2021.
“Kami berharap stimulus ini dapat meringankan mitra binaan di saat pandemi dan pembatasan aktivitas masyarakat,” harapnya.
Atas bantuan oksigen yang diberikan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan terimakasih.
Menurut Khofifah, bantuan dari CSR BUMN tersebut akan menjadi supporting system. Sehingga, rumah sakit yang beruntung akan mendapatkan CSR. Yang lain harus tetap kontrak dan beli dari produsen.
Dia menyampaikan bahwa bantuan oksigen dari BUMN ini sudah sampai ke Banyuwangi, Situbondo, Jember, dan Lumajang. Pembagiannya tidak bisa rata, disesuaikan dengan tingkat urgensinya, kemendesakan waktunya.
Untuk daerah Pacitan, misalnya, karena relatih sulit untuk bisa dijangkau dengan CSR, maka disupport dengan oksigen konsentrator.
Oksigen konsentrator ini dari udara langsung bisa dikonversi menjadi oksigen.
“Hanya membutuhkan listrik. Jadi tidak refill. Itu di sebagian Pacitan, sebagian Ponorogo, sebagian Trenggalek, sebagian Bondowoso, sebagian Situbondo dan daerah-daerah yang kira-kira keterjangkauan terhadap akses distributor oksigen itu relatif jauh,” tandas Khofifah. (Dwi Arifin)
