Salam Tiga Jari, Tangkap Qodari

waktu baca 6 menit
Demonstran pendukung demokrasi di Thailand mengacungkan salam tiga jari

KEMPALAN: Pada pesta kemenangan presiden periode pertama 2014 Jokowi menggelar pesta musik besar di Jakarta yang digagas oleh personel grup musik Slank. Pesta musik itu dinamai ‘’Konser Dua Jari’’. Jokowi muncul di panggung sambil mengacungkan salam dua jari.

Salam dua jari menjadi trade mark kampanye Jokowi. Setelah kemenangan periode kedua salam itu menjadi salam kemenangan.

Sekarang muncul gagasan menjadikan Jokowi sebagai presiden tiga periode. Gagasan itu diluncurkan oleh pengusaha survei Mohamad Qodari pemilik perusahaan survei Indo Barometer. Sekretaris nasional sudah didirikan di Jakarta. Tujuan kampanye itu menjadikan Jokowi presiden tiga periode dengan Prabowo Subianto sebagai wakil presiden.

Reaksi keras bermunculan. Tagar #Tangkap Qodari menjadi trending topic sepanjang akhir pekan. Seruan ini dilakukan warganet karena Qodari dianggap melakukan perbuatan melawan konstitusi dengan meluncurkan gerakan Jokowi tiga periode.

Para pendukung tiga periode membela diri dengan mengatakan tidak ada yang salah dengan gagasan itu. Dalam sebuah sistem demokrasi gagasan itu dianggap sebagai bagian dari kebebasan berbicara dan berserikat yang dijamin oleh konstitusi.

Penentang gerakan tiga periode berpendapat bahwa gagasan tiga periode itu inkonstitusional yang melawan undang-undang, karena itu gerakan itu tidak bisa disebut sebagai bagian dari kebebasan berpendapat dan berserikat. Para penentang gerakan itu menuntut Qodari segera ditangkap.

Gerakan tiga periode ini tidak boleh dianggap remeh, karena gerakan ini dilakukan dengan organisasi yang baik dan dukungan logistik yang cukup. Ada kecurigaan bahwa gerakan ini adalah agenda terselubung oleh oligarki politik, gabungan kartel politisi culas dengan pengusaha rakus.

Gabungan kartel oligarkis ini sangat kuat dan dikhawatirkan bisa mendiktekan agenda politik mereka, termasuk melakukan amandemen terhadap konstitusi untuk mengubah pembatasan jabatan kepresidenan.

Pembatasan jabatan presiden dua periode termaktub dalam Pasal 7 UUD. Tujuannya adalah untuk mencegah munculnya diktator otoritarian seperti yang terjadi era orde baru dan orde lama. Ketidakadaan pembatasan jabatan kepresidenan melahirkan diktator yang akhirnya harus diturunkan dengan paksa.

Salam tiga jari dalam demonstrasi menentang kudeta di Myanmar

Pembatasan dua periode adalah anak kandung reformasi 1998. Mengubah pembatasan itu sama saja dengan membunuh anak kandung reformasi. Mengubah undang-undang itu adalah kudeta terselubung terhadap demokrasi.

Gerakan melawan kudeta terhadap masyarakat demokratis sedang berlangsung di Myanmar dan Thailand. Di Myanmar masyarakat demokratis menentang kudeta militer terhadap Aung San Suu Kyi pemimpin Partai Nasional Liga Demokrasi, NLD, yang memenangkan pemilu secara sah dan konstitusional.

Merespons kudeta yang dilancarkan militer, masyarakat sipil Myanmar yang terdiri dari berbagai elemen, seperti buruh, pegawai negeri, pekerja kantoran, tenaga medis, pelajar, dan mahasiswa, menggelar aksi unjuk rasa di berbagai kota. Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan Suu Kyi dan pejabat partai NLD, serta menuntut militer mundur dari pemerintahan.

Berdasarkan pantauan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sedikitnya 38 orang tewas akibat aksi unjuk rasa yang direspons represif oleh aparat, yang mencoba membubarkan massa dengan tembakan senjata api. Ribuan aktivis ditangkap, dan banyak di antaranya yang hilang.

Di Thailand, masyarakat demokrasi melakukan perlawanan terhadap oligarki politik yang tersembunyi di balik sistem monarki yang dianggap otoriter dan sewenenang-wenang. Berbagai upaya represif dilakukan untuk menghentikan gerakan itu, tetapi sampai sekarang gerakan tetap berlangsung dan bahkan berkembang makin besar.

Ada kesamaan dalam dua gerakan itu. Keduanya sama-sama digerakkan oleh civil society, masyarakat sipil, menghadapi oligarki yang terdirin dari kekuatan militer, politisi, dan pemilik modal. Dalam menjalankan aksinya para aktivis demokrasi di dua negara itu sama-sama memakai simbol perjuangan tiga jari. Mereka melawan dengan turun ke jalan, dan melakukan perlawanan melalui media sosial.

Di media sosial, tagar #WhatsHappeningInMyanmar digunakan oleh warganet untuk memperlihatkan situasi terkini Myanmar kepada seluruh dunia. Foto serta video yang beredar, menunjukkan ribuan orang berdemonstrasi, meneriakkan protes, dan aksi brutal aparat yang mencoba membubarkan mereka.

Dalam beberapa foto, terlihat pengunjuk rasa di Myanmar menggunakan gestur salam tiga jari, mengecup jari telunjuk, tengah, dan kelingking, lalu mengangkatnya ke udara. Salam tiga jari disebut menyimbolkan semangat perlawanan sipil, yang menuntut kebebasan serta menentang opresi dari aparat militer.

Melalui sosial media, gestur itu menyebar luas dan menjadi simbol perlawanan serta solidaritas perjuangan demokrasi, yang selalu hadir di setiap aksi unjuk rasa. Simbol tiga jari menjadi sangat popular dan menjadi salam perjuangan di kalangan aktivis dan masyarakat luas.

Salam tiga jari ini diilhami oleh gerakan demokratisasi di Thailand. Beberapa tahun sebelum pergolakan sipil melanda Myanmar, salam tiga jari sudah terlebih dulu muncul di Thailand pada demontrasi sipil 2014.

Tagar #tangkapqodari jadi trending topic

Gestur tersebut pertama kali muncul saat aksi unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Thailand pada Mei 2014. Setelah kudeta militer, sekelompok kecil pemuda berkumpul di depan pusat perbelanjaan untuk berunjuk rasa. Salah satu demonstran tiba-tiba mengangkat tangannya memamerkan tiga jari. Saat orang ini mulai, yang lain mengikuti dan dalam waktu singkat menyebar ke penjuru negeri menjadi simbol anti kudeta.

Junta militer Thailand kelabakan oleh perlawanan simbolik itu. Dukungan rakyat semakin lama semakin besar. Belakangan, salam tiga jari ditetapkan sebagai gestur terlarang oleh militer Thailand.

Salam tiga jari di Thailand dan Myanmar tidak muncul begitu saja. Gestur tersebut merupakan adaptasi dari karya fiksi populer, The Hunger Games. Novel karya Suzanne Collins itu menjadi serial film adaptasi dengan judul yang sama.

Salam tiga jari adalah tanda terima kasih, rasa hormat, atau tanda perpisahan seseorang yang dicintai. Tokoh utama dalam novel dan serial film itu, Katniss Everdeen, menjadi simbol penghormatan, karena secara sukarela menggantikan adik perempuannya, yang terpilih sebagai peserta Hunger Games, perlombaan bertahan hidup dalam sebuah arena.

Sebagai pengganti tepuk tangan atas tindakan heroik itu, penduduk Distrik memberi penghormatan kepada Katniss dengan mengangkat tiga jari mereka. Bagi banyak orang, salam itu telah melampaui arti aslinya. Banyak orang sejak awal melihat salam tiga jari sebagai motto Revolusi Prancis, ‘’Liberte, Egalite, Fraternite’’, kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan.

Sebagian orang lain memaknainya sebagai “kebebasan, hak memilih, dan demokrasi”. Di Thailand, salam tiga jari dari The Hunger Games terus digunakan karena masyarakat menganggap situasi opresi dan diktatorisme yang mereka hadapi, mirip dengan yang ada di novel dan serial film tersebut.

Upaya junta militer Thailand melarang salam tiga jari, semakin memperkuat dan melegitimasi seruan pengunjuk rasa untuk demokrasi dan kesetaraan yang lebih besar. Situasi serupa juga dihadapi oleh masyarakat Myanmar saat ini.

Berhadapan dengan kekuatan militer, para pengunjuk rasa menyatukan harapan, perjuangan, dan tuntutan mereka, ke dalam satu bahasa universal, satu simbol. Salam tiga jari telah menjadi simbol perlawanan yang universal.

Di Indonesia, kudeta terselubung terhadap demokrasi sedang berlangsung. Beda dengan junta militer Thailand dan Myanmar yang melakukan kudeta secara represif dan terbuka, kudeta di Indonesia dilakukan secara massif, terorganisasi rapi, tetapi terselubung. Gerakan untuk mengubah pembatasan masa kepresidenan itu merupakan bagian dari gerakan kudeta terselubung untuk menghancurkan demokrasi hasil reformasi 1998.

Para pendukung gerakan tiga periode itu belum memakai gestur ‘’Salam Tiga Jari’’ untuk mengampanyekan gerakan mereka.

Saatnya sekarang masyarakat demokrasi Indonesia melawan dengan beramai-ramai mengacungkan ‘’Salam Tiga Jari’’. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *