Lonjakan Pandemi, Angka Kehamilan Jepang Kembali Turun

waktu baca 2 menit
Ilustrasi wanita hamil (WebMD).

TOKYO-KEMPALAN: Jumlah kehamilan yang dilaporkan pada tahun 2020 mencapai titik terendah baru di tengah pandemi virus korona baru, menurut data pemerintah pada Rabu (26/5).

Kota-kota di seluruh Jepang mencatat 872.227 kehamilan tahun lalu, turun 4,8 persen dari tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir pada tahun 2021 kemungkinan akan turun di bawah garis 800.000 untuk pertama kalinya.

Data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang memberi tekanan lebih besar pada pemerintah, yang mengatasi angka kelahiran rendah.

Melonjaknya pengeluaran jaminan sosial untuk menutupi pensiun dan perawatan medis bagi para lansia sangat membebani anggaran ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Melansir Kyodo News, Jumlah tahunan bayi baru lahir turun di bawah 900.000 untuk pertama kalinya pada tahun 2019. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus menurun hingga di bawah 850.000 pada tahun 2020, menurut sumber pemerintah.

Proyeksi penurunan angka kelahiran pada tahun 2021 kemungkinan besar merupakan hasil dari situasi pekerjaan yang sulit di tengah pandemi virus korona baru dan keengganan bagi wanita untuk melakukan perjalanan ke rumah orang tua mereka untuk melahirkan, seperti tradisi di Jepang.

Kementerian pada Rabu (26/5) merilis jumlah kehamilan yang dilaporkan pada November dan Desember dan menambahkannya ke total yang sudah dikumpulkan untuk Januari hingga Oktober.

Ada 69.804 catatan kehamilan di bulan November, turun 4,8 persen dari tahun sebelumnya dan 75.755 di bulan Desember, turun 1,8 persen.

Setiap bulan kecuali Maret mencatat penurunan tahun-ke-tahun dalam jumlah kehamilan pada tahun 2020, dengan penurunan terbesar 17,6 persen tercatat pada Mei, dua bulan setelah situasi panik atas penyebaran pandemi serta penyelenggara memutuskan untuk menunda Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo selama satu tahun hingga musim panas 2021.

Kementerian mengatakan jumlah kehamilan terus menurun hingga 2021, dengan angka turun 7,1 persen pada Januari dari tahun sebelumnya menjadi 76.985. (Kyodo News, Belva Dzaky Aulia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *