Pembentukan Pemerintah Usai Pemilu Kosovo, Kabinet ‘Tanpa Kompromi’

waktu baca 2 menit
Vjosa Osmani (kiri) bersama Albin Kurti (kanan).

PRISTINA-KEMPALAN: Selama dua hari terakhir (15 & 16 Maret 2021), Albin Kurti yang memenangkan pemilu Kosovo berada di gedung parlemen untuk bertemu dengan pemimpin dari seluruh partai politik yang memenangkan pemilu, berusaha untuk membentuk pemerintah secepat mungkin sebelum bergerak ke permasalahan presiden baru Kosovo.

Mantan perdana menteri Kosovo itu juga menyampaikan bahwa ia tidak mau melibatkan Partai Demokrasi Kosovo (PDK) dan Liga Demokrasi Kosovo (LDK) ke dalam pemerintahannya.

“Kami tidak perlu berkompromi dengan eksponen rezim lama karena rakyat menginginkan yang baru… [dan] kami tidak bermaksud untuk melanggar keinginan mereka,” kata Kurti pada Rabu (3/3) seperti yang dikutip Kempalan dari Balkan Insight.

Anggota parlemen yang baru akan berkumpul pada Senin, 22 Maret 2021 untuk sesi konstitutif parlemen yang diharapkan untuk memilih pembicara baru. Arberie Nagavci dari Vetevendosje pada Selasa (16/3) membenarkan bahwa akan ada sesi konstitutif dan bahwa “pemerintahan akan dibentuk secepatnya karena kami memiliki suara.”

Adapun Albin Kurti sendiri membutuhkan 61 suara jika ingin menjadi Perdana Menteri Kosovo, dimana partainya sudah mendapatkan 58 suara dan tinggal membutuhkan tiga suara lainnya. Mantan PM itu sendiri mencari suara tambahan dari anggota parlemen yang berasal dari komunitas etnis minoritas.

Empat di antaranya adalah Elbert Krasniqi, anggota parlemen dari etnis Mesir; Erxhan Galushi dari etnis Roma, juga Duda Balje dan Emilija Redzepi dari etnis Bosnia telah memberikan dukungan mereka, sementara dua anggota parlemen dari etnis Turki akan mendukung Kurti melalui jabatannya di dalam kabinet.

“Kami mungkin akan memiliki wakil dari komunitas Mesir, Elbert Krasniqi, kami pasti akan memiliki wakil komunitas Bosnia, Emilia Redzepi, dan kami akan memiliki beberapa yang lain,” tutur Kurti pada Rabu (3/3).

Kurti juga mengatakan dia tidak akan berkompromi dengan partai etnis Serbia Kosovo yang didukung Pemerintah Serbia, Srpska Lista, yang sepuluh anggota parlemennya telah lama menjadi faktor dalam pembentukan pemerintahan di Kosovo, kecuali untuk pemerintahan pertama yang dipimpin Kurti yang berumur pendek pada tahun 2020.

Sementara pembentukan pemerintahan yang dipimpin Kurti tampaknya mungkin terjadi, peluang sekutunya Vjosa Osmani untuk menjadi presiden perempuan kedua di Kosovo kurang pasti. Ia maju dalam pemilu ini dengan tujuan menjadi presiden bersama dengan Albin Kurti menjadi perdana menteri. Akan tetapi dibutuhkan 80 anggota parlemen yang hadir agar kuorum untuk pemilihan presiden, sementara PDK, LDK dan Srpska Lista belum mengumumkan apakah mereka akan hadir.

LDK belum ditemui oleh Kurti dan Osmani, namun pemimpinnya yang baru, Lumir Abdixhiku mengatakan bahwa partainya akan “konstruktif dalam semangat fundamental dari LDK.” Adapun anggota parlemen LDK secara individu dan samar-samar menyatakan bahwa mereka akan mendukung pemilihan Osmani sebagai presiden. (Balkan Insight, rez)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *