Indonesia Benteng Terakhir Palestina

waktu baca 6 menit
Tentara Israel menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa, Rabu, 5 April 2023. (ist)

KEMPALAN: Hampir setiap Ramadan terjadi insiden di Masjidil Aqsa, Palestina antara umat muslim yang sedang melaksanakan shalat tarawih dengan pasukan keamanan Israel. Tahun ini pun demikian, tentara Israel menyerbu masuk ke masjid dan membubarkan dengan paksa jamaah yang sedang shalat. Tentara Israel juga menembakkan senjata ke arah anak-anak muda yang berlindung di masjid.

Israel membela diri dengan mengatakan bahwa mereka harus mengejar para demonstran yang dianggap sengaja melakukan provokasi. Kendati demikian, tindakan Israel ini tetap berlebihan karena menyerang dan membubarkan paksa jamaah yang sedang shalat. Standar keamanan yang baku cukup melakukan pengepungan terhadap masjid dan menunggu sampai shalat selesai.
Ini menjadi rangkaian serangan Israel yang kesekian kali terhadap posisi Palestina.

Beberapa hari sebelumnya tentara Israel menyerbu ke stadion sepakbola dan melepaskan tembakan. Alasannya sama, mengejar sekelompok demonstran yang disebut sebagai ekstremis.
Insiden ini berurutan dengan insiden pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Insiden di Palestina itu menunjukkan cara-cara penanganan Israel yang represif terhadap berbagai upaya perlawanan oleh bangsa Palestina.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang berada pada posisi terdesak. Puluhan ribu demonstran warga Israel menuntutnya mundur. Ia dianggap ingin melestarikan kekuasaannya menjadi diktator dengan mengubah sejumlah struktur judikatif.

Dunia internasional juga mengutuk serangan ini. Israel dituduh sebagai negara apartheid yang sama jahat dengan rezim aparteheid Afrika dan rezim rasis Nazi Jerman. Paus Fransiskus dalam pesan Paskah menyesalkan penyerangan dan kekerasan tentara Israel di Palestina. Sekretaris Jenderal PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) Antonio Gutteres juga menyesalkan kekerasan oleh Israel.

Di Indonesia opini terhadap Israel terpecah pasca pencoretan tuan rumah Piala Dunia. Ada yang mendukung Israel supaya diperbolehkan datang ke Indonesia. Alasannya, dunia sekarang sudah berubah. Hubungan informal Indonesia dengan Israel sudah berjalan dengan baik.

Kubu lainnya tetap keukeuh dengan pendapatnya bahwa selama tidak kemerdekaan untuk Palestina tidak aka nada hubungan diplomatik dengan Israel. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia harus berada pada garis paling depan dalam membela hak-hak bangsa Palestina.

Hubungan baik Indonesia dengan Israel, kalau toh ada, tidak serta merta bisa menghapuskan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan terhadap Palestina selama 75 tahun terakhir. Piala Dunia memang even yang sangat penting bagi penggemar sepak bola. Tetapi, even itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk menjustifikasi kejahatan Israel terhadap Palestina.

Bangsa Yahudi Israel mendapatkan perlakuan istimewa dari Amerika dan Eropa, karena merasa berdosa terhadap masa lalu yang dialami oleh bangsa Yahudi atas represi oleh Nazi Jerman. Tetapi di sisi lain Amerika dan Eropa justru berdiam diri terhada kejahatan yang dilakukan oleh Yahudi terhadap bangsa Palestina.

Selama ini bangsa Yahudi mencitrakan diri sebagai bangsa yang terzalimi oleh rezim Nazi Hitler pada Perang Dunia Kedua 1940-an. Pembunuhan melalui operasi Holokaus oleh Hitler disebut-sebut telah membunuh jutaan bangsa Yahudi di Eropa sampai jutaan.

Holokaus disebut sebagai genosida, pembununuhan terencana terhadap bangsa Yahudi di semua wilayah Eropa yang dikuasai oleh rezim Nazi Jerman. Adolf Hitler sebagai penguasa tertinggi memimpin langsung pembunuhan masal itu. Dari sembilan juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holokaus, sekitar dua pertiganya tewas. Secara khusus, lebih dari satu juta anak Yahudi tewas dalam Holokaus, serta kira-kira dua juta wanita Yahudi dan tiga juta pria Yahudi menjadi korban.

Beberapa pakar berpendapat bahwa definisi Holokaus meliputi pula genosida Nazi terhadap jutaan orang dalam kelompok lain selain Yahudi, di antaranya orang-orang komunis tawanan perang dari Uni Soviet, orang-orang Gipsi, orang-orang homoseks dan lesbian, penganut Saksi Yehova, dan penganut agama lain yang dianggap menyimpang. Jika jumlah korban ini dijumlahkan dengan korban dari kalangan Yahudi maka jumlah totalnya bisa mencapai 11 juta dan bahkan bisa sampai 17 juta.

Bangsa Yahudi yang lari sebagai pengungsi karena menghindari kekejaman Hitler, sekarang justru bertindak lebih sadis dan biadab dari Hitler. Yahudi memperlakukan bangsa Palestina sebagai tawanan yang terkepung dalam kamp konsentrasi di tanah airnya sendiri. Kamp konsentrasi terbuka itu menampung sedikitnya dua juta orang di Gaza. Inilah kamp konsentrasi terbesar di era modern sekarang.

Bagaimana mungkin bangsa yang pernah menghadapi tragedi kemanusiaan seperti Holokaus bisa melakukan kekejaman yang sama terhadap bangsa lain. Bagaimana mungkin orang Yahudi yang pernah merasakan pahitnya penderitaan akibat politik rasis Nazi melakukan hal yang sama terhadap bangsa Palestina.
Banyak orang yang meragukan bahwa Holokaus benar-benar terjadi dengan skala sebesar itu. Tapi, orang-orang yang menggugat Holokaus akan dibully dan dikucilkan secara internasional dan dituduh sebagai anti-semit yang diskriminatif terhadap bangsa Yahudi. Tapi, orang-orang yang diam terhadap perlakuan diskriminatif terhadap bangsa Palestina oleh Yahudi Israel dianggap baik-baik saja. Itulah pola pikir Barat terhadap bangsa Timur yang dipenuhi oleh rasa superioritas bangsa kulit putih terhadap bangsa kulit berwarna di Timur.

Itulah cara pandang orientalisme, yaitu sebuah cara pandang umum Barat terhadap Timur beradasarkan pada keyakinan keunggulan ras kulit putih terhadap ras lain. Dengan keunggulan itu bangsa Eropa merasa mendapatkan justifikasi untuk menjajah bangsa lain yang berkulit beda. Pandangan Orientalisme berpendapat bahwa kolonialisme dan imperialism yang dilakukan bangsa Eropa di Asia dan Afrika adalah sebuah tugas sejarah bangsa Barat untuk meningkatkan peradaban dunia lain yang kurang beradab.

Penjajahan bukan kejahatan tapi kewajiban yang menjadi tugas bangsa kulit putih, White Man’s Burden, tugas bangsa kulit putih untuk mengajarkan peradaban kepada bangsa kuit berwarna. Pemusnahan Hitler terhadap Yahudi didasarkan pada keyakinan keunggulan ras bangsa Aria atas ras Yahudi. Dan sekarang bangsa Yahudi melakukan hal yang sama terhadap bangsa Palestina atas dasar alasan yang sama.
Amerika dan Inggris hanya diam melihat kebrutalan Israel sekarang. Presiden Biden malah menelepon konco lawasnya Benjamin Netyanahu, perdana menteri Israel, dan memberikan support penuh atas penyerangan yang brutal itu.
Biden yang sudah sering pikun memang tidak bisa diandalkan untuk membela Palestina. Dia cs kental dengan Netyanahu sejak masih senator. Waktu menjadi wapres Obama Biden juga berkali-kali ke Israel mendukung semua kebijakan apartheid terhadap Palestina.

Sekarang Biden mengangkat menteri luar negeri Antony Blinken yang Yahudi. Dibanding dengan Donald Trump yang ultra-nasionalis Joe Biden sama saja, tidak ada beda sama sekali. Biden tidak bakal membatalkan pemindahan kedutaan besar Amerika dari Tel Aviv ke Jerusalem. Ini merupakan perlambang dukungan Amerika paling besar terhadap zionisme Israel.
Tidak ada yang bisa diharapkan dari Joe Biden. Begitu pula tidak banyak yang bisa dilakukan oleh PBB yang selama ini ompong. Keberadaan Organisasi Konferensi Islam (OIC) juga sama saja letoy tak berdaya. OIC malah dipelesetkan menjadi “Oh I See..”

Palestina semakin teraleniasi dan dilupakan. Negara-negara Teluk seperti UEA dan Bahrain sudah bermesraan dengan Israel dengan membuka hubungan diplomatik. Sudan yang selama ini punya basis perjuangan Islam yang kuat juga sudah terbujuk untuk menyambung hubungan diplomatik dengan Israel. Bahkan, Arab Saudi pun sudah gatal tangan untuk berhubungan bisnis dan ekonomi dengan Israel.

Godaan gelontoran triliunan petro-dolar dari Israel membuat ngiler negara mana pun, termasuk Indonesia. Benteng pertahanan sudah mulai rapuh satu persatu. Satu-satunya yang menjadi harapan warga Palestina adalah benteng Indonesia. Kalau jebol habislah harapan bangsa Palestina untuk merdeka. ()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *