Erick Thohir Banser Bersertifikat

waktu baca 5 menit
Foto: Istimewa

KEMPALAN: Tidak banyak yang tahu bahwa ternyata anggota Banser ada yang bersertifikat. Selama ini publik tahu bahwa Banser adalah Barisan Ansor Serbaguna yang menjadi anak kandung NU (Nahdlatul Ulama). Banser banyak berkiprah dalam berbagai aktiitas sosial keagamaan. Dan Banser menjadi perbincangan karena ikut mengamankan gereja-gereja saat perayaan Natal.

Perihal ‘’Banser Bersertifikat’’ itu muncul dari pernyataan Wakil Sekretaris NU Sulaeman Tanjung yang menjawab banyaknya kritik terhadap NU yang akan merayakan puncak peringaran 1 Abad pada 7 Februari mendatang di Sidoarjo. Menjelang perhelatan besar kaum Nahdliyyin itu muncul perdebatan karena banyaknya baliho bergambar Menteri BUMN Erick Thohir.

Dalam beberapa hari terakhir ini Surabaya dan Sidoarjo terlihat ‘’ijo royo-royo’’ karena dominasi baliho dan poster berwarna hijau. Di antara deretan baliho dan poster itu yang paling menonjol adalah baliho ucapan selamat kepada warga Nahdliyyin dari Erick Thohir. Foto Erick Thohir berpeci hitam dan berkalung surban hijau tersebar di mana-mana, termasuk di jalanan sekitar Masjid Agung Al-Akbar yang berdekatan dengan kantor PWNU Jatim.

Mungkin publik tidak tahu bahwa Erick Thohir ternyata didapuk sebagai ketua panitia perayaan 1 Abad NU. Itulah sebabnya balihonya tersebar dimana-mana. Mungkin juga publik tidak banyak yang tahu bahwa ternyata Erick Thohir sudah menjadi anggota Banser. Meskipun belum lama, tapi Erick sudah mendapat pangkat sebagai anggota kehormatan.

Resminya Erick baru bergabung dengan Banser pada 2021 yang lalu, dan ketika itu Erick Thohir sudah menjadi menteri BUMN. Erick pun mengikuti Diklatsar, pendidikan latihan dasar, Banser ala militer. Video yang viral menggambarkan Erick memakai pakaian doreng melakukan berbagai latihan dan gemblengan ala militer, seperti jalan jongkok, merangkak, dan merayap di bawah kawat berduri, serta berbagai latihan kemiliteran lainnya.

BACA JUGA: Ngabalin dan Wali Songo dari China

Banser memang dikenal sebagai satuan organisasi yang memiliki karakteristik mirip militer. Dalam menjalankan tugasnya, Banser memakai pakaian, seragam, dan sepatu yang sama seperti yang dipakai oleh polisi atau tentara. Banser pun memiliki tugas dan fungsi yang hampir sama dengan polisi atau tentara. Dalam acara-acara tertentu, Banser sering bertugas sebagai penjaga ketertiban lalu lintas. Selain itu, dalam acara-acara yang digelar oleh NU, Banser sering menjalankan fungsi penjagaan keamanan dan ketertiban

Banser merupakan satuan organisasi yang tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Gerakan Pemuda atau GP Ansor NU yang berdiri pada 1930. Banser merupakan lembaga semi-otonom dari GP Ansor. Pembentukan Banser sejak awal dimaksudkan untuk mengamankan berbagai acara-acara NU yang saat itu masih menjadi partai.

Beberapa sumber lain mengungkapkan bahwa pendirian Banser bukan hanya untuk keamanan semata, melainkan juga situasi politik yang kian memanas, terutama setelah terjadinya polarisasi politik antara kubu nasionalis dan agamis di Parlemen Indonesia pada era demokrasi liberal.

Banser juga kerap terlibat aktif dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan militer. Banser terlibat dalam proses penangkapan dan penumpasan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965. Banser terlibat aktif dalam penumpasan dan penangkapan anggota PKI di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Meskipun demikian, Banser kini telah meminta maaf atas keterlibatan mereka dalam penumpasan simpatisan PKI pada 1965. Kini, Banser lebih dikenal sebagai satuan pengamanan ulama NU.

Erick kemudian didapuk menjadi ketua panitia peringatan 1 Abad NU. Rangkaian acaranya sudah dimulai dengan kick off gerak jalan nasional di Solo beberapa hari yang lalu. Presiden Joko Widodo mengikuti acara itu bersama beberapa menteri kabinetnya. Pada perhelatan itu di sepanjang jalan-jalan di kota Solo juga dipenuhi baliho dengan foto Erick Thohir.

BACA JUGA: Jebloknya Indeks Korupsi Indonesia

Hal yang sama sekarang terlihat di Surabaya dan Sidoarjo. Hal itu memantik reaksi keras dari Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Abdussalam Shohib yang menganggap perayaan Harlah 1 Abad NU ditunggangi kepentingan politik.

Abdussalam mengkritik Erick Thohir karena memasang spanduk atau baliho bergambar wajahnya bertuliskan selamat Harlah NU. Abdussalam menilai bawah pemasangan spanduk Erick itu tidak relevan. Ia menyayangkan gelaran ini ditumpangi penumpang gelap menjelang pilpres 2024. Ia menyebut baliho-baliho tersebut tidak etis dan merendahkan marwah jamiyyah NU.

Wakil Sekjen PBNU Sulaeman Tanjung menyesalkan pernyataan Abdussalam. Sebagai pengurus PWNU Jatim yang menjadi tuan rumah harusnya ikut mengayubagyo, cancut taliwondo, bergotong royong membantu kepanitiaan Harlah, bukan malah menyerang kiri kanan.

Sulaeman menilai wajar Erick Thohir memasang spanduk ucapan selama Harlah NU karena ia berstatus sebagai Ketua ketua panitia 1 Abad NU. Apalagi Erick ialah warga NU dan menjadi anggota Banser dan sudah bersertifikat. Keluarga Erick juga NU dan orang tuanya juga NU. Lengkap sudah status Erick sebagai anggota jamiyyah NU.

Meski begitu banyak juga netizen yang berkomentar lucu dan pedas. Ada akun bernama ‘’Netizen NU’’ memasang foto poster 1 Abad NU Erick Thohir dan narasinya hanya pendek ‘’Hahaha..”. Ada lagi yang nakal dengan menyebut bahwa NU sudah menjadi BUMN.

Kedekatan Erick Thohir dengan NU dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi sorotan. Apalagi Ketua PBNU K.H Yahya Cholil Staquf sudah menegaskan bahwa NU tidak akan terlibat dalam politik praktis, terutama pada perhelatan pilpres 2024.

BACA JUGA: Anies-Sandi, dari Dwitunggal Jadi Dwitanggal

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam beberapa kesempatan sering menegaskan bahwa NU tidak boleh dieksploitasi menjadi senjata politik. Menurutnya berbahaya jika NU menjadi salah satu pihak yang ikut dalam sebuah kompetisi politik, karena NU mempunyai konstituen berjumlah besar.

Gus Yahya memberi contoh situasi yang terjadi di India, Nigeria, hingga Irak. Negara-negara itu mengalami berbagai persoalan di internal masyarakatnya karena mengeksploitasi identitas sebagai senjata politik. Gus Yahya mengingatkan putusan Muktamar NU 1984 yang memutuskan untuk kembali ke khittah. Dengan putusan itu NU harus mengambil jarak dari kegiatan politik praktis.

Gus Yahya menegaskan tidak ada calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) atas nama NU. Jika memang ada kadernya yang masuk dalam bursa pilpres 2024, itu merupakan pilihannya sendiri, bukan atas nama NU. Dengan sikap ini hubungan NU dengan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) menjadi tegang. Hubungan pribadi Yahya Staquf dengan Muhaimin Iskandar pun menjadi ikut tegang.

Publik tahu bahwa Erick Thohir punya target untuk ikut kontestasi dalam pilpres 2024. Aspirasi politik Erick ini menjadi ujian bagi konsistensi NU untuk menjaga jarak dari politik praktis. (*)

Editor: DAD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *