Dapat Tiga Kartu Merah, Pelatih Singapura Pertanyakan Keputusan Wasit

waktu baca 2 menit
Salah satu momen pada laga Indonesia vs Singapura (Detik)

SINGAPURA-KEMPALAN: Pelatih Singapura, Tatsuma Yoshida, mempertanyakan keputusan wasit usai anak asuhnya meraih mendapatkan tiga kartu merah pada laga leg kedua semifinal Piala AFF 2020

Laga antara Singapura melawan timnas Indonesia itu tersaji di National Stadium pada Minggu (26/12) malam WIB.

Timnas Singapura harus bermain dengan 8 pemain di pertandingan ini, setelah 3 pemain mendapatkan kartu merah.

Laga ini berakhir dengan kemenangan Timnas Indonesia dengan skor 4-2. Tim Garuda pun berhak lolos ke babak ke babak final uaai unggul agregat gol 5-3.

Kekalahan ini memupus mimpi tim tuan rumah, Singapura untuk bisa melaju ke Final dam meraih gelar juara di depan pendukungnya sendiri.

Banyak kontroversi di pertandingan Semifinal ini, terutama keputusan wasit yang mengeluarkan Safuwan Baharudin (45+2′), Irfan Fandi (67′), dan Hassan Sunny (119′).

Usia laga, pelatih kepala timnas Singapura, Tatsuma Yoshida mengkritik tiga kartu merah yang diterima oleh anak asuhnya dari wasit asal Oman, Qasim Matar Ali Al Hatmi.

Dia berkata “Kartu kuning pertama Safuwan itu bukan pelanggaran, sedangkan kartu merah Irfan dan Hassan adalah hasil kesalahan mereka.”

“Sulit menerima (keputusan wasit), tapi saya harus (menerimanya)” kata Tatsuma Yoshida pada wawancara usai laga.

Meskipun menelan kekalahan dan gagal ke final, Tatsuma Yoshida tetap memuji dan bangga atas usaha anak asuhnya di lapangan.

Pelatih asal Jepang itu berkata “Saya mengatakan kepada anak-anak sebelum pertandingan untuk tidak melewatkan kesempatan menjadi finalis dan mereka menanggapinya dengan penampilan luar biasa mereka hari ini, yang menjadi penampilan terbaik sejak saya datang ke Singapura.” kata pelatih kepala Singapura itu.

Pria berusia 47 tahun itu juga menambahkan “Saya tergerak oleh semangat mereka, semangat juang mereka. Mereka tidak menyerah bahkan ketika kami kehilangan satu pemain, dan kemudian satu lagi, dan kemudian yang lain.”

“Mentalitas pantang menyerah ini sangat penting jika kami ingin berkembang. dan menjadi lebih kuat.” tutup pelatih kepala timnas Singapura itu.

(Detik, Edwin Fatahuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *