Atasi Keluhan Petani di Lamongan, UBAYA Ciptakan Alat Pengusir Tikus

waktu baca 5 menit
Universitas Surabaya (Ubaya) melalui tim Produk Teknologi yang Didiseminasikan ke Masyarakat (PTDM) membuat inovasi dengan menciptakan alat pengusir tikus menggunakan gelombang ultrasonik bertenaga surya.  

LAMONGAN –KEMPALAN: Universitas Surabaya (Ubaya) melalui tim Produk Teknologi yang Didiseminasikan ke Masyarakat (PTDM) membuat inovasi dengan menciptakan alat pengusir tikus menggunakan gelombang ultrasonik bertenaga surya.  Alat yang diciptakan oleh tim dari Ubaya yang terdiri dari Elieser Tarigan, S.Si., M.Eng., Ph.D. (Ketua Tim, dari Teknik Elektro), dengan anggota Dr. Ir. Susila Candra, M.T. (Teknik Mesin dan Manufaktur),  Fenny Irawati, S.Si., M.Si. (Teknobiologi) , Utomo, S.S. (LPPM), Kartika Erawati, S.E.(LPPM),  serta empat mahasiswa Teknik Elektro Ubaya yaitu Alif Gibran Rachmat Dilaga, Fabian Darryl Enrico, Ferdinan Bagastama, dan Hendrawan Herman tersebut merupakan jawaban atas permasalahan masyarakat desa di Kabupaten Lamongan. Selama ini para petani resah dengan hama tikus yang menggerogoti tanaman mereka.

Alat tersebut diserah terimakan kepada kelompok tani di Desa Dinoyo Kecamatan Deket dan Desa Jatirejo Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan pada tanggal 16 Desember 2021 lalu. Kegiatan serah terima alat tersebut dilakukan secara hybrid, hadir para kepala desa, kelompok tani, tim PPDM dan LPPM Ubaya. Sedangkan dari DPR hadir secara virtual  Dyah Roro Esti Widya Putri, B.A., M.Sc. dari Komisi 7 DPR RI, dan Dr. Hardi Julendra, dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Universitas Surabaya (Ubaya) melalui tim Produk Teknologi yang Didiseminasikan ke Masyarakat (PTDM) membuat inovasi dengan menciptakan alat pengusir tikus menggunakan gelombang ultrasonik bertenaga surya.

Dr. Hazrul Iswadi, M.Si, selaku Sekretaris LPPM dalam sambutan mewakili Ubaya menyampaikan bahwa bagi Ubaya, alat pengusir tikus yang dihasilkan oleh tim PTDM Ubaya ini adalah bagian dari aplikasi kepakaran yang dimiliki oleh dosen-dosen Ubaya untuk menjawab persoalan di masyarakat.

Terkait teknologi alat pengusir tikus menggunakan gelombang ultrasonik bertenaga surya tersebut mendapat apresiasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dr. Hardi Julendra, S.Pt. M.Sc., Plt. Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang hadir secara virtual saat penyerahan alat pengusir tikus memberikan apresiasi kepada Universitas Surabaya yang telah berhasil menciptakan pengusir tikur.

“Kami dari BRIN menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sangat sebesar-besarnya kepada Ubaya yang telah bekerja sama dengan BRIN dalam rangka menciptakan teknologi untuk mengusir hama tikus. BRIN dan Komisi 7 DPR terus mendorong hilirisasi teknologi terutama teknologi-teknologi yang menjadi solusi untuk kesejahteraan masyarakat. Hari ini kita menjadi saksi bersama salah satu solusi itu telah tercipta teknologi yang sangat berguna untuk meminimalisir hama tikus yang ada di petani. Hama tikus sangat mengancam kesejahteraan masyarakat, apalagi di Jawa Timur dan Jawa tengah dibeberapa wilayah saat ini sedang puncak-puncaknya hama tikus. Jadi kami sangat berterima kasih kepada Ubaya yang telah menjawab kegelisahan petani akibat wabah tikus.  Kami berharap media massa dapat mengekspose pentingnya teknologi yang dibutuhkan dan hilirisasi teknologi kepada masyarakat,”  pungkas Julendra.

Sedangkan dari Komisi 7 DPR RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, B.A., M.Sc. dari Komisi 7 DPR RI juga memberikan apresiasi kepada Universitas Surabaya karena telah berhasil menciptakan alat pengusir tikus melalui teknologi ultrasonik bertenaga surya. “Karena setiap melakukan kunjungan di berbagai wilayah keluhan yang muncul dari masyarakat selalu permasalahan hama tikus. Teknologi ini merupakan bagian dari penerapan energi baru dan terbarukan, yang tentunya lebih baik untuk lingkungan, sangat bermanfaat untuk lingkungan.

Universitas Surabaya (Ubaya) melalui tim Produk Teknologi yang Didiseminasikan ke Masyarakat (PTDM) membuat inovasi dengan menciptakan alat pengusir tikus menggunakan gelombang ultrasonik bertenaga surya.

“Kami berharap program atau teknologi dalam bentuk alat pengusir hama tikus ini bisa meningkatkan produktivitas petani. DPR akan mendorong dikembangkannya teknologi-teknologi seperti yang dikembangkan oleh Ubaya, teknologi yang secara nyata sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu ke depan kami berharap alat pengusir hama tikus yang diciptakan oleh Ubaya ini bisa diproduksi secara massal, karena permasalahan hama tikus ini dirasakan berbagai wilayah lain di Indonesia. Kami percaya Ubaya akan melakukan monitor dan melakukan pendampingan. Kami di komisi 7 DPR dan BRIN sebagai mitra siap untuk memberikan support, sehingga ke depan akan banyak hasilkan karya-karya inovasi yang sangat bermanfaat untuk masyarakat seperti yang dilakukan oleh Ubaya,” pungkas Dyah Roro Esti

Menindaklajuti harapan dari BRIN dan DPR, Elieser Tarigan, S.Si, M.Si, Ph.D, Ketua Tim PTDM Ubaya yang juga merupakan Kepala Pusat Studi Lingkungan dan Energi Terbarukan (PUSLET) menyampaikan bahwa “Alat pengendalian hama tikus dengan ultrasonik bertenaga surya yang kita desiminasikan ini akan terus kita monitor keefektifannya,  serta akan dikembangkan terus baik secara teknologi maupun sosialiasinya, agar dapat dimanfaatkan dengan baik pada sekala yang lebih luas oleh masyarakat, khususnya petani.  Harapan kita yang utama adalah teknologi yang kita kembangkan ini dapat meningkatkan  produksi hasil pertanian  para petani, yang pada akhirnya dapat berdapak pada perbaikan  ekonomi dan kesejahteraan masyarakat”.

Warga desa yang menggunakan alat ini menyatakan terima kasih kepada semua pihak baik Ubaya, Bu Dyah Roro Esti Widya Putri., dan Pak Hardi Julendra  dari BRIN sehingga  alat pengusir hama tikus ini bisa diciptakan. “Kami berharap alat ini bisa diperbanyak sehingga semakin banyak petani yang diuntungkan dan meningkat kesejahteraaannya” ujar Slamet salah seorang tokoh masyarakat Desa Dinoyo. (*)

Editor: Freddy Mutiara

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *