Bagaimana ”Subjek” Manusia Dibentuk

waktu baca 7 menit
Michel Foucault (foto:ist)

KEMPALAN: Dari Michel Foucault, kita akan bisa melacak bagaimana seseorang itu bisa menjadi sosok yang liberal, moderat, dan bahkan radikal.

Sepanjang karir intelektualnya, Michel Foucault baru menemukan apa yang dicarinya pada menjelang akhir hayatnya: ”My objective has been to create a history of the different modes by which, in our culture, human beings are made subject,” (Foucault, 1982)

Bagi Foucault, kehidupannya adalah totalitas karya tentang manusia beserta sejarah sistem pengetahuannya. Sebagai ilmuwan, Foucault mengembangkan metodologi untuk menggali tentang manusia dan perubahan konseptualnya. Rentang metodologinya dari arkeologi, genelaogi, dan problematisasi.

Dalam arkeologi, Foucault menggali wacana yang berkembang secara diskursif dalam lapisan-lapisan pengetahuan manusia. Dalam setiap lapisan itu, dia melacak episetema, yakni rangkaian wacana yang menyebar dan membentuk sistem pengetahuan sehingga mengontrol perilaku manusia.

Wacana itu tersusun dari pernyataan yang mengandung panduan sehinga menjadi speech act, yang terekam dalam buku, poster, iklan, teks panduan, dsb. Sistem pengetahuan ini terdiri atas totalitas discourse yang membentuk episteme. Episteme inilah yang membentuk subjek tertentu dari manusia.

Seperti dalam Madness and Civilization. Secara arkeologis, Foucault mempelajari munculnya konsep modern tentang “penyakit mental” di Eropa. Buku ini dibentuk dari kajian arsip yang ekstensif. Sejarah standar tentang pengobatan medis abad ke-19 terkait kegilaan (berkembang dari reformasi Pinel di Prancis dan Tuke bersaudara di Inggris) sebagai satu pembebasan yang tercerahkan dari ketidakpedulian dan brutalitas pada era sebelumnya.

Namun, menurut Foucault, gagasan bahwa orang gila itu hanya sakit (sakit ”secara mental”) dan membutuhkan pengobatan medis bukanlah perkembangan jelas pada konsep-konsep awal (misalnya gagasan Renaissance bahwa orang gila berhubungan dengan kekuatan misterius dari tragedi kosmis atau abad ke-17-18 yang memandang orang gila sebagai tidak adanya akal).

Lebih lagi, dia berpendapat bahwa apa yang diduga netralitas ilimiah pada pengobatan medis modern terkait ketidakwarasan faktanya adalah cara untuk menutupi moralitas borjuis konvensional. Singkatnya, Foucault berpendapat, apa yang disuguhkan sebagai sesuatu objektif, penemuan ilmiah yang pasti (bahwa kegilaan adalah penyakit mental) faktanya adalah produk dari kesepakatan etis dan sosial yang sangat dipertanyakan.

Sejarah berikutnya, The Birth of the Clinic (1963) bisa dibaca sebagai kritik pengobatan klinis modern. Namun pada versi terbitan berikutnya dimunculkan kritik sosio-etis karena ada inti substansial tentang kebenaran objektif dalam pengobatan (yang berseberangan dengan psikiatri). Hasilnya, The Birth of the Clinic lebih dekat dengan sejarah standar ilmu pengetahuan.

Hal yang sama juga ada dalam The Order of Things. Foucault menganalisi bagaimana manusia dikendalikan oleh sistem bahasa, ekonomi dan pengetahuan alam. Namun buku ini kontroversial karena lebih pada serangan terhadap fenomenologi dan Marxisme daripada untuk kritik kompleks terhadap ilmu pengetahuan manusia seperti yang dicanangkannya. Namun Foucault kembali melontarkan kritik sosial dengan kekuatan penuh dalam Discipline and Punish.

Next: Discipline and Punish (1975) adalah studi genealogis…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *