Mural dan Moral
Oleh: Sam Abede Pareno
Karena beda huruf kedua, yaitu “o” dan “u” mengakibatkan persoalan pelik tentang moral dan mural di antara kita. Betapa tidak. Mural adalah karya seni yang bertumpu pada kebebasan (slogan penganut “seni untuk seni”). Moral menjunjung kesopansantunan.
Ketika suatu mural dianggap tidak mempertimbangkan tata krama, maka muncul hujatan kepada muralis dari para moralis atau yang ingin disebut moralis. Begitulah yang terjadi atas pelukis mural “Tuhan Hamba Lapar”. Bukan saja hujatan, melainkan juga ancaman hukuman.
Sesungguhnya pertarungan antara kebebasan berekspresi dengan etika sudah berlangsung lama yang pada gilirannya berkaitan dengan konsep demokrasi yang konon bersumber pada kebebasan berekspresi. Jika sampai kini pertarungan tersebut masih terus berlangsung terutama di negara yang katanya menjunjung tinggi demokrasi, maka patut dipertanyakan penghayatan warganya atas nilai-nilai demokrasi.
Di era Bung Karno (1959-1965) demokrasi di Indonesia disebut demokrasi terpimpin sebagai antitesis terhadap demokrasi liberal/parlementer. Pada masa Pak Harto dikenal sebagai demokrasi Pancasila. Secara definitif kedua sistem itu bagus, tapi realitanya semua keputusan strategis tergantung kemauan presiden. Setelah reformasi, namanya masih demokrasi Pancasila, dengan nawaitu perbaikan di sana-sini.
Dari setiap konflik–baik vertikal maupun horizontal–di tiga era tersebut persoalannya sama yaitu konflik antara kebebasan berekspresi dengan kesopansantunan. Pers, seniman, pejuang hak asasi manusia di satu kubu dengan aparat kekuasaan di kubu lainnya. Di antara dua kubu itu tak ada yang berkenan disebut tidak bermoral. Pers, terutama yang mainstream nampaknya sudah tenang; sudah enjoy dengan hadiah UU Pers No.40 Tahun 1999 di zaman Pak Habibie. Adapun media sosial yang agaknya relatif lebih leluasa ternyata punya “polisi” baru bernama UU ITE.
Seniman masih terkungkung oleh ancaman moralitas. Mural dan moral adalah salah satu bentuk kungkungan. Semoga ada jalan keluarnya.
Surabaya, 22 Agustus 2021