Bonek Ancam Demo Pemkot, Tuntut Persebaya Main di GBT dan Tambaksari

waktu baca 3 menit
Koordinator Bonek sepakat akan demo ke Balai Kota dengan mengerahkan massa sekitar 5.000 orang.

SURABAYA – KEMPALAN: Kecewa dengan sikap Pemkot Surabaya lantaran tidak mendapat izin menggunakan Gelora Bung Tomo (GBT) dan Gelora 10 November Surabaya, sekitar 5.000 Bonek mengancam akan melakukan aksi demo ke Balai Kota.

Rencananya, GBT akan dijadikan Persebaya sebagai home base dan Gelora 10 November sebagai tempat latihan. Keinginan itu disampaikan manajemen Persebaya melalui surat. Namun, manajemen Persebaya kemudian mendapat surat balasan dari Dispora Surabaya dengan nomor 426/330/436.7.18/2021. Isi suratnya menyatakan, Persebaya belum boleh menggunakan Stadion Gelora 10 November. Alasannya, saat ini stadion tersebut sedang dalam masa perawatan, dan akan selesai pada Juni mendatang. Setelah itu, stadion akan digunakan untuk klub Akademi Sepak Bola Surabaya.

Keputusan tersebut membuat perwakilan Bonek geram. Syaiful Antoni, salah seorang koordinator Bonek mengatakan, seluruh koordinator tribun mulai Green Nord, Tribun Kidul, Tribun Timur dan Gate-21 sudah melayangkan surat ke manajemen Persebaya dan Pemkot Surabaya. Namun, hingga kini tidak mendapat jawaban, sehingga Bonek akan turun ke jalan melakukan aksi protes.

“Tuntutan aksi sebenarnya ini bukan cerita baru. Selama ini konfliknya soal lapangan sudah sering terjadi. Bahkan, tiga tahun belakangan ini masih mengulang kesalahan yang sama. Suporter jelas gerah dengan kondisi dan situasi seperti ini, di mana Persebaya selalu terkendala dengan home base maupun tempat latihan,” kata Syaiful.

Menurut Syaiful, dalam waktu dekat sebanyak 5.000 Bonek akan turun ke jalan untuk mempertanyakan keputusan Pemkot Surabaya, yang membuat Persebaya tidak boleh menggunakan dua stadion tersebut.

Pihaknya akan memberikan surat pemberitahuan soal demo tersebut kepada pihak kepolisian. “Terlepas diizinkan atau tidak bukan wewenang kita, yang penting kirim suratnya dulu,” ujarnya.

M.Machmud, Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem DPRD Kota Surabaya

Sementara itu, Ketua Fraksi Demokrat-Nasdem DPRD Kota Surabaya, M.Machmud mendukung aksi protes yang akan dilakukan Bonek.
Menurut Machmud,
Pemkot Surabaya sebaiknya memberikan kesempatan kepada Persebaya untuk menggunakan GBT sebagai home base dan Gelora 10 November untuk tempat latihan.

“Kalau sampai mereka turun ke jalan, itu berarti sudah tidak ada solusi. Sebaiknya sebelum ada aksi, pemkot segera reaksi,” kata Machmud, Selasa (23/3).

Menurut Machmud, Persebaya punya sejarah di surabaya. Tim kebanggaan Arek-Arek Suroboyo ini sudah mengukir prestasi bertahun tahun dan sudah menjadi ikon Kota Surabaya. “Jadi,
terlalu jika pemkot tidak mau memberikan fasilitas untuk Persebaya di Surabaya,” katanya.

Mantan ketua DPRD Kota Surabaya ini menilai, pemkot sengaja melarang Persebaya sambil nunggu reaksi suporter. Jika sudah turun ke jalan, sudah ribut, baru diberi kesempatan. Dengan cara itu pemkot akan dianggap sebagai pahlawan.

“Sebaiknya langsung saja diberikan fasilitas itu. Jangan menunggu ramai dulu, baru izin diberikan,” pinta anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya ini.

Machmud yakin, jika semua pihak duduk bersama, maka semua masalah bisa selesai.

Termasuk soal lahan Lapangan Karang Gayam yang hingga kini masih bersengketa. Machmud berharap masalah ini juga segera dapat diselesaikan. Untuk itu, ia meminta agar kejaksaan sebaiknya diajak bicara bersama.

“Saya dengar Gelora 10 November akan dipakai untuk latihan klub sekolah sepak bola. Itu juga baik. Tapi, jadwal latihan Persebaya juga harus ada di sana,” tandas Machmud. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *