Terkait Pembekuan Darah, Sebagian Eropa Stop AstraZeneca

waktu baca 3 menit

JAKARTA-KEMPALAN: Dari situs Covid19.go.id, jumlah kasus harian per Jumat sore, 12 Maret 2021 bertambah menjadi 1.410.134 orang. Angka ini didapat karena penambahan pasien positif harian dalam 24 jam terakhir sebanyak 6.412 orang.

Sementara itu, untuk pasien sembuh mengalami penambahan sebanyak 6.851 orang. Akumulasi pasien yang sembuh dari Covid-19 hari ini mencapai 1.231.454 orang.

Adapun pasien meninggal dunia mengalami penambahan sebanyak 180 orang. Total kasus kematian akibat pandemi virus corona di Indonesia mencapai 38.229 orang.

Di saat Indonesia baru menerima kedatangan 1,1 juta dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca, sederet negara di Uni Eropa justru menghentikan penggunaan vaksin buatan Oxford University itu terkait dengan pembekuan darah.

Menanggapi ini Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk Vaksinasi dr Siti Nadia Tarmizi M. Epid mengatakan pihaknya percaya kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang sudah memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin AstraZeneca.

Izin tersebut adalah jaminan jika vaksin tersebut aman, khasiat dan mutunya sudah dikaji secara seksama.

“Ini sebenarnya (vaksin AstraZeneca) sudah dikaji oleh BPOM dan para ahli. Sehingga kemarin BPOM sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat dimana aspek keamanan, imunigenitas dan mutu sudah termasuk yang dikaji,” ujar dr. Nadia.

Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dinilai perlu meninjau kembali keamanan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Pasalnya.  Sejumlah negara menghentikan sementara penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena kemunculan efek samping yang berbahaya.

Sebanyak delapan negara Eropa yang menghentikan sementara penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Hal itu menyusul adanya laporan pembekuan darah pasien usai vaksinasi.

Denmark adalah negara pertama yang mengumumkan penangguhan penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca ini, melalui pernyataan Otoritas Kesehatan negara itu. Mereka mengatakan, penangguhan dilakukan sebagai tindakan pencegahan, tetapi belum dipastikan ada hubungan antara vaksin dengan pembekuan darah.

Badan Obat-obatan Eropa (EMA) mengungkapkan, sampai 9 Maret ada 22 kasus pembekuan darah dari 3 juta orang lebih yang divaksinasi vaksin Covid-19 AstraZeneca di Wilayah Ekonomi Eropa.

Kemudian Austria pada Senin (8/3) menyusul Denmark dengan menangguhkan penyuntikan vaksin virus corona AstraZeneca. Penyebabnya adalah perawat berusia 49 tahun yang meninggal akibat pembekuan darah yang parah, beberapa hari setelah disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca tersebut.

Namun pada Rabu (10/3) EMA menyampaikan, penyelidikan awal menunjukkan kasus kematian perawat tersebut tidak terkait dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

94 Persen Efektif

Vaksin Pfizer dan BioNTech yang dikembangkan dengan teknologi mRNA mengungkapkan data baru yang menunjukkan vaksin mereka 94 persen efektif dalam mencegah infeksi Covid-19 tanpa gejala. Data dari Israel tersebut disampaikan Pfizer pada Kamis (11/3) yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 mereka 94 persen efektif dalam mencegah infeksi virus corona tanpa gejala atau asimtomatik.

Artinya, vaksin Pfizer dapat mengurangi penularan Covid-19 secara signifikan. Pfizer-BioNTech juga mengatakan bahwa analisis terbaru dari data Israel menunjukkan vaksin 97 persen efektif dalam mencegah penyakit simptomatik, penyakit parah, dan kematian, dilansir dari Reuters, Jumat (12/3). Pada dasarnya, data tersebut sejalan dengan 95 persen kemanjuran vaksin Pfizer dan BioNTech yang dilaporkan dari uji klinis tahap akhir vaksin pada bulan Desember 2020.

Vaksin Covid-19 Novavax efektif 96% efektif mencegah infeksi Covid-19 versi asli. Ini merupakan data uji klinis tahap akhir perusahaan yang dilakukan di Inggris melibatkan 15.000 relawan berusia 18-84 tahun.

Dalam penelitian tersebut disebutkan vaksin Novavax juga efektif 86% melawan infeksi varian baru corona B117 Inggris. Secara keseluruhan vaksin ini efektif 90% melawan kedua jenis virus corona tersebut. (km/su/cn/pr/ist)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *