Khofifah-Emil bertemu Sri Sultan, Bahas Promosi Pariwisata Terpadu

waktu baca 3 menit
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wagub Emil Elestianto Dardak saat bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kraton Kilen, Yogyakarta, Minggu (27/7).

YOGYAKARTA-KEMPALAN: Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melakukan penguatan kolaborasi strategis antarprovinsi. Termasuk dibidang Promosi Pariwisata dan Pembangunan Daerah. Terbaru, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak bertemu dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kraton Kilen, Yogyakarta, Minggu (27/7).

Setibanya di Kraton Kilen, Khofifah-Emil disambut Putri Kelima Ngarsa Dalem GKR Bendara bersama suami KPH Yudanegara, Kepala Dinas Pariwisata DIY Imam Pratanadi, dan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi.

Pertemuan yang berlangsung secara tertutup ini diliputi suasana akrab dan kekeluargaan. Dua pemimpin di masing-masing provinsi ini memperkuat jalinan kerja sama antara dua provinsi yang memiliki akar budaya kuat serta semangat pembangunan yang inklusif. Khususnya terkait promosi pariwisata terpadu.

Dalam pertemuan, Khofifah mengapresiasi penerimaan hangat Sri Sultan. Ia menyebut bahwa DIY dan Jawa Timur memiliki banyak kesamaan visi, terutama dalam hal pelestarian warisan budaya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal, serta penguatan tata kelola pemerintahan berbasis nilai-nilai budaya.

“Saya merasa sangat terhormat bisa bersilaturahim langsung dengan Sri Sultan. Beliau adalah tokoh adat, tokoh  budaya, sekaligus negarawan yang konsisten menjaga kearifan Budaya Jawa dalam bingkai kebangsaan,” ujar Khofifah.

“Jawa Timur dan DIY memiliki banyak peluang untuk terus bersinergi dalam mengembangkan potensi budaya, pariwisata, pendidikan, dan ekonomi kreatif,” sambungnya.

Pertemuan ini, kata Khofifah, juga menjadi ruang diskusi strategis mengenai tantangan pembangunan antarprovinsi di tengah dinamika sosial ekonomi saat ini. Khofifah menekankan pentingnya membangun ketahanan budaya sebagai fondasi dalam menghadapi era digitalisasi dan globalisasi yang semakin masif.

Selain itu, Khofifah menyoroti pentingnya memperkuat jejaring antardaerah. Termasuk melalui program-program konkret seperti pengembangan UMKM kreatif, kolaborasi event budaya, hingga integrasi  promosi  wisata lintas provinsi.

“Saya percaya bahwa kekuatan kolaborasi antardaerah akan menjadi kunci dalam membangun ketangguhan menghadapi masa depan. Termasuk isu perubahan iklim, transformasi digital, dan peningkatan daya saing SDM. Dengan sinergi seperti ini, kita bisa saling menguatkan dan tumbuh bersama,” tegasnya.

Khofifah berharap agar pertemuan ini dapat menjadi awal dari intensitas kerja sama yang lebih luas dan konkret antara Jawa Timur dan Yogyakarta, baik dalam skala pemerintahan maupun antarkomunitas budaya dan ekonomi.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik kunjungan Gubernur Khofifah dan mengungkapkan pentingnya kolaborasi antardaerah. Hal ini menurutnya, dapat menciptakan harmoni pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan keseimbangan sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya.

“Kita perlu menyatukan langkah, bukan hanya untuk membangun wilayah masing-masing, tetapi juga dalam konteks Indonesia yang beragam ini. Pelestarian budaya tidak boleh ditinggalkan di tengah arus modernisasi. Justru dari budaya inilah karakter bangsa terjaga,” pungkasnya. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *