Seperti Obrolan Warung Kopi

waktu baca 2 menit
Poster "Peluncuran & Bahas Buku" 'Seperti Obrolan Warung Kopi'.

SURABAYA – KEMPALAN: Buku ke-17 Amang Mawardi berjudul ‘Seperti Obrolan Warung Kopi’ telah diluncurkan pada hari Jum’at (27/12) pukul 14:00 WIB di Graha A. Azis PWI Jatim, Jl. Taman Apsari 17 Surabaya.

Buku setebal 211 halaman ini, diterbitkan oleh Pagan Press dimana pada data buku halaman ii, disebut : Cetakan I Desember 2024; dengan nomor ISBN : 978-623-8128-44-7.

Buku yang diberi pengantar dan disunting oleh Dr. Dhimam Abror Djuraid yang Ketua Dewan Pakar PWI Pusat serta pengajar Ilmu Komunikasi Unitomo Surabaya ini, terdiri dari 40 features story telling. Dan terbagi dua bab, yaitu Bab I – Peristiwa, dan Bab II – Sosok. Masing-masing bab terbagi atas 20 feature.

Features story telling ini pernah dimuat di media digital Kempalan.com. dalam kurun waktu Juni 2022 hingga September 2024 — dari 80 features kemudian diseleksi hingga tinggal 40.


Pada sesi ‘Bahas Buku’, selain Dr. Dhimam Abror Djuraid, juga tampil sebagai pembahas yaitu Lutfil Hakim Ketua PWI Jatim, Amang Mawardi mantan wartawan Pos Kota penulis buku ini, dan bertindak sebagai moderator adalah Toto Sonata wartawan senior yang juga dikenal sebagai penyair.

Pada kover belakang buku, dimuat cuplikan pengantar Dr. Dhimam Abror Djuraid :

Yang dilakukan oleh Amang Mawardi sebenarnya adalah bercerita seperti obrolan di warung kopi. Bahasa tutur yang diujarkan di warung kopi itu kemudian dijadikan sebagai bahasa tulis dengan teknik yang lazim disebut : story telling.

Di dunia kepenulisan maupun dunia jurnalistik, story telling merupakan genre yang masih tetap populer sampai sekarang, dan sampai kapanpun. Bahkan, majalah Tempo yang menjadi pioner jurnalisme sastrawi menerapkan teknik story telling dalam penulisannya.

Banyak karya sastra besar merupakan transformasi dari bahasa tutur menjadi bahasa tulis. Salah satunya adalah tetralogi Pulau Buru karya pujangga Pramoedya Ananta Toer : Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1981), Jejak Langkah (1985), dan Rumah Kaca (1988).

Dimana titik temu antara jurnalistik dengan story telling? Jurnalistik mencari kebenaran melalui liputan dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan pengkayaan melalui riset. Sementara itu, story telling berperan untuk menyampaikan fakta secara sederhana dan apa adanya. Secara naluriah manusia lebih mudah tertarik kepada cerita ketimbang membaca sebuah tabel.


Arif Afandi mantan Wawali Surabaya yang kini CEO ngopibareng.com. menyatakan: “InsyaAllah hadir, Pak Amang…”

“Asiaapp … InsyaAllah…” pesan Lucky Lokononto yang CEO Beritajatim.com.

Juga, Wahyu Kuncoro, Pemred Harian Bhirawa : “Siap hadir senior…”

Sementara Denting Kemuning wanita penyair penulis buku kumpulan puisi ‘Trembesi di Sudut Kota’, menulis via japri WA : “Bismillah, mudah-mudahan cuaca mendukung…

Terima kasih doanya, Mbak Denting…


Acara ini diselenggarakan oleh PWI Jatim dan media online Kempalan.com.(AM).


Editor: Izzat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *