Gelaran Warumas Baca Puisi di PWI Jatim
Oleh: Aming Aminoedhin
KEMPALAN: Gelaran komunitas Wartawan Usia Emas atau Warumas, kembali beraksi baca puisi lagi. Setelah dua hari sebelumnya tampil di Artotel Hotel Surabaya (15/3), kini beraksi di Kantor PWI Jatim atau Balai Wartawan A. Aziz di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, pada Jumat, 17 Maret 2023. Kali ini tajuknya bedah buku dan grand launching buku ketiganya antologi puisi “Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi.”
Menarik untuk dicatat bahwa kegiatan itu, bisa menghadirkan tokoh pers Surabaya, H. Agus Samiadji (88 tahun) yang dulu wartawan Harian Neraca. Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, serta Imawan Mashuri, Ketua Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT), yang ikut membawahi Stikosa-AWS. Bahkan Imawan Mashuri ikut membaca puisinya sendiri yang berjudul “Tragedi Kanjuruhan.” Meski beberapa kali mandheg sebentar, tapi tampil baca dengan interpretasi yang benar. Bahkan terkadang meledak-ledak, tapi terasa enak didengar. Sesuai isi puisi yang satir dan getir itu.
Pada kesempatan yang cukup hangat dengan atmosfir menyenangkan itu, Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim, sempat memberikan penghargaan dan tali-asih kepada wartawan senior H. Agus Samiadji. Sempat pula sang Ketua PWI Jatim ikut baca puisinya D. Zawawi Imron berjudul “Madura, Akulah Darahmu” dengan sangat bagus.
Kehadiran ketua DPRD Kota Surabaya, juga membawa angin segar pertemuan siang itu, dan sempat beri sambutan dan juga ikut baca puisi. Dalam sambutannya menurut Adi Sutarwi-jono, beliau sangat merasa kagum pada para wartawan yang menulis di buku antologi puisi ini, serta masih tetap setia meski menulis puisi. Bahkan ia mengamati tulisan berita para wartawan di era digital sekarang terasa kering, banyak kosa-kosa kata yang hilang, karena hanya berdasar pengulangan kata tersebab hanya mementingkan kecepatan berita.
Sementara itu, sambutan Lutfil Hakim, Ketua PWI Jatim, merasakan jurnalistik sekarang ini sangat kurang yang terkait gaya penulisan sastra. Ibarat koin mata uang dengan sisi yang berbeda. Bahasa jurnalistik sekarang terasa dangkal, tanpa sentuhan kosa kata berbau sastra.
Lebih lanjut Lutfil punya harapan agar pada setiap peringatan HPN diikuti dengan penerbitan buku antologi sastra puisi karya para wartawan untuk memberi motivasi para wartawan muda lainnya.
Selain para penyair yang tampil baca puisi, ikut baca pula puisi dalam kesempatan itu: Wakil Ketua PWI Jatim, Mahmud Suhermono, Adi Sutarwijono (Ketua DPRD Surabaya), Oki Lukito (wartawan senior), Darmantoko (dulu wartawan Surabaya Post), Denting Kemuning (penyair), HM Cheng Ho Djadi Galajapo (Imam Besar Pelawak Indonesia). Sedangkan para penyairnya yang tampil baca puisi: Amang Mawardi, Arieyoko, Kris Mariyono, Ida Nurshanti Nicholas, Imung Mulyanto, Aming Aminoedhin, Toto Sonata, Sasetya Wilutama, dan Widodo Basuki.
Menurut Ketua Warumas, Kris Mariyono, buku Antologi Puisi “Wartakan Kemanusiaan Kutulis Puisi” ini merupakan buku ke-3 karya komunitas Warumas.
Buku setebal 170 halaman ini memuat karya puisi 13 wartawan penyair dengan berbagai latar belakang pengalaman yang panjang di media. Antara lain: Achmad Pramudito (mantan wartawan Harian Surya, sekarang pengelola media online iniSurabaya.com), Amang Mawardi (mantan wartawan Harian Pos Kota sekarang Youtuber dan penulis buku), Arieyoko (wartawan Republika – youtuber), Aming Aminoedhin (Majalah Media), Ida Nurshanti Nicholas (Harian Neraca, sekarang Dosen), Imung Mulyanto (Surabaya Post, Arek TV sekarang konsultan media), Karyanto (Harian Surya sekarang pengelola arekmemo.com), Kris Mariono (RRI Surabaya sekarang Majalah Media), Nurkhasanah Yulistiani (Jawa Pos Grup sekarang beritalima.com), Rokim Dakas (Surabaya Post, sekarang youtuber), Sasetya Wilutama (SCTV sekarang Stikosa AWS) , Toto Sonata (Harian Suara Indonesia) dan Widodo Basuki (Pamong Majalah berbahasa jawa “Jaya baya”). Mereka adalah para wartawan berusia 50 tahun ke atas dan sebagian besar masih aktif sebagai wartawan.
Berbeda dengan penerbitan sebelumnya, selain karya 13 wartawan juga memuat karya tiga penulis tamu, yaitu Abraham Ferry Rosando, dosen di Fakultas Hukum Untag Surabaya, Meithiana Indrasari’ Ketua Stikosa-AWS dan HM Cheng Ho Djadi Galajapo. Sedangkan kata pengantar ditulis oleh Sapto Anggoro, Ketua Komisi Pendataan, Penelitian & Ratifikasi Pers serta Lutfil Hakim, Ketua PWI Jatim.
Lebih lanjut, Kris mengatakan. “Kami akan terus konsisten berkarya menulis dan menerbitkan buku antologi puisi. Insya Allah kami sedang persiapkan buku antologi puisi keempat kalinya.”
Gelaran komunitas Warumas kali ini, pembicara bedah bukunya dipercayakan kepada Toto Sonata yang merupakan wartawan paling senior usianya di komunitas ini.
Gelaran baca puisi kali adalah gelaran paling gayeng, karena diselingi pula nyanyinya Imung Mulyanto, hingga saat Maghrib tiba. Sungguh gelaran yang paling indah. (*) .