Terlalu Nyaman Lockdown, Taiwan Ragu untuk Buka Diri ke Dunia Internasional
TAIPEI-KEMPALAN: Taiwan merupakan salah satu negara di dunia yang secara cepat menutup perbatasannya pada saat pandemi COVID-19 bermula. Namun, dengan adanya keberhasilan dari kebijakan tersebut, Taiwan sudah merasakan kenyamanan hingga membuatnya ragu untuk membuka diri kembali ke dunia internasional.
Hampir setelah dua tahun lamanya, Taiwan menjadi salah satu contoh sukses dalam penanganan pandemi COVID-19.
Pihak Kesehatan Taiwan mengatakan bahwa pemerintah tetap untuk melanjutkan kebijakannya untuk isolasi dirinya meskipun pandemi COVID-19 sudah mengalami penurunan yang drastis.
“Masyarakat Taiwan telah—merasa senang dengan keadaan hidupnya pada saat ini” ucap Chunhuei Chi yang merupakan profesor sekaligus direktur dari Center for Global Health di Universitas Negeri Oregon.
Taiwan merupakan salah satu negara yang masih menerapkan peraturan memasuki perbatasannya yang sangat ketat. Untuk dapat memasuki Taiwan, setiap individu harus sudah mendapatkan vaksinasi secara penuh dan melakukan 14 hari karantina di hotel yang ditentukan.
Hongkong dan Tiongkok bahkan memperlakukan 21 hari karantina di hotel.
Meskipun pemerintah Taiwan telah memperbolehkan kembalinya banyak orang asing ke negaranya seperti pekerja, pelajar dan lainnya dengan adanya “Gold visa”, tidak lama setelah itu, Taiwan kembali menutup perbatasannya untuk mempersiapkan diri dari membludaknya warga asing yang ingin memasuki negaranya.
Pada saat ini, Taiwan memiliki persentase vaksinasi sebesar 77% yang sudah melakukan vaksinasi dosis pertama dan 50% yang sudah melakukan vaksinasi secara penuh.
(France24, Muhamad Nurilham)