Sanksi AS atas Pembunuhan Jamal Khashoggi, Tak Menyentuh Putra Mahkota Saudi
WASHINGTON, KEMPALAN: Pemerintah AS di bawah Joe Biden mengumumkan sanksinya kepada aktor di balik pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi pada Jumat (26/2). Salah satu sanksinya berbentu penolakan terhadap visa.
Melansir The Hindu, sanksi ini tidak berlaku untuk putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. Padahal dalam laporan intelijen AS, pembunuhan terhadap jurnalis itu direstui oleh sang putra mahkota, meskipun ia menolak bahwa ia memerintahkan pembunuhan itu pada 2019 lalu. Seorang pejabat AS sendiri menyatakan bahwa negaranya secara umum belum menerapkan sanksi pada “pimpinan tertinggi negara.”
Seorang pejabat pemerintahan senior di pemerintahan Biden mengatakan bahwa pendekatan itu bertujuan untuk menciptakan titik awal baru untuk hubungan dengan Arab Saudi tanpa memutuskan hubungan inti di Timur Tengah.
Keputusan untuk tidak memberi sanksi kepada putra mahkota sendiri memang dirancang untuk menjaga hubungan kerja dengan pemimpin de facto kerajaan itu, walaupun dalam laporan itu menyimpulkan bahwa ia memberikan persetujuan atas operasi untuk menangkap atau membunuh Khashoggi.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen mengatakan bahwa mereka yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi harus bertanggung jawab. Maka dari itu untuk sekarang ada 76 warga negara Saudi yang visanya ditolak oleh pemerintah AS. Penolakan visa ini tidak hanya berlaku untuk pribadi tersebut, namun juga bisa, secara selektif, diterapkan kepada keluarganya.
Adapun mereka yang terlibat dalam penggunaan kekerasan terhadap jurnalis atau pembangkang yang berada di luar negeri dan melakukan kekerasan terhadap mereka di luar negeri tidak akan diperbolehkan untuk masuk Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat juga mulai mencatat dalam laporan hak asasi manusia tahunannya berkenaan dengan program yang dilaksanakan Arab Saudi atau negara lain yang melakukan pengawasan, gangguan atau menyasar pembangkang maupun wartawan.
Sanksi ini disebut sebagai “The Khashoggi Ban” untuk memberi penghormatan atas jurnalis itu.
“The Khasoggi Ban memungkinkan Departemen Luar Negeri (AS) untuk memberlakukan pembatasan visa pada individu yang, bertindak atas nama pemerintah asing, diyakini telah terlibat langsung dalam kegiatan kontra-pembangkang ekstrateritorial yang serius, termasuk yang menekan, melecehkan, mengawasi, mengancam, atau merugikan jurnalis atau orang lain yang dianggap sebagai pembangkang atas pekerjaan mereka, atau yang terlibat dalam kegiatan semacam itu sehubungan dengan keluarga atau rekan dekat lainnya dari orang-orang tersebut,” kata Blinken dalam pernyataan itu yang dikutip oleh Aljazeera.
Keputusan ini, menurut Blinken, bertujuan untuk “mendorong kembali pemerintah yang melampaui batas mereka untuk mengancam dan menyerang jurnalis dan mereka yang dianggap pembangkang karena menggunakan kebebasan fundamental mereka.”
Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan sanksi pada mantan wakil kepala intelijen Saudi, Ahmed al-Asiri, dan pada pasukan intervensi cepat Pengawal Kerajaan Saudi, yang dikenal sebagai “Pasukan Harimau” atau Firqat el-Nemr, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan. (The Hindu/Aljazeera, Reza Maulana Hikam)
