‎Kota Batu Disiapkan Jadi Kota Florikultura

waktu baca 3 menit
Suasana Batu Shining Orchids 2025.



‎KEMPALAN: Kota Batu kembali menegaskan reputasinya sebagai “Kota Bunga” melalui gelaran Batu Shining Orchids Week 2025, pameran anggrek terbesar di Indonesia yang berlangsung hingga 12 Oktober 2025 sejak dibuka sepekan silam di Balai Kota Among Tani.


‎Ajang tahunan ini bukan sekadar pameran bunga, melainkan gerakan yang merayakan keindahan, kolaborasi, dan harapan dalam dunia florikultura.

‎Mengusung tema “Growing Together” atau Tumbuh Bersama, acara ini menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, serta komunitas pecinta anggrek dari berbagai daerah di Indonesia.

‎Wali Kota Batu Nurochman dalam sambutannya menyebutkan bahwa kegiatan ini mencerminkan semangat gotong royong dalam membangun sektor pertanian dan wisata berbasis florikultura.

‎Florikultura merupakan cabang ilmu hortikultura yang membudidayakan tanaman berbunga dan berdaun untuk mencipta estetika. Misal, bunga potong, tanaman hias, tanaman lanskap atau tanaman dalam pot.

‎“Melalui Batu Shining Orchids Week, kita tidak hanya menampilkan keindahan anggrek tetapi juga memperkuat kerja sama dan komitmen dalam memajukan sektor pertanian dan pariwisata,” ujarnya.

‎Pameran nasional yang telah memasuki episode 8 ini menjadi magnet bagi ribuan pengunjung, kolektor, dan pelaku usaha. Batu Shining Orchids tidak hanya menampilkan bunga anggrek dari dalam negeri, tetapi juga menghadirkan koleksi eksotik dari mancanegara.

Ajang Bergengsi

‎Tahun ini, sebanyak 72 stan bursa ikut berpartisipasi. Masing-masing menampilkan koleksi anggrek unggulan, perlengkapan budidaya, hingga produk hortikultura terbaik.

‎Selain pameran, sejumlah kompetisi turut memeriahkan acara, antara lain: Orchid Landscape Competition, lomba desain taman anggrek dengan sentuhan kreativitas tata ruang hijau.

‎Orchid Competition Nasional, ajang bergengsi dengan tiga kategori utama: Best of Species, Best of Hybrid, dan Best of Show. DPD PAI se-Indonesia Gathering, pertemuan lintas daerah untuk memperkuat jejaring komunitas anggrek nasional.

‎Menurut Noviyanto, tokoh anggrek Kota Batu yang kini bekerja di Rijk Zwaan Belanda, potensi ekonomi dari kegiatan ini sangat menjanjikan.

‎“Pada penyelenggaraan tahun 2024, omzet peserta pameran dalam sepuluh hari mencapai Rp 8 miliar. Ini bukti bahwa florikultura bukan sekadar hobi tetapi juga sektor ekonomi yang tumbuh pesat,” tuturnya.

‎Acara pembukaan berlangsung meriah dan dihadiri berbagai tokoh, termasuk Sekjen DPP Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI), Untung Santoso, yang menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Batu dan PAI Malang Raya atas konsistensi penyelenggaraan acara ini.

‎“Kota Batu telah menjadi contoh daerah yang berhasil menyelaraskan hobi, ekonomi dan pariwisata dalam satu kegiatan inspiratif,” ujarnya.

‎Selain menampilkan keindahan bunga, acara ini juga menjadi ruang silaturahmi antar-pecinta anggrek dan sarana promosi wisata alam Kota Batu yang semakin dikenal di tingkat nasional.

‎Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Nurochman mengumumkan rencana penyelenggaraan East Java Orchid Show (EJOS) pada tahun 2026 sebagai bagian dari komitmen memperluas ekosistem florikultura di Jawa Timur.

‎Pemerintah juga menyiapkan Batu Botanical Garden, yang akan menjadi pusat riset, pelatihan, serta pameran hortikultura berskala besar.

‎“Kami ingin menunjukkan bahwa dengan sinergi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat, Batu siap menjadi tuan rumah ajang internasional,” tegas Nurochman.

‎Optimisme itu semakin kuat karena Kota Batu disebut-sebut sebagai kandidat tuan rumah Asia Pacific Orchids Conference (APOC) 2028, ajang paling bergengsi dalam blantika anggrek.

‎Laporan:
Rokimdakas
‎Penulis Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *