Hari Perpustakaan Sekolah Internasional, Khofifah Dorong Inovasi Digital di Perpustakaan untuk Tingkatkan Literasi Siswa
SURABAYA– Memperingati Hari Perpustakaan Sekolah Internasional setiap tanggal 18 Oktober, Khofifah Indar Parawansa mendorong perpustakaan sekolah untuk terus mengembangkan inovasi digital. Ini penting, agar minat dan tingkat literasi di kalangan siswa terus meningkat.
“Perpustakaan perlu beradaptasi dengan kemajuan teknologi untuk menjawab tantangan di era digital, di mana akses informasi menjadi lebih cepat dan fleksibel. Dengan inovasi digital, perpustakaan sekolah dapat menjadi pusat pembelajaran yang dinamis sesuai dengan kebutuhan zaman yang serba cepat dan digital ini,” kata Khofifah di Surabaya, Jum’at (18/10).
Khofifah mengatakan, saat ini perpustakaan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan buku fisik, tetapi harus menjadi pusat pembelajaran digital. Hal ini mencakup pengembangan perpustakaan digital yang memungkinkan siswa mengakses koleksi e-book, jurnal, dan materi pembelajaran lainnya secara online.
“Inovasi digital di perpustakaan memudahkan siswa untuk mengakses sumber informasi global. Hal Ini tentunya akan memperluas cakrawala pengetahuan siswa dan menghubungkan mereka dengan berbagai sumber daya di seluruh dunia,” katanya.
Menurutnya, literasi digital harus menjadi bagian dari pendidikan modern. Perpustakaan bisa menjadi salah satu fasilitas bagi siswa untuk menggunakan teknologi secara cerdas dan bijak, termasuk kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi digital secara efektif.
“Salah satunya perpustakaan bisa memanfaatkan teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) untuk menciptakan pengalaman membaca dan belajar yang lebih interaktif dan menarik. Teknologi ini dapat membuat buku-buku menjadi lebih hidup dan relevan dengan dunia siswa saat ini,” jelasnya.
“Tidak hanya itu, dengan sistem manajemen digital, perpustakaan dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan koleksi, peminjaman, dan pengembalian buku, serta memberikan layanan yang lebih cepat kepada siswa dan guru,” imbuhnya.
Lebih lanjut menurutnya, perpustakaan berbasis digital memungkinkan siswa mengakses buku dan materi pembelajaran kapan saja, tanpa terbatas oleh waktu dan tempat. Untuk itulah pentingnya transformasi perpustakaan dari tempat penyimpanan buku menjadi ruang kreatif yang interaktif dan menarik bagi siswa.
“Kita harus terus berinovasi bagaimana membuat perpustakaan menjadi tempat yang menyenangkan dan edukatif bagi siswa, serta menjadi pusat literasi yang dinamis di sekolah. Jangan sampai siswa merasa perpustakaan tempat yang membosankan,” katanya.
“Jadikan perpustakaan tidak hanya menjadi tempat untuk membaca, tetapi juga pusat kreativitas. Menyediakan ruang untuk diskusi, pelatihan keterampilan, atau kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan literasi akan menjadi daya tarik bagi siswa untuk datang ke perpustakaan,” pungkasnya. (*)