Lima Penjahat Perang Bekas Yugoslavia, Hampir Semuanya Komunis

waktu baca 4 menit
Tempat persidangan International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia.

KEMPALAN: Yugoslavia adalah federasi sejumlah negara yang sekarang dikenal sebagai Balkan. Yugoslavia merupakan sekutu Rusia dan berhaluan kiri, namun, mereka yang pernah berkecimpung di Yugoslavia, ternyata mempunyai dorongan untuk menjadi penjahat perang.

Setelah runtuhnya Yugoslavia dan muncul negara-negara di Balkan, ada sejumlah orang ambisius yang punya kecenderungan untuk melaksanakan kejahatan perang dan terbukti dengan berdirinya International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICYT) untuk mengadili para penjahat perang dari wilayah bekas Yugoslavia, berikut sejumlah namanya.

  1. Radovan Karadzic

Lelaki ini mendapat julukan “Sang Penjagal dari Bosnia”. Ia bekerja sebagai psikiater sebelum masuk ke dalam ranah politik dan menempuk pendidikan di University of Sarajevo, Bosnia. Ia ikut mendirikan Partai Demokratik Serbia di Bosnia-Herzegovnia dan menjadi presiden dari Republik Serbia di negara itu.

Radovan Karadzic.

Melansir KTVZ, ia bersama penjahat perang lainnya, Ratko Mladic, memimpin pasukan etnis Serbia di Bosnia dalam mengambil wilayah negara itu dan membunuh sekaligus membuat orang Muslim dan Kroasia mengungsi. Kisaran 100.000 orang tewas dalam tindakan kedua penjahat perang itu pada 1992-1995.

Kasus terkenal dari Karadzic adalah Genosida Srebrenica, dimana pasukan Serbia mengepung Srebrenica, “wilayah aman” yang ditunjuk oleh PBB, dan mengeksekusi sekitar 6.000-8.000 orang Muslim Bosnia. Karena tindakan itu, ICYT mengumumkan dakwaan untuk Karadzic atas kejahatan kemanusiaan.

  1. Ratko Mladic

Pasangan duet dari Radovan Karadzic, jika Karadzic adalah presiden, Mladic adalah Jenderal Pasukan Serbia di Bosnia yang juga mendapatkan hukuman seumur hidup karena Genosida Srebrenica. Ia merupakan pemimpin pengepungan Srebrenica yang bermuara pada pembantaian Muslim Bosnia.

Ratko Mladic.

Sebelumnya, ia pernah berkecimpung di akademi militer Yugoslavia dan bergabung dengan Partai Komunis. Mladic pernah menjadi komandan Korps Kesembilan Pasukan Yugoslavia yang menghadapi pasukan Kroasia ditahun 1991 dan ditugaskan di Sarajevo untuk memimpin Distrik Militer Kedua pada Mei 1992.

Kedatangan Mladic ini memulai apa yang dikenal sebagai Pengepungan Sarajevo selama tiga setengah tahun yang membunuh dan melukai penduduk sipil di kota tersebut. Usai konflik Bosnia, ia dinyatakan bersalah atas genosida dan kejahatan kemanusiaan dan melarikan diri ke Beograd di bawah perlindungan Slobodan Milosevic, figur kontroversial lainnya yang menjadi pemimpin Serbia.

  1. Slobodan Milosevic

Seorang alumnus Universitas Beograd, Milosevic adalah mantan anggota Partai Komunis Yugoslavia yang memulai karirnya di administrasi bisnis. Ia masuk ke politik pada tahun 1984 di bawah naungan pemimpin Liga Komunis Serbia.

Slobodan Milosevic.

Ketika perpecahan Yugoslavia dan pada tahun 1992 orang Kroasia di Bosnia-Herzegovina meminta untuk melepaskan diri dari Serbia, Milosevic mendukung milisi yang berjuang untuk menggabungkan Bosnia dan Kroasia dengan Serbia, upaya yang berujung pada kegagalan.

Dalam konflik dengan Kosovo, Pasukan Pembebasan Kosovo (KLA) melakukan pembunuhan terhadap politisi dan polisi Serbia, tindakan yang dilawan dengan keras oleh Milosevic dengan program pembersihan terhadap etnis Kosovo-Albania dan mendorong ratusan ribu lainnya menjadi pengungsi di negara tetangga.

Ia ditangkap usai kalah dalam pemilihan dan dikirimkan ke ICTY untuk disidang dengan dakwaan kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang, dan genosida. Ia ditemukan mati pada 11 Maret 2006 di sel tahanannya.

  1. Milan Babic

Babic adalah politisi etnis Serbia di Kroasia yang menjadi presiden pertama Republik Serbia Krajina, negara otonom di wilayah yang sekarang masuk ke dalam Kroasia. Ia juga pernah menjadi Perdana Menteri Republik Serbia Krajina kelima pada 1995 dan pernah bergabung dalam Liga Komunis Kroasia.

Milan Babic.

Kasus yang didakwakan kepada Baboc adalah kejahatan yang dilakukan pasukan Serbia di wilayah otonom Krajina di Kroasia antara 1991 hingga 1992. Pasukan Serbia menyerang kota dan desa di wilayah tersebut, dimana penduduk Kroasia dan non-Serbia dibunuh, ditahan, diusir dan dihancurkan rumah, barang, dan kebudayaannya. Pasukan Serbia ini bertindak ketika Babic menjadi Presiden Republik Serbia Krajina.

Karena itu, sang mantan presiden mengaku bersalah atas kejahatan kemanusiaan pada 27 Januari 2004 dan pengadilan menyakatannya bersalah pada 28 Januari 2004. Ia ditemukan tewas pada 5 Maret 2006 di tempat tahanan ICTY di Den Haag, Belanda.

  1. Goran Hadzic

Mantan Presiden Wilayah Otonom Serbia di Slavonia, Baranja dan Srem Utara sekaligus pernah menjabat sebagai Presiden Republik Serbia Krajina di Kroasia. Ia mengusir sebagian besar etnis Kroasia keluar dari negaranya agar Kroasia menjadi negara yang mayoritas beretnis Serbia. Ia juga pernah bergabung dengan Liga Komunis Yugoslavia.

Goran Hadzic.

Hadzic bersalah atas pembantaian 260 orang Kroasia dan etnis non-Serbia lainnya di Ocvaca pada 20 November 1991 setelah pengambilalihan Vukovar. Ia juga membunuh sekitar 25 penduduk Vukovar di tahanan di Dalj pada tanggal yang sama. Hadzic dianggap bersalah dalam serangan roket terhadap Sibenik dan Vodice pada tahun 1995. Ia meninggal pada 12 Juli 2016.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *