Lulus Sidang Terbuka Unair, Kapolda Jabar Rudi Setiawan Raih Gelar Doktor

waktu baca 2 menit

SURABAYA-KEMPALAN: Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Rudi Setiawan dinyatakan lulus dan berhasil dalam sidang terbuka promosi doktor di Universitas Airlangga Surabaya, Senin (3/11).

Salah seorang penguji, Dr. Suko Widodo mengapresiasi dan menyatakan disertasi yang disampaikan Irjen Pol Rudi Setiawan sebagai Promovendus sangat bagus, detail, dan teliti.

“Membaca disertasi Pak Rudi seperti membaca novel. Di situ Pak Rudi betul-betul melihat sebagai seorang polisi dan dia belajar bisa menghilangkan subjektivitas dan sangat objektif datanya,” kata dia.

Menurut dia, sebagai seorang kapolda dengan kesibukan luar biasa, apa yang dilakukan Irjen Rudi Setiawan sangat patut diapresiasi, terlebih tidak semua anggota Polri mampu menjalankannya.

Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai dinýatakan lulus dan berhasil dalam sidang terbuka promosi doktor di Unair, Surabaya, Senin (3/11).

Di akhir, lanjut dia, Rudi Setiawan mengambil kesimpulan bahwa polisi tidak bisa sendirian menyelesaikan konflik, karena butuh orang lain.

“Kesadaran yang paling dasar dari seorang terpelajar ya begitu. Jadi, mau menyadari kesalahannya atas nama lembaganya sendiri, saya kira yang mahal di situ. Dan dia membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk ikut menyelesaikan,” ucapnya.

Dosen Fisip Unair yang akrab disapa Sukowi ini berharap, disertasi Rudi Setiawan mampu menginspirasi bagi polisi lain yang bisa membebaskan diri dari lembaganya sementara waktu untuk melanjutkan pendidikan.

Suko Widodo, salah satu tim penguji dari Unair.

“Menjadi seorang doktor pada dasarnya adalah kejujuran dan keotentikan. Jadi, data yang diambilnya itu benar-benar data lapangan, data fakta yang tidak ditutup-tutupi dan kemudian dibongkar dengan teori-teori cukup bagus dianalisa,” jelas Sukowi.

“Nilai ujiannya 92. Seharusnya menyandang status cumlaude, tapi karena syaratnya harus 3 tahun lulus maka tidak bisa. Beliau menyelesaikan program doktoral 6 tahun karena saat menjabat deputi di KPK selama 2 tahun tidak bisa fokus kuliah. Jadi, faktor nonteknis saja yang menggagalkan Pak Rudi berstatus cumlaude,” tambahnya.

Selain itu, Sukowi menilai Rudi Setiawan sebagai seorang pembelajar betul karena mengambil data apa adanya di lapangan, detail, termasuk pengalamannya bertugas.

“Kejujuran beliau menjadi kemampuannya untuk menyatu ketika mengambil data, dan itu yang mengagumkan. Saya salut dan kagum terhadap beliau,” tandas Sukowi. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *