Semburan Gas Mirip Lumpur Lapindo Sidoarjo Muncul di Surabaya

waktu baca 4 menit
Semburan gas dari bawah sungai di sungai Rungkut Mapan Yakaya Surabaya (foto: Izzat-kempalan.com)

SURABAYA – KEMPALAN: Kemarin sore, semburan gas setinggi 1-2 meter muncul dari dasar sungai Rungkut Mapan sebelah selatan McD, perempatan Rungkut Mapan, Surabaya. Warga yang lewat banyak mengabadikan momen tersebut.

Jumat pagi ini (17/10), Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, bersama rombongan, termasuk dari ITS, datang mengecek lokasi pada pukul 08.30 WIB. Menurut Armuji, gas tersebut tidak berasal dari pipa PDAM atau PGN.

“Kalau pipa dari dalam air tidak ada, kemarin sudah diceburi. Pipanya PDAM kan di atas, jadi tidak mungkin,” kata Armuji ketika ditanya awak media termasuk kempalan.

Armuji, Wakil Wali Kota Surabaya ketika meninjau lokasi semburan gas (foto: Izzat-kempalan.com)

Pendapat dari ITS-Teknik Geofisika

Sementara di tempat yang sama perwakilan ITS yang bernama Wien Lestari ketika kami tanyakan mengenai kejadian ini mengatakan, “Kalau berdasarkan info-info yang saat ini masuk ke kami ya pak, masih asumi awal, kita melihat dari sumber pipa gas dulu. Makanya menjadi prioritas kami yang pertama, cuma kalau dari mas yang PGN infonya mengandung gas belerang dan amoniak. Kalau dari keilmuan, gas-gas itu seharusnya berasal dari aktivitas vulkanik bukan dari gas rumah tangga, sehingga ada hipotesa yang kedua, ini memang kemungkinan bersumber dari bawah tanah, dari alam”.

Selanjutnya Wien menambahkan, “Selanjutnya PGN akan melakukan study untuk melakukan Delineasi pipa dulu, termasuk kami dari Departemen Teknik Geofisika ITS akan membawa alat untuk melihat adakah utilitas visibilitas yang berhubungan dengan pipa gas di dekat sini”.

Patahan Kendeng Surabaya

Ketika Izzat (Kempalan.com) menanyakan apakah lokasi ini masuk atau berhubungan dengan lempeng Kendeng, Wien Lestari menjawab, “Oh iya,… Kan sudah ada study yang namanya patahan Kendeng pak. Dan itu memang berhubungan dengan Magma Vulkano yang di Gunung Anyar Surabaya dan Lusi (Lumpur Sidoarjo). Tapi ini masih asumsi dan kita harus mengecek dulu gejala seismisitas atau gejala gempa di sini, tapi itu memang patahan aktif. Kita masih berasumsi dulu , akan mengecek dulu apakah sumber ini berasal dari patahan bawah tanah.
Tapi kalau melihat sumber gasnya berasal dari aktivitas vulkanik, yang bersumber dari bawah/sistem magma “.

Mitigasi

Menjawab pertanyaan lanjutan mengenai langkah mitigasinya, Wien mengatakan, ” Kita akan melakukan study bawah permukaan pak. Tapi kita butuh informasi dari PGN dulu, kalau memang bukan dari pipa gas, baru kita lanjutkan study bawah permukaannya”, pungkasnya.

Sekilas mengenai patahan Kendeng

Studi tentang patahan Kendeng di Surabaya menyoroti keberadaan segmen aktif, seperti Segmen Surabaya dan Segmen Waru, yang berpotensi menimbulkan gempa bumi di wilayah kota. Penelitian ini mencakup pemetaan lokasi, perhitungan risiko dengan metode seperti DSHA dan NERA, serta pemantauan aktivitas seismik secara berkelanjutan untuk menilai potensi bahaya. Studi juga merekomendasikan pemetaan lebih rinci dan pemanfaatan data seismik eksplorasi untuk pemahaman yang lebih baik.
Patahan yang melintasi Surabaya
Sesar Kendeng: Patahan aktif yang membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Segmen Surabaya: Bagian dari Sesar Kendeng yang secara spesifik melintasi Kota Surabaya.
Segmen Waru: Bagian lain dari Sesar Kendeng yang juga melewati wilayah Surabaya dan sekitarnya, terutama di bagian selatan.
Sesar lain: Penelitian juga mengidentifikasi sesar lain yang masih “terpendam”, seperti Sesar Kali Surabaya dan Sesar Watukosek, yang membutuhkan studi lebih lanjut.
Hasil dan kesimpulan studi
Potensi gempa: Studi menegaskan bahwa Sesar Kendeng adalah sumber gempa aktif dan berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo hingga 6,5 atau lebih.
Pemetaan dan pemantauan: Diperlukan pemetaan dan pemantauan aktivitas seismik yang berkelanjutan, baik pada sesar dangkal maupun dalam, terutama di sekitar Kota Surabaya.
Penilaian bahaya: Penelitian menggunakan metode seperti DSHA dan NERA untuk memodelkan percepatan tanah akibat gempa, yang berguna dalam perencanaan mitigasi risiko.
Kecepatan pergerakan: Sesar Kendeng bergerak dengan kecepatan hingga sekitar 5 mm per tahun, yang bisa berdampak pada kota Surabaya.
Perlu perhatian: Aktivitas sesar ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana.

Seismisitas

Seismisitas adalah studi mengenai kejadian, frekuensi, dan karakteristik gempa bumi di wilayah geografis tertentu, yang mencakup seberapa sering gempa terjadi, jenisnya, dan mengapa gempa itu terjadi. Istilah ini digunakan untuk mengukur aktivitas seismik suatu wilayah dan dapat mencakup gempa alami maupun gempa yang diinduksi oleh aktivitas manusia seperti penambangan atau peledakan.
Parameter utama seismisitas
Posisi dan kedalaman gempa: Menunjukkan lokasi gempa di permukaan dan di bawah permukaan bumi.
Mekanisme fokus: Menjelaskan jenis pergerakan lempeng yang menyebabkan gempa.
Hubungan frekuensi dan magnitudo: Menggambarkan pola jumlah gempa berdasarkan kekuatannya (magnitude) di suatu wilayah.
Percepatan permukaan tanah: Mengukur tingkat goncangan tanah saat gempa terjadi.
Kegunaan seismisitas
Pemetaan aktivitas kegempaan: Seismisitas digunakan untuk membuat peta persebaran gempa, di mana semakin banyak titik pada peta menunjukkan aktivitas seismik yang lebih tinggi di suatu daerah.
Analisis risiko bencana: Membantu memahami potensi bahaya gempa di suatu wilayah, sehingga dapat dilakukan upaya mitigasi yang lebih baik.
Studi gempa terinduksi: Digunakan untuk memantau dan menganalisis gempa yang disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti dalam studi seismisitas terinduksi. (Izzat)

Editor: Nur Izzati Anwar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *