Sah! Ismail Sabri Yakoob jadi Perdana Menteri Malaysia Kesembilan
KUALA LUMPUR-KEMPALAN: Datuk Seri Ismail Sabri Yakoob dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia yang kesembilan pada Sabtu (21/8) menggantikan Muhyiddin Yassin yang tidak mampu mendapatkan suara mayoritas.
Pria berumur 61 tahun itu sendiri adalah pemain lama dalam politik Malaysia dan berasal dari United Malays National Organization (UMNO). Sebelum menjadi Perdana Menteri, ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan.
Menurut Bridget Welsh yang merupakan ahli tentang Malaysia dari Universitas Nottingham menyatakan Sabri adalah jembatan politik dari berbagai kelompok dengan UMNO, maka dari itu ia dipilih oleh Raja Malaysia Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah karena memegang dukungan paling banyak di parlemen. Namun berkaitan dengan salah urus penanganan Covid-19, Welsh menganggap Sabri adalah salah satu yang akan disalahkan.
Adapun, para pemimpin dari Sarawak dan Sabah berharap PM Malaysia yang baru itu dapat mengembalikan hak kedua negara itu yang ada dalam Konstitusi Federal dan Perjanjian Melayu 1963 serta dapat mengakhiri krisis politik negara Asia Tenggara itu.
Melansir Bernama, Datuk Hajiji Noor selaku Menteri Utama Sabah mengatakan pemerintahnya mendukung penuh penunjukkan Sabri sebagai Perdana Menteri Malaysia dan berharap negaranya dapat bergerak untuk menyelesaikan permasalahan Covid-19.
Sementara Datuk Seri Dr Jeffrey Kitingan dari Parti Solidariti Tanah Airku (STAR) berharap tidak ada lagi krisis politik sehingga bisa lebih berfokus pada penanggulangan pandemi dan wakil presiden Partai Bersatu Rakyat Sabah Datuk Arthur Joseph Kurup percaya dengan kemampuan Ismail Sabri Yakoob karena pengalamannya di pemerintahan.
Sabri sendiri mendapatkan total sejumlah 114 suara dari anggota parlemen, sementara oposisinya, Anwar Ibrahim mendapatkan 105 suara, akan tetapi Ibrahim menyerukan pada pendukungnya untuk menerima penunjukkan Sabri. Tapi salah satu bakal calon UMNO lainnya, Tengku Razaleigh Hamzah memilih abstain dalam pemilihan Perdana Menteri pengganti Muhyiddin Yassin.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (20/8) yang dikutip The Strait Times, Ibrahim menyatakan penunjukan Sabri oleh Raja Malaysia adalah hal yang selaras dalam Konstitusi, monarki konstitusional, dan demokrasi konstitusional. Ia juga menyampaikan bahwa hal itu justru merupakan tantangan bagi Pakatan Harapan dan aliansinya untuk berusaha lebih keras pada pemilihan umum Malaysia ke-15. (Aljazeera/Bernama/CNA TST, reza hikam)









