Buka Hari Ini, Berikut Cara Booking dan Jadwal Kunjungan Museum Olahraga Surabaya

waktu baca 2 menit
Penampakan depan Museum Olahraga Surabaya yang mulai dibuka hari ini.

SURABAYA-KEMPALAN: Museum Olahraga Surabaya (MOS) baru saja diresmikan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi pada Sabtu (8/5) pagi.

Peresmian tersebut juga dihadiri oleh Menteri Sosial, Tri Rismaharini yang menjadi penggagas berdirinya Museum tersebut.

Museum dengan luas 1,5 hektar itu, sudah bisa mulai dikunjungi masyarakat secara gratis mulai Minggu (9/5) pagi.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya memberlakukan sistem booking bagi masyarakat yang ingin mengunjungi Museum Olahraga Surabaya.

Penampakan samping museum olahraga Surabaya yang mengusung tema heritage.

Pemberlakuan sistem booking dilakukan karena adanya pembatasan jumlah pengunjung untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

“Untuk reservasinya via daring mengingat masih pandemi COVID-19 sehingga kapasitasnya pengunjung dibatasi 50 persen.” kata Antiek Sugiharti, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya.

Masyarakat bisa melakukan booking dan pembelian tiket melalui website https://tiketwisata.surabaya.go.id

Museum Olahraga Surabaya menyediakan 4 sesi kunjungan dengan batas 10 orang pengunjung per sesinya.

Sesi kunjungan tersebut adalah pada pukul 09.00-10.00, 10.00-11.00, 12.00-13.00, dan 13.00-14.00.

Sedangkan pada pukul 11.00-12.00 digunakan sebagai sesi istirahat untuk melakukan penyemprotan disinfektan di dalam Museum.

Pamflet standar operasional museum olahraga Surabaya.

Museum Olahraga Surabaya dapat dikunjungi setiap hari, kecuali pada hari senin dan juga tanggal merah.

Museum yang terletak di jalan Patmosusastro No.12 itu, terdiri dari dua lantai dan memiliki 235 jenis koleksi peninggalan atlet asal Surabaya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti pada Minggu (9/5) mengatakan bahwa Disbudpar bersama Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Surabaya hingga saat ini terus mengumpulkan barang-barang sejarah untuk koleksi museum.

“Barang-barang bersejarah itu sebagian diperoleh dari para atlet Nasional maupun internasional asal Kota Surabaya.” kata Antiek.

Museum ini juga mengusung konsep arsitektur unik, yaitu menggunakan model Heritage, di mana bangunannya didominasi lengkungan. Mirip seperti Stasiun di London, Inggris.

“Konsep bangunan memang penggabungan nuansa modern dan kuno. Jadi dibikin mirip sama museum pendidikan. Bangunan heritage memang sengaja dipertahanakan,” kata Imam Krestian, Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya. (Edwin Fatahuddin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *