Tekan Angka Import, Bambang Haryo Dorong Swasembada Kedelai

waktu baca 2 menit

Sidoarjo – Anggota DPR RI Komisi VII Ir. H Bambang Haryo Soekartono (BHS), berharap Indonesia dapat berswasembada kedelai. Menurutnya hal itu perlu dicapai untuk menekan angka import kedelai yang naik tiap tahunnya.

Hal itu ditegaskan Bambang Haryo dalam agenda resesnya di Desa Sepande, Candi, Sidoarjo yang dihadiri puluhan pelaku UMKM tempe, tahu dan lontong yang digelar pada Selasa (17/12/2024).

Bambang Haryo mengatakan, Desa Sepande atau yang dikenal dengan desa seribu UMKM-nya mampu menyerap tenaga kerja dan pendapat terhadap daerah begitu besar. Namun, mereka mengeluh terkait harga kedelai untuk bahan baku tempe dan tahu kian melejit.

“Harga kedelai saat ini yang mencapai Rp 8 ribu lebih ini tentu menjadi faktor pera pelaku UMKM tempe dan tahu mengurangi produksi mereka. Mereka berharap pemerintah dapat menekan harga hingga dibawah Rp 7 ribu,” kata Bambang Haryo.

Dia juga menyampaikan, koperasi serikat atau perkumpulan pelaku UMKM tempe dan tahu diberikan kesempatan menjadi importir kedelai secara langsung. Mengingat selama ini import kedelai dilakukan oleh segelintir pengusaha besar tanpa ada pergantian tiap tahun.

“Mereka ini koperasi atau kumpulan pengusaha tempe ingin diberikan kesempatan sebagai importir kedelai yang dijembatani oleh pemerintah, agar tidak dikuasai pengusaha yang itu-itu saja,” ucapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang tahun 2022 mencapai 2,32 juta ton atau senilai 1,63 miliar dollar AS. Rata-rata impor kedelai Indonesia per tahunya mencapai 2 juta-2,5 juta ton.

Dikatakan Bambang Haryo dari total volume impor itu, sekitar 70 persen di antaranya dialokasikan untuk produksi tempe, 25 persen untuk produksi tahu, dan sisanya untuk produk lain.

Bambang Haryo juga meminta pihak terkait untuk menjadi tahu dan tempe sebagai makanan pendamping utama untuk program makan siang bergizi gratis yang diproyeksikan dimulai tahun depan.

“Nanti saya sampaikan untuk tahu dan tempe ini sebagai makanan pendamping utama untuk program makan siang gratis,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Bambang juga menyampaikan bakal mengusulkan kepada kementerian terkait untuk menekan harga beras bagi pelaku UMKM khususnya pembuat lontong di angka Rp 10 ribu perkilogram nya.

Dia juga berjanji bakal mempercepat proses pengajuan pembangunan over pass di Desa Sepande yang disebut menjadi titik langganan macet dan jalur rawan kecelakaan.

“Secepatnya akan kita realisasikan untuk pembangunan over pass dan keluhan pelaku UMKM terkait harga kedelai tadi. Minggu depan kita juga akan kesini untuk melihat kondisi permukiman yang kerap banjir, seperti apa kondisi sungainya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *