Penataan Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel dan Kota Lama Dikebut

waktu baca 2 menit
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

SURABAYA-KEMPALAN: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terus mengebut penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel dan Kota Lama. Ia menargetkan, penataan di dua kawasan wisata ini bisa tuntas keseluruhan pada Mei 2024 mendatang. 

Wali Kota Eri mengatakan, setelah meresmikan Serambi Ampel, penataan di dua kawasan tersebut masih terus berlanjut sampai sekarang. “Ini (penataan kawasan Ampel) masih tahapan awal. Jadi, insyaAllah kita selesaikan semuanya nanti sampai berjalan di bulan Mei,” kata Eri, Rabu (6/3). 

Ia memastikan, penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel dan Kota Lama, khususnya di area Jalan Panggung, tuntas bersamaan pada Mei mendatang. Dirinya ingin, setelah dilakukan penataan nanti, seluruh fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) di kawasan wisata religi Sunan Ampel nantinya bisa saling terkoneksi satu sama lain. 

“Jadi nanti saling terkoneksi, nanti parkirnya di sini, semua tempat makan di sini (terminal bus dan Serambi Ampel), setelah itu, dia (pengunjung) masuk ke Ampel harus melewati penyebrangan ini. Nanti kita juga tata untuk yang masuk ke dalam Ampel-nya,” ujarnya. 

Selain itu, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga menyebutkan, Sentra Wisata Kuliner (SWK) Pegirian nantinya bakal diubah total. “Jadi akan menunjukkan koneksitas dan bentuknya kawasan religi, tidak seperti yang saat ini,” sebutnya. 

Di samping itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya Dewi Soeriyawati mengatakan hal senada, sampai saat ini pemkot masih terus melakukan penataan di kawasan wisata religi Sunan Ampel. Salah satunya, melakukan penataan terhadap pedagang yang berada di area tersebut. 

Dewi menerangkan, setelah Serambi Ampel diresmikan, Dinkopumdag Surabaya akan melanjutkan penataan pedagang di SWK Pegirian. Karena, SWK tersebut nantinya akan digunakan sebagai tempat pedagang aksesoris dan pernak pernik khas Ampel. “Itu juga sedang kita tata, biar nggak kelihatan rungsep gitu ya,” kata Dewi. 

Ia berharap, ketika semua pedagang telah masuk ke tempat yang telah disediakan oleh Pemkot Surabaya, tidak ada lagi pedagang kaki lima (PKL) yang menggelar lapaknya di pinggir jalan. “Kami harap bisa seperti itu (rapi), nanti kita bersihkan semuanya,” tandasnya. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *