Tinjau Pasar Tambahrejo dan Larangan, Pj Gubernur Adhy Pastikan Stok Pangan Aman dan Harga Terkendali

SURABAYA-KEMPALAN: Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono turun langsung meninjau stok bahan pangan atau bahan pokok di Pasar Tambahrejo Surabaya dan Pasar Larangan Sidoarjo, Sabtu (17/2).
Didampingi Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI Fanshurullah Asa saat meninjau Pasar Tambahrejo Surabaya, Pj. Gubernur Adhy langsung berdialog dengan satu per satu pedagang dan menanyakan update stok harga pangan yang di jual.
Adapun bahan pangan yang ditinjau diantaranya adalah beras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, cabai rawit, daging sapi, daging ayam serta beberapa bahan pokok lainnya.
Hal serupa juga dilakukan saat meninjau Pasar Larangan Sidoarjo. Pihaknya ingin memastikan bahwa stok bahan pangan di Jatim dalam kondisi aman dan harganya terkendali.
Usai meninjau kedua pasar tersebut, Pj Gubernur Adhy menyampaikan agar masyarakat tidak khawatir karena setelah dilakukan sidak, sehingga dipastikan seluruh stok bahan pokok tersedia.

“Hari ini saya senang semua leading sektor melakukan operasi pasar terpadu bersama-sama. Setelah kita sidak, semua stok bahan pokok tersedia dan beberapa harga kita lihat masih normal,” kata Adhy.
Kendati stok tersedia, Adhy menemukan beberapa bahan pokok mengalami kenaikan di atas HET. Di Pasar Tambahrejo misalnya, untuk beras medium mengalami kenaikan sebesar Rp. 482/kg dari Rp. 11.335/kg menjadi Rp. 11.817/kg atau naik 4,25%.
“Sedangkan tingkat kenaikan beras premium sebesar Rp 1.082/kg dari Rp 13.877/kg menjadi Rp 14.959/Kg atau naik 7,80%,” jelasnya.
Hal serupa juga ia temukan di Pasar Larangan Sidoarjo. Rerata kenaikan harga bahan pokok di pasar tradisional ini berada di kisaran Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.
Harga bawang putih misalnya mengalami kenaikan dari Rp 36 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg. Berikutnya untuk cabe rawit mengalami kenaikan dari Rp 75 ribu per kg menjadi Rp 85 ribu per kg. Sementara untuk harga bawang putih tidak mengalami kenaikan yakni dijual dengan harga Rp 33 ribu per kg.

“Khusus cabe rawit musim hujan ada persoalan memanage
stok agar bisa digunakan dan tahan lama. Ini yang sedang kita upayakan untuk mengatur semua,” katanya.
Meski beberapa bahan pokok mengalami kenaikan, Adhy memastikan harga tersebut adalah yang terendah di Jawa.
Berdasarkan data dari badan Pangan Nasional (Bapanas) per 16 Februari 2024, harga beras medium di Jatim sebesar Rp 12.980 per kg. Harga di Jatim ini diketahui adalah yang paling terendah jika dibandingkan dengan provinsi lain seperti DKI Jakarta Rp 13.630/kg, Jawa Barat Rp 14.890/kg, Jawa Tengah Rp 14.930/kg, DIY Rp 14.480/kg, dan Banten Rp 13.890/kg.
Sedangkan harga beras premium di Jawa Timur sebesar Rp 15.430/kg. Harga di Jatim ini juga paling terendah jika dibandingkan dengan provinsi lain seperti DKI Jakarta yakni Rp 13.630/kg, Jawa Barat sebesar Rp 14.890/kg, Jawa Tengah Rp 14.930/kg dan DIY Rp 14.480/kg.
“Kalau kita mau bandingkan, harga kita adalah yang paling terendah se-Pulau Jawa. Tentu ini kita apresiasi kerja keras semua kepala daerah yang selalu melakukan operasi pasar seperti ini,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kenaikan harga beras dipicu oleh menurunnya produksi beras pada bulan Januari sebesar 185.871 ton dan perkiraan produksi bulan Februari sebesar 389.472 ton.
Hal ini mengakibatkan Harga Gabah Kering panen di tingkat petani sebesar Rp 7.410/kg yang lebih tinggi 48,2% dibandingkan harga acuan yang ditetapkan pemerintah yang sebesar Rp 5.000/kg.
“Kondisi tersebut mengakibatkan kenaikan harga beras di tingkat konsumen. Akhirnya seluruh pedagang menaikkan harga sesuai dengan harga beras yang dibeli dari distributor maupun agen. Ini yang akan kita cari bersama untuk mengatur strategi dan memberikan intervensi kepada distributor maupun agen,” jelasnya.
Memenuhi kebutuhan beras, lanjut Adhy, Pemprov Jatim bersama Bulog telah memberikan bantuan sosial beras kepada distributor untuk memasok kebutuhan semua pasar sehingga kebutuhan beras dan harganya cukup.
“Bulog telah meningkatkan cadangan beras pemerintah baik melalui realisasi impor maupun penyerapan beras komersial dari petani melalui mitra Bulog yang ada di Kabupaten Kota di Jatim,” ujarnya.
“Selain itu, Beras komersial Bulog didistribusikan baik ke pasar rakyat maupun retail modern. Saat ini Bulog telah mengisi pasokan beras di retail modern seperti Superindo, Alfamidi, Indogrosir, Lotte, dan retail modern lainnya,” tambahnya.
Di akhir, Pj Gubernur Adhy Karyono menegaskan, pemerintah daerah dan para pihak terkait akan terus memantau perkembangan harga beras secara intensif dan real time. Jika sewaktu- waktu ada ketidakwajaran harga yang berarti, akan segera mengambil langkah-langkah intervensi konstruktif agar harga kembali stabil.
“Seperti pasar murah, subsidi transportasi, sampai dengan penindakan jika terdapat pelanggaran pasar,” pungkasnya.
Setelah meninjau beberapa bahan pokok di Pasar Tambahrejo Surabaya, Pj Adhy Karyono juga meninjau Kios TPID Bulog Koperasi Simokerto Tambahrejo dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Surabaya. Ia meninjau harga beras SPHP dengan HET Rp 54.500 per 5 kg.
Turut hadir Ketua BPKN RI Muhammad Mufti Mubarok, Kepala Kanwil IV KPPU Dendy R. Sutrisno, dan Pimpinan Bulog Kanwil Jatim Ermin Tora. (Dwi Arifin)
