Anies Bubble
KEMPALAN: Sebulan jelang hari H pencoblosan pilpres perang udara antar-calon makin meriah. Perang darat dalam bentuk baliho dimenangkan secara mutlak oleh pasangan Prabowo-Gibran. Tetapi, perang udara di platform media sosial belakangan dimenangkan oleh capres Anies Baswedan.
Kemunculan Anies di live Tiktok menjadi titik balik keunggulannya dalam melakukan kampanye media sosial. Selama beberapa waktu, Prabowo merebut perhatian netizen, terutama generasi milenial dan generasi Z dan Y, karena tampilan joget gemoy. Prabowo dicitrakan sebagai sosok chubby yang menggemaskan dan lucu karena gaya jogetnya yang khas.
Prabowo-Gibran juga mencuri perhatian karena tampilan fotonya yang menggunakan teknologi AI, artificial intelligence, yang memunculkan citra imut dan lucu yang digemari anak-anak milenial. Citra kartun AI Prabowo-Gibran sempat menjadi trend-setter yang ditiru banyak orang.
Keunggulan itu tidak bertahan lama. Pada debat capres pertama Prabowo tidak berhasil menampilkan citra gemoy yang dibangunnya. Alih-alih Prabowo justru tampil emosional dan tidak sesuai citra yang selama ini dibangun.
Di media sosial penggemar seni tidak suka image AI yang merusak karya seni, dan penampilan citra AI oleh Prabowo-Gibran bisa backfired menjadi bumerang yang menyerang balik. Sentimen negatif penggemar seni itu membuat popularitas Prabowo-Gibran stagnan.
Dalam perang udara ini pasangan nomor 3 Ganjar-Mahfud seolah hilang dari peredaran. Ganjar dikenal sebagai gubernur medsos selama memimpin Jawa Tengah dua periode. Tiap hari unggahan Ganjar mendapatkan sambutan antusias dari netizen. Tapi, di saat perang udara mencapai titik krusial sekarang Ganjar malah mengabur.
Perang udara paling seru terjadi antara pasangan nomor satu melawan nomor dua. Saat debat antar calon wapres, Gibran diluar dugaan leading dari dua pesaingnya yang jauh lebih senior dan berpengalaman.
Salah satu langkah cemerlang Gibran berhasil membuat KO Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD. Imin tidak paham mengenai SGIE dan Mahfud tidak ngeh mengenai carbon capture. Gibran unggul dalam perdebatan itu, meskipun banyak yang menganggap pertanyaan itu jebakan batman.
Keunggulan Gibran tidak bertahan lama. Beberapa hari setelah debat sentimen negatif terhadap Gibran makin membesar. Gibran dianggap tidak jujur dan bahkan culas dengan pertanyaan jebakan itu. Imin bisa melakukan recovery dengan cepat dengan memelesetkan kepanjangan SGIE menjadi ‘’sego goreng iwak endog’’, nasi goreng lauk telur.
Anies-Imin seperti menyalip di tikungan. Ketika Prabowo-Gibran harus defensif menghadapi serangan netizen, Anies melaju melalui ‘’live Tiktok’’ yang baru kali pertama ia lakukan. Ternyata sambutan netizen sangat besar. Anies bisa berdialog langsung secara bebas dan terbuka dengan netizen. Tidak ada pertanyaan yang diedit atau disensor. Semuanya loss gak pake rewel.
Penampilan live Tiktok ini menjadi pelengkap bagi kampanye ‘’Desak Anies’’ yang menjadi andalan dalam berbagai ajang kampanye. Desak Anies menjadi ajang adu gagasan secara terbuka oleh Anies dengan menghadapi pertanyaan langsung dari audiens. Model kampanye semacam ini dianggap sebagai terobosan yang tidak dipunyai oleh capres lain.
Beberapa hari belakangan ini muncul akun baru yang disebut sebagai Anies Bubble. Meskipun namanya seperti busa tetapi akun ini bukan sekadar busa yang mengambang kesana kemari. Akun ini mendapat sambutan besar dari netizen penggemar K-Pop yang rata-rata berasal dari generasi milenial dan Z serta Y. Anies Bubble menjadi trending topic di X selama beberapa hari.
Anies Bubble diinisiasi oleh sebuah akun X yang mendukung Anies Baswedan sebagai capres. Akun itu menggunakan nama pengguna @aniesbubble, dan hanya dalam waktu 1 hari berhasil memperoleh pengikut sebanyak 44.3 ribu. “Hello! this is a new account for our capres Anies Baswedan. follow us and turn on our notifications! (Halo, ini akun baru untuk capres kita Anies Baswedan, follow kita dan nyalakan notifikasinya!),” begitu bunyi cuitan pertama @abiesbubble pada Sabtu, 30 Desember 2023.
Cuitan tersebut mendapatkan suka sebanyak lebih dari 17 ribu dan terlihat akan terus bertambah. Akun Anies Bubble adalah representasi idol Kpop yang menggunakan sebuah platform bernama Bubble. Platform Bubble biasa digunakan oleh idol Kpop untuk menyapa, berinteraksi, hingga membagikan foto kepada para penggemarnya.
Penggemar akan menerjemahkan hal-hal yang ditulis atau dilakukan idol mereka ke sebuah akun di Twitter seperti yang dilakukan akun X @aniesbubble. Jika umumnya fandom Kpop akan menerjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, akun @aniesbubble melakukannya dalam Bahasa Korea. Akun @aniesbubble juga menggunakan sebuah emoji untuk mewakili kehadiran Anies Baswedan, yakni menggunakan emoji burung hantu.
“Crazy how Pak Anies makes gen z turn their head to him just from doing a tiktok live and being an unpaid therapist. Other paslon even make gemoy branding and trying to look like they understand gen z trends but it is NOT working! Guess all we need is emotional support lmao. (Luar biasa bagaimana Pak Anies membuat Gen Z memalingkan kepala kepadanya hanya karena melakukan live tiktok dan menjadi terapis tak berbayar. Paslon lain bahkan membuat branding gemoy dan mencoba untuk terlihat seperti mengerti tren GenZ tetapi tidak berhasil. Kurasa yang kita semua butuhkan adalah emotional support”,” komentar @indigIoss.
Anies bahkan mendapat julukan ‘’Abah Owl’’ yang berarti orang tua yang bijak. Citra gemoy Prabowo pun terancam oleh citra Abah Owl yang muncul sebagai idola baru. Sebulan menjelang hari H, Anies mengungguli Prabowo dalam kampanye media sosial. Akankah mempengaruhi elektabilitas paslon? Tunggu saja.
Oleh: Dhimam Abror Djuraid, founder kempalan