Rencana FIFA Perluas Piala Dunia Antarklub Banjir Kritikan

waktu baca 2 menit
Logo Piala Dunia Antarklub 2025. (Foto: Arab News)

ZURICH-KEMPALAN: Bukan hanya turnamen Piala Dunia yang bakal bertambah jumlah tim kontestannya. Dari yang semula 32 negara jadi 48 negara dalam Piala Dunia 2026 mendatang.

FIFA sebagai konfederasi sepak bola internasional juga menambah klub kontestan Piala Dunia Antarklub. Dari yang biasanya tujuh klub jawara dari enam konfederasi ditambah klub tuan rumah, rencananya akan jadi 32 klub dalam edisi 2025 mendatang.

Bukan hanya penambahan jumlah klub kontestannya. Demikian pula dengan tanggalnya yang akan bergeser dari musim dingin ke musim panas. Sama seperti turnamen mayor, Piala Dunia Antarklub juga akan berlangsung pada Juni-Juli 2025.

Rencana FIFA itu langsung menuai kritikan dari berbagai pihak. Baik dari klub-klub top Eropa ataupun dari Asosiasi Pesepakbola Profesional di berbagai negara dan benua. Tak ada satu pun yang mendukungnya.

Salah satunya adalah wide attacker Manchester City Bernardo Silva. Berbicara di laman resmi City, Bernardo mengklaim FIFA harus bersiap membayar mahal rencananya yang terkait Piala Dunia Antarklub format baru tersebut.

’’Kami tidak diajak konsultasi, tetapi kami mencoba menjalani tugas kami,’’ keluhnya. Di Piala Dunia Antarklub seperti saat ini saja pemain harus merelakan waktunya berlibur di hari Natal berkurang.

Apalagi jika ditambah dengan gelaran turnamen musim panas di Piala Dunia Antarklub. ’’Kenyataannya jumlah pertandingan yang kami jalani saat ini jika ditambah jadwal yang baru, akan jadi agak gila karena kurangnya periode istirahat kami. Itu mempebesar kans cedera pemain,’’ tutur pemain berkebangsaan Portugal itu.

Dari sisi kualitas turnamen, Bernardo juga menganggap tidak akan ada gunanya apabila FIFA memaksakan diri. ’’Jangan berharap bisa menyaksikan pertandingan yang bagus di saat pemain dalam kondisi kelelahan,’’ warning-nya.

Federasi Pesepak Bola Profesional Inggris (PFA) dan Federasi Pesepak Bola Profesional Internasional (FIFPro) juga menganggap proyek FIFA tersebut tidak pro dengan pemain sepak bola. Sebaliknya, malah akan merusak pemain dan klub sepak bola itu sendiri.

’’Tekanan mental dan fisik yang ekstrem di puncak permainan kami khawatirkan terjadi di berbagai klub dan timnas. Kondisi yang menyebabkan kelelahan, cedera fisik, kesehatan mental, penurunan performa dan risiko terhadap keberlangsungan kariernya si pemain itu sendiri,’’ tulis FIFPro dalam pernyataan sikapnya. (YMP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *