Hari AIDS Sedunia 2023, Puskesmas Kedungdoro Gelar Lomba Gerak Jalan dengan Yel-yel Unik
SURABAYA-KEMPALAN. Puskesmas Kedungdoro punya cara unik dalam memperingati Hari AIDS Sedunia 2023. Yaitu dengan menggelar Lomba Gerak Jalan yang diikuti Kader Hebat Surabaya dari 14 Rukun Warga (RW). Tiap tim berjumlah sepuluh orang.
Gerak jalan yang berlangsung meriah ini digelar di Lapangan Jalan Tegalsari, Sabtu (2/12) pagi.Tepatnya di depan Hotel Bisanta Bidhakara.
Yang menark, para peserta ditantang membuat yel-yel menarik dan unik.Tujuannya agar penderita HIV/AIDS tidak menjadi momok seperti anggapan negatif mayoritas orang selama ini.
Kepala Puskesmas Kedungdoro dr. Yessy Pebriaty Sukatendel, MM, mengatakan, penanganan dan edukasi tentang HIV/AIDS dilakukan secara berkala lewat berbagai macam penyuluhan, screening, terutama pengobatan. Selain itu, edukasi juga dilakukan dengan menyasar masyarakat umum di wilayahnya, yaitu dengan menggandeng komunitas.
“Puskesmas Kedungdoro sendiri berkomitmen terus berjejaring dengan berbagai kelompok masyarakat. Mulai komunitas suporter sepak bola, waria, dan komunitas lainnya,” kata dr Yessy.
Di antaranya dengan melakukan mobile VCT, yaitu pemeriksaan jemput bola dengan terjun langsung ke masyarakat.
Mobile VCT ini menyasar tempat-tempat hiburan malam, seperti panti pijat tradisional dan karaoke. Selain itu, Puskesmas Kedungdoro juga membuka pelayanan HIV/AIDS setiap hari.
Menurut dr Yessy, tren kasus HIV/AIDS di Kedungdoro terus meningkat setiap tahun. Bahkan per bulan rata-rata ada penambahan sekitar 3-10 orang penderita baru hasil screening. Kendati demikian, stok ARV sebagai obat rutin penderita selalu tersedia.
“Untuk tahun 2023, tiap bulan yang menjalani tes di Puskesmas Kedungdoro mengalami peningkatan kurang lebih 10 penderita,” ujarnya.
Karena itu, untuk menekan peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS, Puskesmas Kedungdoro melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada kader. Ada pula Wadah Peduli AIDS (WPA). Bahkan, dalam memperingati Hari AIDS Sedunia 2023, Puskesmas Kedungdoro juga melakukan penyuluhan penanggulangan HIV/AIDS.
“Kita juga melakukan inovasi dari Kader Surabaya Hebat dengan membuat yel-yel tentang HIV/AIDS,” terang dr Yessy.
Dokter Yessy mengakui bukan hal mudah memberikan pemahaman kepada masyarakat di tengah stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS.
Sehingga, yel-yel yang diperlombakan pada momen ini diharapkan bisa menekan ketakutan dan stigma negatif di masyarakat. Bahwa penularan HIV/AIDS tidak semudah seperti yang mereka bayangkan.
Camat Tegalsari Kartika Indrayana pada kesempatan yang sama mengapresiasi seluruh aksi Puskesmas Kedungdoro dalam menangani HIV/AIDS.
“Memang kami ini bergerak terus dan melakukan kegiatan rutin, seperti yang dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu khususnya kader kecamatan dan teman-teman organisasi untuk HIV/AIDS,” ucapnya.
Kartika menjelaskan, pihaknya sudah memetakan penanganan permasalahan kesejahteraan sosial di Kecamatan Tegalsari. Termasuk HIV/AIDS, narkoba, stunting, dan lainnya.
“Wali Kota Pak Eri Cahyadi mengatasi bagaimana permasalahan kesejahteraan sosial di Surabaya itu dieliminir bahkan bisa dinolkan,” pungkasnya.(Dwi Arifin)