Stabilkan Harga, Pemkot Bikin Warung TPID di Pasar Surabaya
SURABAYA-KEMPALAN: Pemkot Surabaya bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan dibantu semua stakeholder membuat Warung TPID di pasar-pasar Surabaya. Terobosan ini dilakukan untuk mengendalikan dan menstabilkan harga minyak, beras, dan gula di pasar Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, agar harga pasar itu terjamin atau dijual sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi), maka sejumlah pasar di Surabaya dibuatkan warung TPID. Hal ini sesuai dengan apa yang sudah dilakukan oleh para jajaran PD Pasar Surya Surabaya.
“Di Warung TPID itu, sementara kita menjual beras, minyak dan gula,” kata Wali Kota Eri saat sidak Warung TPID di Pasar Wonokromo Surabaya, Selasa (28/11).
Karena itu, apabila ada warga yang belanja ke pasar lalu mendapati harga yang tidak sesuai HET, maka warga itu bisa langsung mencari warung TPID. Alhasil, dengan adanya warung TPID ini bisa menjaga harga beras, minyak, dan gula di pasaran Surabaya, sehingga para pedagang tidak lagi menjual di atas HET.
“Ini hasil diskusi TPID dengan semua stakeholder di Surabaya, sehingga kita terus bersinergi untuk menjaga stabilitas harga di Surabaya. InsyaAllah kalau kita bergerak bersama pasti bisa mengendalikan inflasi Surabaya,” katanya.
Sementara itu Direktur Utama PD Pasar Surya Agus Priyo mengatakan, Pemkot Surabaya melalui TPID terus berupaya menekan inflasi. Selain melakukan operasi pasar yang secara berkala digelar di pasar-pasar tradisional, TPID juga telah membuka gerai beras yang dinamai Warung TPID itu.
Warung TPID ini akan dibuka di lima pasar tradisional di Kota Pahlawan. Adapun pasar-pasar tersebut yakni Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo. Empat pasar ini berada dalam pengelolaan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya. Sedangkan satu pasar lagi adalah pasar swasta.
“Ini adalah salah satu upaya dari Pemkot Surabaya untuk menekan atau mengendalikan inflasi, khususnya untuk komoditi beras. Di lima pasar ini didirikan Warung TPID,” ungkap Agus Priyo
Ia menjelaskan Warung TPID lebih difungsikan sebagai stokist. Yaitu, gerai yang menyediakan komoditi tertentu (beras). Sedangkan untuk ketersediaan komoditinya, TPID berkolaborasi dengan Bulog.
Menurutnya, dengan langkah tersebut, TPID Pemkot Surabaya bisa melakukan intervensi terhadap kenaikan harga atau kelangkaan komoditi. “Sebab, Warung TPID ini bisa mendistribusikan komoditi beras dari Bulog itu dari gerai kepada pedagang di pasar atau langsung ke masyarakat,” terangnya.
Warung TPID ini, menurutnya, tetap akan mendistribusikan beras tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Sehingga, harga beras ditargetkan untuk terus stabil dan tidak ada lonjakan harga.
Selain itu, harga beras juga akan dipampang di layar monitor harga bahan pokok yang dipasang di pintu masuk pasar. Tujuannya agar pembeli mengetahui harga rata-rata beras. (Dwi Arifin)