Habiskan Anggaran Rp 36,9 Miliar, Gedung MUI Tower Jatim Diresmikan Gubernur Khofifah
SURABAYA-KEMPALAN: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau MUI Tower Jatim yang terletak di Jalan Raya Wisma Pagesangan, Surabaya, Selasa (21/11) malam.
Peresmian ini ditandai dengan penekanan tombol sirine, penandatanganan prasasti, dan pengguntingan untaian melati oleh Gubernur Khofifah didampingi Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Sekda Prov. Jatim Adhy Karyono, Ketua Umum MUI KH. Anwar Iskandar, dan Ketua Umum MUI Jatim KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah.
Gedung MUI Tower Jatim ini berdiri di atas lahan seluas 3.045 m2 dan terdiri dari 5 lantai dengan luas bangunan mencapai 4.900 m2. Total anggaran yang telah dialokasikan untuk pembangunan Gedung MUI Jatim ini mencapai Rp 36,9 M.
Gedung ini didesain dengan konsep modern yang dilengkapi dengan ornamen islami. Terdiri dari beberapa ruangan antara lain lobby, ruang konsultasi, ruang rapat, ruang laktasi, mushola, ruang badan dan lembaga, ruang serbaguna, dan laboratorium halal.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah berharap berdirinya Gedung MUI Tower Jatim tidak hanya sebagai sentra bertemunya para ulama, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai majlis ilmu. Sehingga selain berfungsi sebagai perkantoran, juga dapat mendiskusikan berbagai macam keilmuan.
“Yang ingin saya sampaikan adalah kami berharap majelis ilmunya di sini. Para pakar sains bisa melakukan berbagai ikhtiar terutama untuk industri halal di sini,” kata Khofifah.
Ia menjelaskan, para guru besar juga dapat melakukan diskusi atau meeting di gedung ini. Ia menyebut tersedia banyak ruang rapat di Gedung MUI Tower Jatim ini yang dapat dimanfaatkan untuk membahas persoalan yang baik yang berkaitan dengan umat, juga keilmuan yang didasarkan pada nilai-nilai agama yang menjadi dasar membangun moderasi dan toleransi.
“Insya Allah gedung ini memungkinkan untuk bisa memberikan layanan-layanan keumatan dan layanan umum lainnya,” ucapnya.
Ia menuturkan, ke depan laboratorium halal yang ada di gedung ini diharapkan bisa menjadi penguat berkembangnya industri halal di Jawa Timur. Karena menurutnya ada kebutuhan-kebutuhan yang tidak bisa sepenuhnya bisa dilaksanakan oleh pemerintah salah satunya percepatan sertifikasi halal.
“Nantinya banyak lembaga-lembaga yang mungkin bisa diaktifkan untuk bisa mendapatkan sertifikasi sesuai dengan keahlian-keahliannya,” ujarnya.
Selain itu, orang nomor satu di Jatim ini mengharapkan Gedung MUI Jatim ini akan menjadi rumah besar bagi keluarga besar MUI dari berbagai ormas keagamaan Islam. Sehingga dari sini diharapkan bisa menyemai pentingnya membangun kebersamaan, kebersatuan dan kerukunan bagi seluruh warga bangsa.
“Akan menjadi referensi luar biasa bukan hanya untuk Jawa Timur. Bagaimana kemudian menempatkan addinu wal mulku tauamaniy hari ini bukan hanya kabupaten/kota di Jawa Timur, tapi kebutuhan untuk Indonesia,” tegasnya.
“Kebersatuan kita menjadi faktor yang sangat penting dan itu menjadi penanda bahwa memang di Indonesia kita ini dalam keberagaman, tapi tetap dalam kebersatuan dan persaudaraan, serta kerukunan,” imbuhnya.
Di akhir, ia kembali menegaskan bahwa kebersatuan dan kerukunan adalah hal penting yang harus terus dibangun di Indonesia. Terlebih di masa-masa dimana tensi politik mulai menghangat.
“Mudah-mudahan peresmian Gedung MUI Tower Jatim ini adalah momentum kembali merekatkan persaudaraan kebersatuan dan kerukunan di antara kita semua,” pungkasnya.
Usai meresmikan orang nomor satu di Jatim ini meninjau beberapa ruangan yang ada di Gedung MUI Jatim ini bersama para ulama, jajaran Forkopimda dan sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.
Sementara itu Ketua Umum MUI KH. Anwar Iskandar menyampaikan bagaimana seharusnya hubungannya ulama dengan pemerintah itu dibangun dan berkolaborasi, sehingga satu sama lainnya saling membutuhkan menuju kemaslahatan umat.
“Hubungan ulama dan umara’ atau pemerintah itu ibarat saudara kembar, sebagai partner satu sama lainnya. Dimana kekuasaan atau pemerintah yang tidak mengindahkan nilai-nilai esensial agama maka akan hancur,” urainya.
“Artinya pemerintah dan ulama itu masing-masing punya makom sendiri-sendiri, di satu sisi menjaga agama dan di sisi lain kekuasaan menjaga eksistensi keduniaan. Kerjasama semua aspek ini dapat menjadikan kemaslahatan umat secara bersama-sama,” lanjutnya.
Kiai Anwar turut memberikan apresiasi terhadap pembangunan Gedung MUI Jatim. Menurutnya, kantor MUI Jatim adalah yang terbaik se-Indonesia.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jatim yang telah memberikan partisipasi nyata terhadap perkembangan MUI. Akan lebih bagus jika ini menjadi contoh bagi daerah lain,” katanya.
Sedangkan Ketua Umum MUI Jawa Timur KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Gubernur Khofifah yang telah memberikan komitmen yang nyata, sehingga kantor MUI Jawa Timur bisa terbangun dengan baik dan menjadi kebanggaan semuanya.
“Jujur saya merasa bersyukur kepada Allah SWT punya ibu Gubernur Bu Khofifah, Kantor MUI ini bukan hanya menjadi kebanggaan kami di MUI tapi juga menjadi kebanggaan seluruh ulama dan umat Jawa Timur dan ini akan dicatat dalam sejarah,” ucapnya.
Nampak hadir pada peresmian gedung MUI Jatim Wakil Gubernur Jawa Timur, Sekdaprov Jatim, Jajaran Forkopimda Jatim, Ketua Umum MUI, Ketua Umum MUI Jawa Timur, Ka. kanwil Kemenag Prov. Jatim, Ketua PWNU Jatim dan sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim. (Dwi Arifin)