Prabowo si Gemoy
KEMPALAN: Pada pilpres 2019 Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno menampilkan citra sebagai pemimpin yang tegas dan berwibawa. Ia memakai safari putih berkantong empat dan suka mengenakan atribut militer sebagai simbol ketegasan. Dalam sebuah kesempatan pidato politik Prabowo menggebrak-gebrak meja, sampai harus ditenangkan oleh Amien Rais, yang ketika itu menjadi ‘’pawang politik’’ Prabowo.
Sekarang, menjelang pilpres 2024, Prabowo mengubah citra itu. Dari citra galak yang militeristik menjadi citra lucu dan menggemaskan. Anak-anak gaul dan anak milenial menyebutnya sebagai ‘’Gemoy’’, yang berarti gemuk, tapi lucu. Rupanya Prabowo senang dengan sebutan itu, dan sampai sekarang citra gemoy itu melekat padanya.
Dalam banyak kesempatan Prabowo menampilkan aksi yang lucu, misalnya dengan menari gaya Jawa. Kadang aksi lucu itu terlihat lebay karena dilakukan di acara formal yang seharusnya serius. Salah satu aksi melucu itu dilakukan oleh Prabowo saat berada di KPU (Komisi Pemilihan Umum) mengikuti acara pengambilan nomor urut, Selasa (14/11). Ketika memasuki ruangan acara bersama pasangannya Gibran Rakabuming Raka, Prabowo berhenti sejenak sebelum duduk dan berjoget menyambut teriakan pendukungnya.
Banyak yang tertawa melihat tingkah lucu Prabowo ini, tapi banyak juga yang geleng-geleng kepala terheran-heran. Terlihat bahwa Prabowo sedang menjalankan proyek perubahan citra yang didesain oleh konsultan politiknya. Perubahan citra ini adalah upaya untuk menghapus citra gelap yang selama ini menempel pada Prabowo.
Anak-anak milenial yang mengikuti akun Prabowo rupanya senang dengan citra gemoy itu. Mereka adalah generasi yang tidak tahu mengenai citra keras Prabowo di masa silam. Pada kampanye presiden 2019 Prabowo selalu berapi-api dalam setiap perdebatan.
Dalam kampanye terbuka di Stadion Kridosono, pidato Prabowo diwarnai aksi gebrak-gebrak meja podium. Sampai sekarang video gebrak meja itu masih beredar luas dalam bentuk meme. Banyak narasi lucu yang ditempelkan pada video itu, salah satunya berbunyi ‘’maka kopi, mana kopi…’’
Citra paling gelap yang melekat pada Prabowo adalah dugaan pelanggaran HAM penculikan aktivis 1998. Prabowo yang saat itu menjabat Danjen Kopassus, dianggap bertanggung jawab atas penculikan aktivis mahasiswa dan seniman yang dilakukan oleh bawahannya yang kemudian dikenal dengan nama Tim Mawar.
Sampai sekarang banyak aktivis demokrasi yang hilang tanpa jejak. Salah satunya ialah seniman Widji Thukul dari Solo, yang menjadi korban penculikan dan tidak kembali sampai sekarang. Ia disebut-sebut sebagai korban penghilangan paksa oleh Tim Mawar.
Namun, isu ini perlahan mereda. Sejumlah pihak dari TNI, memberi kesaksian bahwa Prabowo tak terlibat atau tidak tahu-menahu soal pergerakan Tim Mawar. Komandan Tim Mawar, Mayor Inf. Bambang Kristiono, dalam persidangan militer, mengaku membentuk Tim Mawar untuk menculik aktivis atas inisiatif sendiri.
Keterlibatan Prabowo dalam aksi penculikan aktivis yang dilakukan Tim Mawar kembali terangkat pada 2018. Arsip Keamanan Nasional (NSA) merilis 34 dokumen rahasia Amerika Serikat terkait situasi sekitar reformasi di Indonesia. Salah satunya arsip tertanggal 7 Mei 1998 yang mengungkap catatan staf Kedutaan Besar AS di Jakarta mengenai nasib para aktivis yang menghilang.
“Penghilangan itu diperintahkan Prabowo yang mengikuti perintah dari Presiden Soeharto,” demikian yang tertulis dalam dokumen itu.
Dalam visi dan misi calon presiden dan wakil presiden 2024, Prabowo dan Gibran disorot karena tidak memasukkan program pengungkapan pelanggaran HAM berat di masa lalu dalam visi misinya. Prabowo jelas berusaha menghindari jebakan batman dan menjauh dari isu sensitif itu.
Prabowo ingin menghapus citra militeristik dan ingin melunak. Hal itu tampak sejak ia bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi pasca-pilpres 2019. Dalam salah satu unggahannya di akun Twitter dan Instagram, Prabowo mengenakan hoodie putih dengan latar belakang langit, seperti di puncak gunung. Foto ini menjadi populer dan memantik diskusi di kedua platform tersebut, terutama di kalangan anak muda.
Prabowo juga ingin menampilkan citra muda dan segar di media sosial. Ia mengunggah momen saat berjoget dan menyanyi diiringi penyanyi. Pada peringatan ulang tahun Golkar Prabowo juga bernyanyi dan berjoget.
Kepada media Prabowo mengakui bahwa dirinya telah banyak berubah. Ia mengaku berubah karena sudah dua kali dikalahkan oleh Jokowi. Karena itu ia ingin meniru langkah politik Jokowi.
Prabowo menyatakan banyak belajar tentang politik dari Jokowi. Dia pun bertekad mengikuti langkah Jokowi jika berhasil menjadi presiden, salah satunya mengajak pihak manapun untuk bekerja sama membangun bangsa tanpa pandang kawan maupun lawan politik.
Perubahan citra dari galak menjadi gemoy ini, dinilai sebagai upaya Prabowo menggaet pemilih muda, first voters, untuk memenangkan Pilpres 2024. Prabowo menyadari bahwa pilpres kali ini adalah kesempatan yang terakhir baginya, it is now or never, do or die. Prabowo melakukan apa saja untuk memenuhi cita-cita politiknya.
Pertarungan memperebutkan suara first voters terlihat sangat serius, karena jumlah pemilih pemula sangat besar. Daftar Pemilih Tetap Nasional untuk Pemilu 2024 mencapai 204,8 juta jiwa, lebih dari 50 persen pemilih di antaranya merupakan pemilih muda. Pemilih kategori Gen Z berjumlah 46,8 juta jiwa atau 22,85 persen dan 68,82 juta jiwa atau 33,6 persen pemilih dari generasi milenial.
Sebagai kelompok dominan dalam Pemilu 2024, suara anak muda dianggap berkontribusi besar untuk menentukan kemenangan. Media sosial menjadi sarana utama generasi muda untuk mencari informasi soal isu-isu politik, dipilih oleh lebih dari 90 persen responden.
Laporan Indonesia Social Media Statistics 2023 menunjukkan Instagram menjadi platform media sosial terpopuler, dengan perkiraan 173,59 juta pengguna pada tahun 2023. Jumlah tersebut lebih dari separo populasi Indonesia.
Melihat jumlah yang besar itu wajar saja jika para capres berusaha sekuat tenaga untuk merebut suara mereka. Karena itu Prabowo mati-matian mempertahankan Gibran Rakabuming sebagai pendampingnya.
Para pemilih muda itu menjadi penentu masa depan, karena itu mereka berhak tahu latar belakang pemimpin yang akan dipilihnya. Taruhan anak-anak muda itu terlalu mahal jika memilih presiden hanya karena bisa berjoget gemoy.
Oleh: Dhimam Abror Djuraid (founder kempalan.com)