Gibran Cawapres Prabowo sudah Direncanakan Lama?

waktu baca 2 menit
Prabowo dan Gibran (*)

KEMPALAN: Keinginan menjadikan Gibran cawapres itu nyata, bukan berasal dari halusinasi para pengamat dan media. Hanya saja prosesnya memang tidak mudah. Jadi memang harus sabar untuk melihat akhirnya, tidak boleh buru-buru, “ojo kesusu” agar berjalan sesuai yg mereka harapkan, hingga akhirnya bisa terwujud. 

Sejatinya semua sudah dipersiapkan secara sistematis jauh-jauh hari dan publik bisa melihat proses ketidakpatutan itu berlangsung di tengah hujan kritik dan kecaman dari yang tidak setuju dengan cara-cara itu. Walhasil skenario yang terbaca gamblang itu tetap diteruskan walau beresiko buruk pada mereka sendiri jika rakyat sadar.

Hal tak patut secara etika politik itu tetap dilakukan karena berdasar riset internal dari ahli yg mereka hire, hasilnya yakin jika strategi itu berlangsung, mereka akan memperoleh kemenangan di Pilpres 2024. 

Kedua ada faktor “tumbu oleh tutup”. Dimana ada satu pihak yang memang sudah ingin berkali-kali jadi presiden, menganggap kali inilah kesempatan terakhir terbukanya peluang itu. Maka baginya dengan cara apapun akan dilakukan, yang penting cita-cita dan harapan keluarga sejak dahulu itu bisa tercapai. 

Keinginan berat Prabowo ini bertemu dengan kepentingan keluarga besar pak Jokowi dan elit-elit di sekitarnya yang tidak ingin kehilangan kekuasaan yang telah dimiliki dan dinikmati selama ini. 

Titik temu itulah yang mendorong munculnya skenario penyelamatan bersama yang saat ini bisa dilihat rakyat, bahwa master mind koalisi pak Prabowo memang berniat sejak lama mencawapreskan tokoh muda Gibran Rakabuming Raka menjadi tokoh yang dipilih mendampingi Capres Prabowo. 

Skenario ini telah diterima dan didukung beberapa partai koalisi karena dianggap sebagai strategi politik paling menguntungkan mereka yang berkoalisi dan mudah dirasionalkan untuk dipahami dan diterima publik. Misal ini demi menjamin kontinuitas pembangunan dan kemajuan Indonesia. Maka tidak bisa tidak skenario ini menjadi pilihan yang semakin terbuka dan bisa dijalankan lalu diumumkan. 

Tak hanya MK yang putusannya sudah mendukung skenario tersebut, peraturan KPU pun sehari setelah keputusan MK, sudah ada revisi dan dikirim ke partai partai disesuaikan dengan skenario ini. Maka akan mulus lah rencana deklarasi pasangan Prabowo Gibran.  

Hanya ada satu hal yang tidak bisa diatur-atur oleh kekuasaan yang besar, yaitu hati nurani rakyat yang digerakkan dan ditentukan oleh Allah SWT. Pada akhirnya semua tergantung Sang Khalik. Mudah-mudahan negeri ini tetap dalam perlindunganNya dan memperoleh pemimpin yang terbaik yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin YRA.

Henri Subiakto, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *