Tangis Anies

waktu baca 5 menit
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar daftar Capres-Cawapres. (ist)

KEMPALAN: Suara Anies Baswedan bergetar. Emosinya pecah, matanya basah. Itu terjadi ketika dia memberikan pidato politik di Nasdem Tower menjelang keberangkatan pendaftaran ke KPU (Komisi Pemilihan Umum), Rabu (19/10). Anies emosional karena merasa plong setelah setahun terakhir menghadapi gelombang tantangan besar sejak dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Partai Nasdem, 3 Oktober 2022.

Anies memendam emosi yang berat karena gelombang serangan yang menerpanya sangat besar. Selama lima tahun menjadi gubernur DKI Anies dikenal tangguh dalam menghadapi segala macam kritik. Sebaliknya, ia juga tidak melambung ketika mendapatkan puja-puji. Karena ketangguhannya itu kemudian muncul frasa ‘’Dipuji Tidak Terbang, Dicaci Tidak Tumbang’’ yang ditempelkan kepada Anies.

Frasa itu diambil dari ungkapan populer Inggris ‘’Praised Does Not Fly, Insulted Does Not Fall’’. Mungkin tidak banyak yang tahu ungkapan asli dalam bahasa Inggris ini. Tetapi setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ungkapan itu menjadi frasa baru dalam khazanah politik Indonesia dan seolah-olah menjadi monopoli Anies.

Lima tahun Anies tahan uji dan tahan banting. Setahun menjadi bakal capres Partai Nasdem—yang kemudian membentuk Koalisi Perubahan bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera—Anies menghadapi serangan yang menggelombang. Konsultan politik Hasan Nasbi–yang dikenal sebagai pendukung setia Ahok—bahkan berani bertaruh mobil Alphard jika Anies bisa mendaftar ke KPU. Tantangan taruhan itu dijawab oleh Sunny Tanuwidjaja, orang dekat Ahok yang membelot ke Anies. Kalau taruhan ini tetap berjalan tentu Hasan Nasbi harus menyerahkan mobil itu kepada Sunny Tanuwidjaja.

Hasan Nasbi hanya satu saja di antara banyak pengamat dan aktivis politik yang mengkritisi Anies. Salah satunya ialah Zulfan Lindan, politisi Partai Nasdem yang sangat bersemangat mengkritisi Nasdem dan Anies Baswedan. Zulfan Lindan menjadi ‘’self-proclaimed crusader’’ pejuang anti Nasdem dan Anies atas kemauannya sendiri.

Zulfan di-nonaktifkan dari Partai Nasdem dan kemudian memilih mengundurkan diri dan menjadi spesialis kritikus anti-Anies dan Surya Paloh. Zulfan menjadi narasumber yang laris manis di setiap talkshow politik.

Zulfan membuat Nasdem gerah karena menyebut Anies sebagai antitesa Jokowi. Ketika itu Nasdem masih berusaha menjadi anak baik dengan menjaga hubungan baik dengan Jokowi. Deklarasi Anies oleh Nasdem membuat Jokowi tidak nyaman, dan hubungan yang semula hangat dengan Surya Paloh pelan-pelan dingin dan hambar. Jokowi tidak hadir pada acara ulang tahun Nasdem. Desas-desus sudah berembus kencang sejak setahun silam bahwa jatah Nasdem di kabinet bakal dipreteli. Sekarang desas-desus itu terbukti. Dua di antara 3 menteri Nasdem di kabinet tersingkir karena kasus korupsi.

Zulfan Lindan tidak sepenuhnya keliru dengan menyebut Anies sebagai antitesa Jokowi. Seiring waktu berjalan Anies dan Partai Nasdem harus memilih menjadi oposisi meskipun setengah hati. Maunya Nasdem mendekat dan menempel terus ke Jokowi, tetapi Jokowi terus menghindar dan akhirnya semakin menjauh.

Dengan jargon perubahan mau tidak mau Anies harus menjadi antitesa Jokowi. Atau paling tidak menjadi alternatif Jokowi. Jelas sekali bahwa Anies tidak masuk dalam skenario Jokowi. Karenan itu tidak ada pilihan lain kecuali menjadi antitesa Jokowi. Risikonya, Nasdem dan Anies harus siap menghadapi kemarahan Jokowi.

Surya Paloh secara mendadak mendeklarasikan Anies pada 3 Oktober 2022, nyaris tanpa persiapan. Dari Singapura Surya Paloh menerima info A1 bahwa Anies akan dijadikan tersangka oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam kasus balapan Formula E. Anies akan ditersangkakan meskipun bukti-bukti tidak mendukung. Yang penting ditersangkakan dulu, kalau nanti tidak terbukti bisa dikeluarkan SP3, surat perintah penghentian penyidikan.

Di lingkungan KPK sendiri ada para crusader anti-Anies yang bernafsu menersangkakan Anies. Firli Bahuri sang ketua, dianggap masuk dalam barisan itu. Waktu berjalan, Anies lolos, dan sekarang Firli Bahuri masuk perangkapnya sendiri. Kasus dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo disebut-sebut akan menjadi perangkap yang bisa menangkap Firli.

Lolos dari jebakan KPK tidak berarti Anies bebas bergerak. Orang dekat Anies mengatakan bahwa ada upaya menjegal Anies dengan cara apapun dan dengan biaya berapapun. Para makelar dan operator politik bekerja keras untuk menghentikan Anies. Gerakan ini sangat sistematis dan terorganisasi dengan berbagai macam kamuflase.

Salah satunya adalah gerakan untuk kembali ke UUD 45. Gerakan ini tidak ditujukan secara langsung untuk menghentikan Anies, tetapi efeknya terasa pada Anies. Aktivis gerakan ini menginginkan adanya dekrit presiden untuk kembali ke UUD 45. Dengan dekrit itu Jokowi diberi kesempatan dua tahun atau lebih untuk memperpanjang masa jabatan sambil mempersiapkan perubahan kembali ke UUD 45.

Dengan adanya dekrit ini pemilu 2024 bisa gagal dilaksanakan. Gerakan yang sangat kental dengan teori konspirasi ini bukan dilakukan oleh makelar kelas teri, tapi oleh elite-eilte politik nasional. Kelompok ini bergabung dengan para skeptis ‘’Anies Haters’’ yang mengembuskan isu bahwa Anies tidak akan bisa mendaftar ke KPU.

Drama di internal koalisi perubahan juga sangat menguras energi dan emosi Anies. Partai Demokrat sejak awal menyimpan misi untuk menitipkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres. Dukungan bersyarat setengah hati ini menjadi kerikil dalam sepatu, duri dalam daging, di Koalisi Perubahan.

Puncaknya terjadi ketika Surya Paloh memutuskan memilih Muhaimin Iskandar sebagai pendamping Anies. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meradang, menuduh Anies sebagai pengkhianat, dan langsung hengkang dari koalisi. SBY lega keluar dari Koalisi Perubahan. Selama berada di koalisi ini SBY dan Partai Demokrat terlihat tidak nyaman. Misi AHY sebagai cawapres seperti misi harga mati.

Sekarang Partai Demokrat bergabung denga Koalisi Indonesia Maju bersama Prabowo. SBY dan AHY terlihat lega dan bahagia meskipun impian menjadi cawapres pupus.

Bergabungnya Muhaimin seperti mendapat durian runtuh bagi Surya Paloh dan Anies Baswedan. Imin sudah lama menjadi target operasi Anies dan Surya Paloh. Dan ketika kesempatan datang Surya Paloh langsung menangkapnya.

Persoalan tidak lantas selesai. KPK langsung bergerak memanggil Imin. Mesin kekuasaan kembali bekerja. Para pembenci Anies bersorak, Imin akan ditersangkakan sebelum pembukaan pendaftaran di KPU. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan lari dari koalisi perubahan, Anies akan gagal mendaftar, dan Partai Nasdem akan menjadi gelandangan politik.

Teori konspirasi itu gagal. Anies dan Imin menjadi pasangan pertama yang mendaftar ke KPU. Pasangan ini tetap menjadi underdog. Kendati demikian, dua pasangan upperdog–Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran/Erick Thohir—memantau pasangan Amin dengan cermat.

Secara moral pasangan Amin berada di atas angin. Tapi, yang harus diingat, jangan sampai Amin masuk angin. Jalan terjal masih panjang. ()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *