Penggurit Bojonegoro Dapat Anugerah Sutasoma

waktu baca 2 menit
Penggurit Bojonegoro Dapat Anugerah Sutasoma (*)

KEMPALAN: Sastrawan Jawa dari Bojonegoro memang cukup ampuh dan tangguh. Selain ada nama Djajus Pete yang telah almarhum, dan jadi pengarang sastra Jawa yang teramat kondhang karena surealisme dalam cerkaknya; ada nama lain yang tak kurang tangguh dan terkenalnya. Pengarang sepuh itu, bernama JFX Hoery, lahir di Pacitan tanggal 7 Agustus 1945. 

Naskah guritannya banyak di muat di berbagai media seperti panjebar Semangat, Jaya Baya, Dharma Nyata, Dharma Kandha, Djaka Lodang, Cendrawasih, Mekarsari, Kumandang, Pustaka Candra, Parikesit, Belik, dan banyak lagi.

Dia juga merupakan ketua atau dedengkotnya  Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB). Sebuah komunitas sastra Jawa yang cukup lama tetap bertahan keberadaannya. Termasuk kegiatan pentas sastra ‘Purnama Sastra’ yang diselenggarakan setiap bulan. JFX Hoery, memang motivator sastra Jawa yang ampuh tenan!. 

Beliau ini pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro, pernah mendapat hadiah sastra Rancage tahun 2004 melalui antologi geguritan “Pagelaran”. Rumahnya juga seperti Djajus Pete yang berada di desa, tidak di kota Bojonegoro; tapi di Padangan, Bojonegoro.

Beberapa kali pula geguritan JFX Hoery ikut gabung kumpulan puisi ‘Malam Sastra Surabaya’ (Malsasa) atau kumpulan guritanya Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya (PPSJS), dan karya bukunya sendiri seabrek jumlahnya. Di antaranya:” Rembulan Kasepen,” yang pada 5 Oktober 2023 mendapatkan penghargaan anugerah “Sutasoma” dari Balai Bahasa Jawa Timur, atas karya sastra daerah terbaik dari sekumpulan geguritannya.

Beberapa rekan anggota PSJB tampak ikut serta dalam penerimaan anugerah tersebut, di antaranya: Gampang Prawoto, Emi Sudarwati, dan banyak lagi. Sedang bersamaan dengan itu Herry Lamongan, atau Djuhaeri, sastrawan Lamongan, mendapatkan anugrah sebagai ‘Sastrawan Berdedikasi’ dari lembaga yang sama, Balai Bahasa Jawa Timur.

JFX Hoery memang sastrawan Jawa kawakan yang selalu memberikan motivasi pada generasi muda. Termasuk jadi dedengkot PSJB yang telah berkali-kali menerbitkan buku sastra Jawa, dan dapat anugrah penghargaan sastra. Beliau juga punya perpustakaan pribadi tentang karya-karya sastra Jawa, majalah bahasa Jawa dari tahun-tahun lawas hingga kini, dan tertata rapi di rumahnya. 

Karya sastra yang dihasilkan juga telah banyak jumlahnya; hingga tidak mengherankan jika beberapa karya belia berkali-kali jadi objek penelitian sastra, untuk bahasa skripsi sarjana. Baik mahasiswa sastra Jawa: Unesa (Surabaya), Unnes (Semarang), Universitas Sebelas Maret (Solo), dan banyak lagi. Sementara itu, perpustakaan pribadinya banyak didatangi para peneliti dalam dan luar negeri, guna data penelitian sastra. Termasuk saya, ketika pernah cari data di rumahnya di Padangan, Bojonegoro.

Selamat dan sukses atas diraihnya anugrah Sutasoma, semoga sehat selalu, dan terus berkarya! 

(Aming Aminoedhin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *