Wagub Emil Dardak: Sosok Pemimpin Muda Ideal Itu Berani, Konsisten, Peduli

waktu baca 2 menit
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak

JAKARTA-KEMPALAN: Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berbagi pandangan tentang sosok pemimpin muda yang ideal dalam Permata Bank Wealth Wisdom di Ballroom Ritz-Carlton Pacific Place, Selasa (3/10). 

Wagub Emil berbagi panggung dengan seorang pemimpin muda lainnya, Gusti Pangeran Harya Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. 

Emil menyebutkan bahwa pemimpin muda harus memiliki semangat untuk mengarahkan dan mengembangkan diri, serta mencari inovasi. Karena itu ia merangkumkannya dalam tiga kata. Yaitu berani, konsisten, peduli. 

“Di sini kuncinya adalah the humility of a leader, yang penting adalah kemampuan untuk mau mendengarkan, tapi jangan juga menjadi pemimpin yang tidak berani membuat keputusan. Leading bukan sekadar nyuruh. Tiga kuncinya adalah berani, konsisten, dan peduli,” ujarnya. 

Emil juga mengajak para pemimpin muda untuk terus melihat potensi diri dan mengembangkan apa yang dimiliki. 

Don’t focus on what you don’t have , apa yang kamu punya jadikan sebagai kelebihanmu untuk memimpin, untuk membantu sesama, untuk menginspirasi orang lain. Jangan terpaku pada apa yang kamu tidak punya dan dipunya orang lain,” katanya. 

Mantan Bupati Trenggalek ini juga mengingatkan, pemimpin muda harus selalu berinovasi untuk meningkatkan daerahnyam. Salah satunya mendorong suatu daerah dari middle income area menjadi high income area melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). 

“Jadi pemimpin muda, kita tidak boleh asal meniru cara-cara lama saja. Kalau cara lama menyatakan sesuatu ini tidak mungkin dilakukan, kita harus cari menantang diri mencari cara-cara baru. Tapi perlu diingat kita tidak boleh sotoy juga,” ungkapnya.

Di akhir, ia menyampaikan motivasi yang menerutnya relevan bagi para pemimpin muda masa kini. “Kesuksesan terjadi ketika kesempatan dan persiapan yang baik bertemu. Selama seseorang punya kemampuan, tidak ada namanya terlalu muda atau terlalu tua,” tegasnya. (Dwi Arifin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *