Demi PON, Desak Batasan Usia Dilonggarkan
SIDOARJO-KEMPALAN: Pekan Olahraga Propinsi (Porprov) VIII 2023 adalah edisi kedua binaraga dipertandingkan setelah bernaung di bawah Pengprov Persatuan Binaraga dan Fitness Indonesia (PBFI) Jatim.
Seperti diketahui, saat edisi sebelumnya (2019) binaraga bersama angkat berat dan angkat besi di bawah naungan dari Pengprov Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI).
Bertempat di Gedung Serba Guna Agrobis Lebo, Sidoarjo, Jumat (15/9), binaraga sudah mulai mempertandingkan delapan kelas. Dimulai dari kelas 60 kg, 65 kg, 70 kg, 75 kg, 75+ kg, Men’s Sport up to 170, Men’s Sport over 170, dan Men’s Athletic up to 175 kg.
Delapan kelas tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dipertandingkan di edisi sebelumnya. ’’Secara kelas sama, tapi animo kali ini lebih bagus,’’ kata Ketum PBFI Jatim Raja Siahaan.
Tidak hanya kelasnya, demikian pula jumlah pesertanya juga tetap sama: 44 atlet dari 20 kabupaten/kota di Jatim. Keterbatasan yang terjadi karena batasan usia Porprov di bawah 23 tahun.
Usia tersebut masih jauh di bawah usia emas binaragawan yang rata-rata sukses di usia antara 30 sampai 35 tahun. Karenanya Raja pun berharap pada Porprov-Porprov ke depan batasan usia atlet binaraga dapat dilonggarkan. ’’Ya maksimal 30 tahunanlah,’’ harap Raja.
Usulan itu pun mengacu dengan usia binaragawan pada Pekan Olahraga Nasional (PON). Rata-rata binaragawan yang turun di PON usianya antara 30-35 tahun. Sehingga, kalau dibandingkan dengan batasan usia 23 tahun, terlalu jauh jaraknya.
Padahal, Porprov jadi salah satu ajang untuk seleksi menuju PON. ’’Saat pada usia 23 tahun, ototnya masih berproses. Belum matang. Mau memaksa bagaimana pun, tetap belum bisa maksimal,’’ tuturnya. (YMP)