UBAYA Dampingi Petani Melon di Lamongan

waktu baca 2 menit
Tim Pendamping Petani Melon.

SURABAYA-KEMPALAN: Universitas Surabaya (UBAYA) bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Lamongan mendampingi petani melon di Desa Tunggunjagir, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) dilakukan pada mulai Juli 2023 dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mitra kegiatan ini adalah Kelompok Tani Suka Mandi, yang diketuai oleh Ibu Sri Hartati.

Awal mula identifikasi permasalah muncul dari keluhan petani melon dari Lamongan melalui diskusi di sosial media. Hal yang membuat tim dosen tertarik adalah adanya rantai pasok yang melobatkan perusahaan yang memasok buah ke supermarket. Namun demikian, pasokan melon dari petani banyak yang tidak memenuhi standar. Misalnya, kulit melon harus utuh, tanpa luka atau goresan yang besar. Melon harus memiliki bentuk yang seragam dan ukuran yang relatif konsisten.

Selama ini, petani membuat greenhouse dengan menggunakan bambu dan plastik. Pendekatan ini merupakan solusi yang murah dan ramah lingkungan untuk melindungi tanaman dari cuaca ekstrem, hama, dan penyakit. Petani juga memanfaatkan tehnik irigasi tetes. Teknologi ini adalah metode irigasi yang efisien, di mana air diberikan secara langsung ke akar tanaman melalui sistem tetes atau perlahan-lahan.

Varietas yang dipilih adalah cucumis melo var. Inthanon. Salah satu daya tarik utama Inthanon adalah rasa buah yang sangat manis, lezat, dan beraroma kuat. Melon ini mempunyai pangsa pasar tersendiri, khususnya bagi pecinta rasa buah yang khas.

Rumah Kaca dan Sistem Irigasi Tetes

Program pemberdayaan ini akan mengkaji ulang metode yang digunakan petani dalam budidaya melon. Misalnya pemanfaatan media untuk mengontrol kualitas tanah dan pemanfaatan pupuk yang optimal. Meskipun ditanam di dalam greenhouse, petani selama ini belum memanfaatkan media alias mengandalkan sepenuhnya dari lahan yang tersedia.

Tim pendamping terdiri dari Aluisius Hery Pratono dan Djuwari dari Universitas Surabaya. Rofiatun Solekha dari Universitas Muhammadiyah Lamongan. Dukungan penuh dari LPPM UBAYA melibatkan Firman Rosjadi dan Utomo sebagai tim pelaksana teknis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *