Habib Umar dan Diaspora Yaman di Indonesia

waktu baca 5 menit
Habib Umar bin Hafidz (kiri) didampingi Habib Jindan bin Novel sebagai penerjemah saat tabligh akbar di Stadion Gelora Joko Samudro Gresik, Selasa (22/8/2023). (ist)

KEMPALAN: Diaspora Arab di Indonesia, terutama keturunan Yaman, menjadi sorotan menjelang tahun politik 2024. Hal itu berkaitan dengan status Anies Baswedan yang disebut bukan orang Indonesia asli karena keturunan Arab. Banyak netizen yang tidak well-informed secara serampangan menyebut Anies sebagai keturunan Yaman, dengan banyak atribut negatif yang menempel padanya.

Argumen yang diajukan untuk menyudutkan diaspora Yaman tentu saja bersifat politis. Argumen yang diajukan bersifat sepotong-potong dengan tujuan untuk mendiskreditkan person tertentu. Salah satu yang sering diungkap adalah kondisi Yaman yang sedang dilanda konflik internal.

Masih banyak video yang beredar yang menjelek-jelekkan Yaman. Banyak di antara video itu yang menampilkan ulama—atau seseorang yang berpenampilan ulama—memberikan pidato yang berapi-api mendiskreditkan Yaman, dan kemudian berkampanye menolak calon presiden yang mempunyai garis keturunan dari Yaman.

Beberapa waktu yang lalu viral di media sosial seroang netizen di Surabaya mengunggah konten dengan menunjukkan baliho yang mendiskreditkan diaspora Yaman. Netizen itu kemudian menyebut Anies Baswedan sebagai keturunan Yaman yang punya karakteristik negatif, karena memecah belah persatuan Indonesia.

Sudah tidak terhitung berapa banyak netzen yang mendiskreditkan Yaman tanpa pengetahuan yang cukup mengenai negara itu dan hubungannya dengan diaspora dan penyebaran Islam di Indonesia. Sudah tidak terhitung pula unggahan video yang menjelaskan mengenai peran positif diaspora Yaman di Indonesia. Kendati demikian, masih saja banyak yang mendiskreditkan Yaman secara membabi buta.

Dua hari terakhir ini, Selasa dan Rabu (22-23/8) Jawa Timur mendapat kunjungan dari ulama besar asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz. Puluhan ribu orang menjubeli acara pengajian dan zikir yang diadakan di tiga lokasi, Pesantren Tebuireng Jombang, GOR Joko Samedero Gresik, dan Masjid Al-Akbar Surabaya.
Besarnya minat warga Jatim menyambut kehadiran Habib Umar menunjukkan besarnya pengaruh ulama itu di Indonesia. Di Gresik, acara diselenggarakan pukul 19 00 setelah isyak. Sejak siang hari jamaah yang antusias sudah memasuki stadion berkapasitas 25 ribu tempat duduk itu. Jalanan di sekitar GOR sudah macet sejak siang, dan mencapai puncaknya ketika menjelang malam.

Pada puncak pengajian GOR penuh sesak oleh jamaah, dan banyak yang tidak bisa masuk ke stadion. Hal yang sama juga terjadi di Pesantren Tebuireng. Antusiasme warga sangat tinggi menyambut kehadiran Habib Umar.

Habib Umar bin Hafidz, lahir pada 27 Mei 1963 di Tarim, Yaman. Ia seorang ulama yang memiliki garis keturunan khusus yang terhubung langsung ke Nabi Muhammad SAW. Ia tumbuh sebagai ulama yang teguh dalam akidah Ahlussunnah wal Jamaah.

Habib Umar dikenal sebagai pendiri pondok pesantren Darul Mustafa dan banyak sekolah Islam lainnya di Yaman. Murid-muridnya, termasuk dari Indonesia, sukses dalam berdakwah, menciptakan dampak positif seperti pendirian Majelis Rasulullah dan organisasi Muwasala. Organisasi berkembang di seluruh Indonesia sehingga nama Habib Umar sangat masyhur dan sangat dihormati.

Selain keilmuannya, Habib Umar bin Hafidz menonjol sebagai sosok filantropis yang peduli dengan berbagai persoalan sosial di seluruh dunia. Ia juga terkenal dengan perhatian tingginya terhadap murid-muridnya di seluruh dunia.

Lebih dari sekadar pendidik, Habib Umar juga peduli pada aspek sosial. Ia mendirikan Masyarakat Amal Al Rafah untuk membantu korban bencana dan masyarakat terdampak konflik di Yaman. Semua ini mencerminkan komitmen Habib Umar untuk menginspirasi umat Islam melalui pendidikan, dakwah, dan perhatian pada sesama, meninggalkan warisan berharga bagi generasi mendatang. Banyak murid beliau yang telah sukses dalam berdakwah, terutama di Indonesia, seperti Habib Mundzir Al Musawwa dan Habib Jindan bin Novel bin Jindan.

Habib Umar sangat gigih dalam mengejar ilmu agama. Ia belajar dari berbagai ulama di berbagai tempat, mulai dari Tarim dan Hadramaut hingga Mekkah dan Madinah. Guru-gurunya termasuk tokoh ulama ternama seperti Habib Muhammad bin ‘Abd-Allah al-Haddar dan al-Habib ‘Abdul Qadir bin Ahmad assegaf.

Melalui dedikasi dan kontribusinya yang besar dalam bidang agama, pendidikan, dan sosial, Habib Umar bin Hafidz telah menjadi contoh peran nyata ulama dalam kehidupan sosial. Legasi berharga yang telah Habib Umar bin Hafidz bangun akan terus memberikan manfaat bagi umat Islam di seluruh dunia.

Setidaknya ada 17 karya Habib Umar yang banyak dipelajari di Indonesia. Karya-karya ini mencakup berbagai aspek ilmu, mulai dari fiqih, aqidah, hadits, tata bahasa atau nahwu, panduan khutbah, hingga karya-karya yang berkaitan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan dzikir. Habib Umar bin Hafidz telah memberikan kontribusi besar dalam dunia keilmuan Islam melalui karya-karya tulisannya ini.

Habib Umar menjadi sosok positif yang mewakili citra diaspora Yaman di Indonesia. Kampanye negatif terhadap diaspora Yaman di Indonesia tidak mempunyai dasar argumen sejarah yang relevan. Kampanye itu hanya menjadi black campaign yang mempunyai tujuan politik praktis demi efek elektoral sesaat.

Mengangungkan status pribumi sambil mendiskreditkan imigran keturunan diaspora luar negeri adalah tindakan fasis. Indonesia adalah negara kesatuan yang bersendikan pada pluralisme bhineka tunggal ika.

Berbagai suku dan agama melebur dalam kebhinekaan. Tidak ada lagi superioritas suku tertentu atas lainnya. Tidak ada superioritas agama tertentu terhadap lainnya. Tidak ada keunggulan pribumi di atas non-pribumi. Bung Karno menegaskan bahwa Indonesia adalah satu untuk semua, dan semua untuk satu, one for all and all for one.

Pandangan yang mengunggulkan kepribumian adalah pandangan fasis yang mengancam kebhinekaan. Fasisme menjadi sebab hancurnya dunia karena perang dunia. Fasisme Jerman di bawah Hitler, fasisme Italia di bawah Mussolini, dan fasisme Jepang di bawah Hirohito adalah catatan sejarah masa lampau yang tidak boleh lagi berulang di mana pun, termasuk di Indonesia. ()

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *