KONI Jatim Waspadai Kecurangan Wasit di PON XXI 2024
SURABAYA-KEMPALAN: Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI baru akan digelar tahun 2024. Masih setahun lagi. Kendati demikian, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pesta olahraga multi event paling bergengsi di tanah air ini.
Salah satunya adalah mewaspadai kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh oknum wasit atau juri. Khususnya di cabang olahraga (cabor) tidak terukur, seperti bela diri dan senam.
“Persoalan wasit ini perlu kita waspadai. Terutama di cabang olahraga tidak terukur,” kata Ketua Umum KONI Jatim M.Nabil ketika ditemui di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (18/8) pagi.
Menurut Nabil, sebagus apapun persiapan yang dilakukan oleh seorang atlet, tidak akan ada gunanya kalau kemudian dikerjai oleh wasit.
Karena itu, selagi masih jauh, ia mengingatkan agar wasit atau juri yang diterjunkan di PON 2024 mendatang benar-benar berkualitas dan menjunjung tinggi fair play. Bahkan, menurut Nabil, persoalan wasit ini selalu ia suarakan ke pimpinan-pimpinan PB cabor.
“Ini penting. Jangan sampai latihan tiga tahun hanya dikalahkan dalam waktu lima menit saat bertanding karena faktor non teknis. Kasihan kan,” katanya, mengingatkan.
Tidak hanya atlet yang dirugikan, tapi juga pelatih, klub, cabor, dan pihak terkait. Termasuk pemerintah daerah yang telah mengeluarkan dana cukup besar untuk persiapan menghadapi PON agar bisa meraih medali.
“Kalau cabor terukur tidak ada masalah. Tapi untuk cabor tidak terukur, ini yang biasanya rawan kecurangan,” tandas Nabil.
Mengenai hasil Pra-PON/Babak Kualifikasi (BK) PON, Nabil mengaku cukup puas. Pasalnya, dari 20 cabang olahraga yang telah diikuti, Jatim berhasil tampil sebagai juara umum di delapan cabor. Meskipun ada tiga cabor tersisih atau gagal merebut tiket ke PON.
Beberapa cabor yang meraih juara umum Pra-PON/BK PON antara lain petanque. Tim petanque Jawa Timur yang mayoritas diperkuat atlet Universitas Negeri Surabaya (UNESA) berhasil mengoleksi 4 medali emas, 1 perak dan 4 perunggu pada perhelatan Pra-PON yang berlangsung di Tabanan Bali pada 8-13 Juli 2023 lalu.
Selain itu adalah cabor selam. Tim selam Jatim berhasil meraih juara umum Pra PON/BK PON setelah berhasil mengumpulkan 10 emas 7 perak 4 perunggu yang berlangsung di Jakarta, 16-23 Juli 2023.
“Kemudian ada cabor binaraga yang tampil sebagai juara umum dengan menyabet dua medali emas dan dua perak. Serta loncat indah yang membabit enam medali emas, lima perak, dan empat perunggu,” terang mantan komisioner KPU Jatim ini.
Hasil positif lainnya diraih cabor angkat besi yang tampil sebagai runner-up dengan tiga emas, dua perak dan dua perunggu. Angkat besi Jatim hanya kalah dari Jabar yang mengoleksi lima medali emas, tiga perak dan lima perunggu.
Sedang tiga cabor yang gagal merebut tiket ke PON XXI 2024, di antaranya adalah gateball.
“Dari hasil Pra-PON itu kami akan melakukan evaluasi terhadap akurasi target, mana saja yang meleset, dan yang tidak. Mana yang diperhitungkan tapi justru tidak tepat sasaran, dan yang tidak diperhitungkan justru menang. Termasuk juga bagaimana kekuatan atlet dari daerah lain,” terang Nabil.
Nabil juga mengungkapkan, KONI Jatim melalui Bapel Puslatda Jatim kini terus memantau ketat atlet-atlet Jatim yang menjalani BK PON. Pasalnya, masih banyak cabor yang belum menggelar Pra-PON/BK PON.
Seperti Pra-PON muaythai yang akan diselenggarakan di Gelora Pancasila, Surabaya pada tanggal 20 Agustus 2023. Kemudian Babak Kualifikasi (BK) PON XXI/2024 Kempo yang rencananya diselenggarakan di Graha ITS Surabaya, pada 20 – 25 Agustus 2023.
Pada evaluasi hasil BK PON nanti, lanjut Nabil, KONI Jatim berharap bisa membedah lebih rinci terkait hasil Pra-PON, sehingga diharapkan benar-benar akurat dan mengetahui siapa yang akan dipertahankan di Puslatda atau terdegradasi. Selain itu juga bisa diketahui daerah mana yang menjadi pesaing di setiap cabor.
“Saat ini kita harus mulai membedah dan mengkalkulasi potensi dengan akurat. Artinya, kita sudah harus sudah mendapat penjelasan cabor apa, nomornya apa saja, dan namanya siapa. Supaya kita sudah mendapat gambaran pasti dan akurat mengenai kekuatan dan potensi kita di PON XXI/2024 mendatang,” papar Nabil.
Dari evaluasi itu pula, Nabil berharap bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kekuatan setiap cabor secara detail, agar tak salah perhitungan saat PON nanti.
“Kita harus lebih ketat menyeleksi siapa saja yang layak masuk Puslatda. Karena kita harus mempertanggung jawabkan program ini nantinya,” ujarnya.
“Kita tidak mau asal dalam menjalankan Puslatda. Kita harus benar-benar berhitung, supaya hasil di PON 2024 nanti maksimal,” pungkas Nabil. (Dwi Arifin)