Puisi Minggu ini: Episode Waktunya Bagus Putu Parto

waktu baca 2 menit
Bagus Putu Parto (*)

KEMPALAN: Pada “waktu” kita sering menyerah. Tak berdaya atas ketakmampuan kita menyelesaikan secara teknis segala persoalan hidup.  Atau bencana, yang memaksa kita tak lagi mampu menawar, lalu berserah pada takdir yang Kuasa. Atau kadang, kepada “waktu” kita sering berharap untuk membantu kita, menguji permasalahan-per-masalahan hidup yang menghimpit kita. Maka dengan sabar kita sering menasehati diri “biar waktu yang menyelesaikan”. Artinya waktu akan bergulir dan menguji permasalahan menyelesaikan dirinya. Serta harus memilih seberapa urgenkah masalah itu kita prioritaskan. 

Puisi-puisi pendek berikut lahir karena desakan dalam bingkai waktu, yang membuat saya sering tak berdaya. Maka lahirlah rindu akan kesunyian dan harapan-harapan yang indah di hari depan. Salam sastra! 

Bagus Putu Parto – TITIK NOL

biarkan aku di sini menepi

menyendiri di titik nol

mengarungi ruang sunyi berlayar di lautan tak bertepi

biarkan aku di sini  tanpa mimpi

karena hidup menyimpan seribu misteri

yang akan ter-eja 

pada sebuah terminal persinggahan

: biar 

(Malang, 2022) 

Bagus Putu Parto – PENGEMBARAAN (YANG) TAK LAGI SUNYI

aku tengah mengembara ke negeri asing

jauh dari buih kata kata

bertualang dari kepastian angka angka

tangkap tendang 

menggiring mengoperkan 

sikut jegal, lalu 

menyarangkan ke gawang lawan

goolll !

: ah, seperti permainan sepak bola

(Surabaya, 15/01/23) 

Bagus Putu Parto – YANG MERINDU

rindu pulang ke rumah

empat bulan merantau 

ke negeri asing

bertualang di rimba angka

kami rindu kesunyian

yang menakar hidup

dari kumpulan kearifan 

seperti musim silih berganti

etape hidup musti dijalani

kembali kami bersama 

di bawah pohon rambutan

meneguk secangkir kopi

mengeja bait puisi

  : amboi 

(Blitar, 2023) 

Bagus Putu Parto – MALAM TAHUN BARU KALI INI

Untuk apa kita renungkan

Kalau sepanjang tahun langit berwarna hitam

Hidup tanpa impian

Hanya kecemasan berdetak di jantung kita

Saling mencurigai 

antar kawan – antar saudara memutus silaturahmi belaka

Hanya media sosial penawar rindu kita

: like and comment

Kehidupan berjalan seperti di dunia maya

Untuk apa kita meniup terompet malam ini

Kalau tak tersisa hari esok penuh harapan

Berputar dari km 0 ke km 0

: pret pret pret

(Blitar, 31 Desember 2020) 

Bagus Putu Parto – PULANG

bersama waktu akhirnya satu dua pulau 

terlampaui, meski sering ragu saat ada angin 

dan ombak menghantam perahu. 

emak ini aku pulang, membawa sekeranjang 

ikan tangkapan

meski esok perahu kembali berlayar 

mengarungi etape demi etape, tak berbatas 

(Blitar, lebaran 2023) 

Aming Aminoedhin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *