Yusuf Husni: Hasta Karya Asbun, Cerminan Penjilat!
SURABAYA-KEMPALAN: Penasihat Partai Golkar Jatim Yusuf Husni mengingatkan bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 sudah semakin dekat. Kurang lebih tinggal 6 bulan lagi. Karena itu, harus disiapkan secara matang dan terukur.
“Kenapa harus terukur? Karena permainan politik ini beda satu suara bisa menang, bisa kalah. Jadi, betapa pentingnya suara yang diperoleh secara pasti agar terukur secara eksak politik,” kata Yusuf Husni, Senin (7/8).
Partai Golkar (PG) sendiri sudah punya cara untuk mendapatkan target suara. Alat ukurnya adalah KIRKA. Namun, syaratnya harus punya modal suara dari hasil konsolidasi partai untuk mendapatkan jumlah suara yang diharapkan.
Target suara yang diharapkan untuk menjadi pemenang pada Pemilu 2024
adalah harus mengetahui berapa jumlah sah pemilihnya dan perolehan suara pada Pemilu 2019 sebagai modal referensi partai.
Seperti diketahui, pemenang Pemilu 2019 adalah PDIP dengan perolehan suara 27,05 juta atau setara dengan 128 kursi atau 29, 33 persen dari jumlah 139.98 juta yang diperebutkan.
Partai Golkar sendiri perolehannya 17, 23 juta suara atau setara dengan 85 kursi atau 12,1 persen.
Logika pilitiknya, untuk jadi pemenang Pemilu di
tahun 2024 perolehan suara yang harus dicapai minimal di atas 27,05 juta perolehan PDIP.
Dari data realita politik hasil Pemilu 2019 tersebut, partai politik manapun termasuk PG yang perolehannya di atas 27, 05 juta, dipastikan akan menjadi pemenang pada Pemilu 2024.
Sehubungan dengan statement politik dari ormas Hasta Karya yang diwakili Adies Kadir di hadapan Ketum AH, menyatakan siap menyumbangkan 50 juta suara untuk PG.
Artinya, PG sudah bisa dipastikan jadi pemenang di Pemilu 2024. Karena sudah melewati angka 27,05 juta suara.
Menurut Yusuf Husni, statement ini sangat berbahaya, karena memberikan harapan palsu yang kontraproduktif.
Logikanya, kata Yusuf, karena sudah punya modal 50 juta suara dan sudah dipastikan menjadi pemenang Pemilu 2024, dengan perolehan 200 kursi lebih. “Seperti pelawak politik yang tidak layak ditonton. Statement Hasta Karya itu sangat memalukan,” kata mantan anggota DPRD Jatim itu.
Menurut Yusuf, bila data tersebut memang benar, maka caleg kerjanya akan jadi ringan, lantaran hanya mencari tambahan suara kemenangan.
“Padahal yang terjadi saat ini, caleg masih dibebani tanggung
jawab mencari suara sebanyak-banyaknya.
Bahkan caleg dijadikan alat ukur untuk mendapatkan kursi,” katanya.
Lebih jauh disampaikan Yusuf, untuk menjadi pemenang yang harus dicapai adalah jumlah kursi. Setelah itu baru menentukan orangnya yang duduk di legislatif.
Bukan orangnya sebagai parameter untuk mendapatkan kursi.
“Yang bisa menentukan nasib orang hanyalah Allah SWT. Bukan Partai Golkar,” tegas pria yang akrab disapa Cak Ucup itu, mengingatkan.
Dari data yang ia sampaikan, Hasta Karya dinilai asbun, asal Ketum AH senang. Sebagai cerminan posisinya sekarang ini yang dikelilingi para penjilat yang masih bernasib baik.
“OKK DPP PG apakah sudah punya data jumlah kader dari hasil konsolidasi partai dengan Kota/Kabupaten, DPD 1 se-Indonesia. Jumlahnya sudah tercatat berapa?
Ini ada tambahan dari Hasta Karya 50 juta suara,” kata Yusuf Husni.
“Bila ingin belajar palsu-palsu datang saja ke Jatim,” sindirnya sembari tertawa sinis. (Dwi Arifin)