Tim Habito SD-SMP Nola School Surabaya Raih Penghargaan Bergengsi Internasional di Jepang

waktu baca 2 menit
Tim Habito Nola School Surabaya menerima medali perak Japan Desain Idea and Invention Expo dari President of the JDIE 2023 International Jury Augustin SEMENESCU.

SURABAYA-KEMPALAN: Siswa-siswi Nola School  berkesempatan membawa inovasi mereka mewakili Indonesia di ajang bergengsi Japan Desain Idea and Invention Expo (JDIE) yang berlangsung di  di Tokyo, 7-8 Juli 2023. Sebuah ajang internasional yang mempertemukan inovator-inovator dari seluruh dunia. Mereka  berhasil meraih Silver Award JDIE 2023 dengan inovasi benama Habito: small gagdet that build new habit for kids and elderly people. Penghargaan tersebut adalah hasil penjurian dari sekitar 350 karya dari 25 negara dengan pelbagai karya inovasi yang berbeda.

Tim Habito Nola School Surabaya menerima Special Award in Recognition of High Standing of Excellent Creativity for the Invention dari President Hongkong Student Invention Patent Program (HKSIP) yang diberikan oleh DR. Lau Sai Chong.

Selain penghargaan tersebut, siswa-siswi ini juga mendapatkan penghargaan lain: Special Award in Recognition of High Standing of Excellent Creativity for the Invention dari President Hongkong Student Invention Patent Program (HKSIP) yang diberikan oleh DR. Lau Sai Chong. Sebuah penghargaan yang menunjukkan karya anak-anak ini mempunyai nilai special di mata juri yang berasal dari Hongkong.

Tim Habito terdiri dari empat anak dengan latar belakang yang unik. Dua di antaranya, Clay Azarel Pramudya (Kelas 7) dan Alexander Petra Pujiono (Kelas 6), menghadapi tantangan dalam belajar akibat disleksia. Namun, mereka terus berjuang mengatasi kesulitan tersebut. 

Proses penjurian dalam event.

Petra, sebagai pencetus ide lahirnya Habito, justru berangkat dari perjuangan pribadinya sebagai sosok yang bergumul dengan disleksia. Ia berjuang untuk menemukan cara mengingat tugas sehari-hari lewat Habito.

Clay, yang juga bergumul dengan disleksia, menunjukkan kecintaannya dalam hal mekanik, perangkat keras, dan peralatan elektronik. Kecintaan yang menjadikannya sebagai pengembang perangkat keras di tim Habito.

Edward Roven Lie (Kelas 6) lahir prematur dengan berat hanya 1.100 gram. Sepanjang perjalanan belajarnya, ia menemukan kecintaannya pada pemrograman dan belajar secara otodidak, sampai akhirnya bertemu dengan seorang mentor yang menolongnya mengembangkan diri selama pengerjaan Habito.

Proses penjurian dalam event.

Samantha Cordelia Chajadi (Kelas 5) adalah anggota termuda di tim, satu-satunya perempuan, namun ia bekerja sama secara efektif dengan rekan-rekannya. Ia menyukai desain dan menggambar, dan memiliki kecintaan terhadap seni. Ia menjadi desainer produk Habito.

Tim Habito yang terdiri dari: Petra, Clay, Roven dan Samantha lewat keberhasilannya meraih penghargaan di even internasional JDIE 2023, menunjukkan bahwa pendidikan homeschooling lewat Nola School  dan dukungan orangtua mampu membuat mereka meraih prestasi internasional dalam usia yang masih sangat belia. (Wahyu Pramudya)

Editor: Freddy Mutiara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *